#5

35 7 10
                                    

Ralis story present ;

Ralis story present ;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

- Ayara

• • •

Gemerlap lampu kota menghiasi malam di 'kota pelajar'. Banyak kendaraan lalu lalang, menambah kesan indah di malam hari.

O5.

Ayara tengah berkutat dengan tugasnya di meja makan. Niatnya agar lebih mudah untuk nanti menyiapkan makannya.

Wajahnya begitu serius, sampai tidak sadar jika dia sudah pulang. Laki-laki itu hanya menatap Ayara dan soal miliknya secara bergantian.

"Soal gampang aja gak bisa," ujarnya dengan datar. Ayara sedikit terkejut, sontak Ayara mengalihkan fokusnya dari buku. Ia mengedipkan matanya pelan.

Kapan pulangnya deh? Kok aku gak denger

"Kaya bisa aja," sahutnya meremehkan.

Kavindra hanya tersenyum remeh pada gadis ini. "Kalo saya bisa gimana?"

"Gak akan," jawabnya.

Kavindra mengganti posisinya berdiri tepat di belakang Ayara. Ayara yang diperlakukan seperti itu menahan nafasnya, ini kali pertama ia sedekat ini dengan lawan jenis.

"Mau mati?"

"H-hah?"

Kini mata keduanya saling bertatapan. Pasalnya, saat Ayara menoleh, Kavindra juga menatapnya. Keduanya seperti menikmati momen ini. Namun Ayara lebih dulu memutuskan kontak matanya.

"Napas. Kalo gak mau mati," katanya.

"Itu muka kamu lebam-lebam semua. Kenapa?"

Ck, kenapa jadi kepo gini sih?

Kavindra merutuki dirinya sendiri.

Ayara meraba area wajahnya, gadis itu meringis tat kala rasa nyeri kembali datang. "Awshh..., gapapa kok. Tadi gak sengaja jatuh waktu di sekolah." Ayara memasang senyum palsu.

Ia hanya tidak ingin Kavindra tau, Ayara sudah terlalu banyak merepotkan laki-laki itu. Biarkan masalah di sekolah menjadi urusannya sendiri.

"Ceroboh," gumam Kavindra begitu pelan.

"Kak Kavin mau makan? Biar saya angetin dulu masakannya."

"Sendiri aja," sahutnya.

"Apanya?"

Kavindra berdecak sebal, gadis ini selalu aja lama mencerna apa yang ia katakan. Bikin darah tinggi aja.

"Angetin makanannya."

Ayara mengangguk paham. Tidak ada percakapan lagi antara keduanya, Ayara sudah kembali berkutat dengan tugasnya.

"Susah?"

2190 hours with TiergartenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang