#13

25 6 6
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Ayara POV

Aku bingung. Terkadang ada suatu waktu dimana aku merasa takut padanya, karena saat itu juga memori itu bermunculan seperti rekaman yang terus berputar.

Tapi di satu sisi, aku merasa semua seperti tidak ada apa-apa. Mungkin itu alasan aku selalu menghindar baik menatap matanya, saat akan berpapasan tanpa sengaja.

Karena aku takut... rekaman memori itu akan bermunculan tanpa diminta. Dan itu membuatku sangat tersiksa.

Tapi satu hal yang masih menjadi tanda tanya. Kenapa dia memperlakukan aku seperti ini? Mustahil jika karena alasan aku terus menghindar dia menjadi begini.

POV off

Ayara membuka matanya perlahan. Silau cahaya yang pertama kali menyapanya, nuansa putih dan... bau obat-obatan.

Tunggu... siapa yang bawa aku ke sini?

Ayara berusaha mengingat, bahkan dahinya ikut mengerut. Yang ia ingat hanya, ia pingsan terus semuanya gelap.

Saat berusaha terus mengingat, suara seseorang memecah fokusnya.

"Akhirnya lo sadar juga."

"K-kok? Jadi...," ucapannya terpotong.

"Iya, gua yang bawa lo ke sini. Karena penjaga uks tadi lagi gak ada, karena gua panik liat lo yang tiba-tiba pingsan. Jadi ya... di sinilah lo sekarang," ujar Kalendra menjelaskan.

Ayara mengganguk kecil. Gadis itu tengah bersandar menggunakan bantal. "Makasih kak... nanti biayanya aku ganti," katanya.

"Gak perlu. Lo gak perlu bayar, tenang aja."

Ayara masih setia menunduk. "Tapi tetap aja kak... aku harus bayar. Apalagi kakak udah bawa aku ke sini. Maaf aku ngerepotin kakak."

Dia... gak akan kaya temennya itu kan?

Kalendra memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Oke, kalo lo maksa. Tapi gua gak mau lo bayar pakai uang, gimana?"

Ayara mengangkat kepalanya dengan reflek. "Terus? Aku bayar pakai apa?"

"Ada pokoknya. Lo tenang aja, gua gak kaya Alaska kok. Jadi, lo gak perlu takut sama gua."

Terjawab sudah pertanyaan Ayara.

"Jadi... namanya Alaska," gumamnya pelan.

Jadi dia gak tau nama Alaska sebelumnya? pikir Kalendra.

"Eum... kalau gitu makasih banyak ya kak. Aku harus balik ke sekolah, aku permisi dulu."

"Gak usah, biar nantu lo gua absenin aja. Jadi lo bisa istirahat hari ini," katanya.

2190 hours with TiergartenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang