#4

37 7 1
                                    

Ralis story present;

Ralis story present;

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

O4.

Para murid mulai berhamburan satu per satu meninggalkan area sekolah. Bel pulang sudah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

Ayara masih membereskan barang-barangnya. Gadis itu sengaja memilih menjadi orang terakhir yang keluar kelas, ia tidak suka berdesakan.

Setelah dirasa sudah keluar semua, Ayara berdiri dari duduknya. "Eits..., enak aja lo main pulang gitu aja." tas Ayara ditarik oleh Kaila beserta kedua temannya.

Ayara dibawa ke taman sekolah yang terbengkalai. Tempat yang tidak ada cctv, dan jarang didatangi orang tentunya.

"Lepasin aku. Kamu mau apalagi sih?" tanya Ayara dengan nada kesal. Entah keberanian darimana ia bisa berkata begitu.

"Makin ngelunjak aja nih Kai," ujar Alea mengompori. Atensi Kaila kini berpindah menatap tajam Ayara.

"Budek ya kamu? Lepasin aku bilang." Ayara berusaha melepaskan cengkraman tangan Kaila pada tasnya. Sesekali ia pun berontak agar bisa terlepas.

Kaila mencengkram dagu Ayara dengan kencang. Lalu, seperti biasa, gadis berambut gelombang itu menarik rambut Ayara tanpa ampun.

"Lo!" Kaila menunjuk Ayara tepat di wajahnya. "Berani lo sama gua hah?! Mau beasiswa lo dicabut hah?!"

Bagi sebagian dari mereka, kalangam beasiswa nampak seperti barang buangan.
Mereka, memandang sebelah mata. Beasiswa, adalah kalimat yang sulit diartikan dengan kata.

Ayara menatap nyalang Kaila.

"Ngapain juga aku takut sama kamu. Anak manja, yang bisanya bully anak yang kamu anggap lemah. Tapi itu gak berlaku buat aku," katanya dengan tegas.

2190 hours with TiergartenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang