#11

33 7 5
                                    

Kamu adalah kupu-kupu yang hadir membawa dua rasa ; senang dan khawatir

_____________________________

Malam semakin larut, tapi Ayara belum pulang juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam semakin larut, tapi Ayara belum pulang juga. Itulah alasan Kavin terus mondar-mandir menunggu gadis itu kembali. Padahal, tadi ia melihat Ayara pulang lebih dulu.

"Ck, kebiasaan."

Kavin semakin risau, pasalnya ponsel gadis itu juga tidak bisa dihubungi.

Bunyi digit pin apart membuatnya menoleh ke arah pintu masuk. Ayara, akhirnya gadis itu pulang. Tapi tunggu... ada yang aneh.

"Darimana?" tanya Kavin langsung.

Ayara terlonjak kaget. "K-kak Kavin...," ujarnya lirih.

"Kok kakak belum tidur?" tanyanya basa-basi. Ayara berusaha tenang, jangan sampi Kavin curiga.

Mati aku. Harus alasan apalagi kali ini? hatinya membatin.

Kavindra perlahan mendekat. Menyentuh wajah Ayara, melihatnya dengan seksama. "Ini... kenapa?"

Apa... maksudnya?
Kok aku jadi deg-degan gini sih?!

Tunggu. Ah, gimana bisa aku lupa nutupin bekas luka sudutan ini sih?!

Ayara berusaha menghindari tatapan Kavin sebisa mungkin. Tapi sepertinya akan sia-sia. "Kali ini apa alasannya, Ayara?" tanyanya datar, jauh lebih datar dari biasanya.

"Jangan coba-coba bohongi saya. Percuma, kali ini kamu gak bisa bohong lagi," katanya begitu dingin dan tegas.

Ayara masih setia menunduk. Ia mencoba menetralkan degup jantungnya, mencoba menerka-nerka pertanyaan apa yang akan keluar selanjutnya.

"Siapa?"

Ayara mengangkat kepalanya pelan, lalu kembali menunduk. "Maksudnya kakak apa? Aku—"

"Siapa Ayara?"

Aku harus apa? Gak mungkin kalau aku jujur. Ayara berpikir keras alasan apa yang harus ia berikan kali ini.

Pikiran dan batinnya tengah berperang. Langkah apa yang harus ia lakukan jika begini. Dahinya pun ikut mengerut, membuat Kavin semakin menatapnya curiga.

"Kamu jadi bisu? Tatap mata saya," ujarnya tegas.

"Ayara," panggilnya sekali lagi.

Mau gak mau Ayara menurut, menatap sepasang mata yang menatapnya tajam dan dingin.

2190 hours with TiergartenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang