HUKUMAN

727 12 1
                                    


.
.
.
       Allana Kembali ke mansion dengan kesal, Vena terus Bertanya dan Takut Mengingat sikap Allana menjadi Begitu pendiam sejak Keluar dari ruangan Bos Nya.
Allana Berlari Masuk ke kamar dan Mengutuk dirinya, Entah kenapa ia merasakan jantung nya panas ....

Pintu terbuka, Hentakan dari Suara sepatu yang tentu saja Allana kenal, Di ambang pintu Kavin Berdiri.
Tatapan tajam Seperti Harimau Lapar, Sikap Allana Membuat nya Kesal hingga ia ikut Pulang ketika Allana berlari dari ruangan Nya.
.
.
.
      "Apa kau melihat wajah ku dengan jelas? Kau berani bicara di hadapan ku tadi.....
Dan sekarang Aku akan melihat hal itu...."

Kavin menutup pintu dan Menguncinya otomatis, Tak ada siapapun yang bisa Mendengar ataupun masuk ke kamar tersebut kecuali Kavin yang melakukan Nya.
Allana Ketakutan namun sebisa mungkin Membuat dirinya kuat.

     Kavin Mendorong Allana hingga Terduduk di sofa, Dengan Tatapan tajam Kavin Meluapkan semua emosinya.

      "Apa kau Sadar sekarang, Kau bahkan tak bisa lari dariku, biar ku beritahu bahwa kau bernafas Hanya jika aku memberi izin. Jadi jangan kan Susu yang ku minta Bahkan Seluruh kehidupan mu di bawah Kehendak ku!!!"

Suara Kavin Benar-benar jelas di telinga Allana karena jarak mereka Sangat dekat.
Kavin Mengecup Bibir Allana dengan Seketika Membuat Allana Terkejut, Ia Memberontak namun Tak bisa karena Tubuh Kavin Jauh lebih Kuat, Memukul Kavin Dengan kuat namun tentu saja Pukulan tersebut hanya terasa seperti Gelitikan bagi Kavin.

Drrrrrrtttt...... Drttttttt........

Suara handphone Berdering, Kavin menghentikan Tindakan gilanya, Allana mengambil nafas dalam-dalam, Oksigen seolah Menipis Baginya hingga membuat jantung nya Berdetak kencang.
Bibir nya terasa perih, matanya seketika Memanas ada Butiran air yang siap tumpah namun ia Sebisa mungkin menahan semua.

     "Urus semua..... Jangan ada yang tersisa!!!  Aku akan Datang Dalam setengah jam. Ketika aku sampai Jangan lewat kan Satu nafas pun!!!"

Suara Pelan Kavin namun penuh amarah, Kavin seolah Berusaha menahan suaranya agar Allana tidak mendengar padahal Allana cukup jelas mendengar Perkataan nya.

     Kavin berbalik, Menatap Allana yang masih mengatur nafas Nya, Bibir merah Itu terlihat membengkak, dan Ada Buliran darah keluar dari sela-sela Nya. Kavin Mendengus kesal, kini ia Kehilangan Semua Selera nya Untuk menghukum Allana setelah menerima telepon Itu.
Ia melempar tisu pada Allana.

     "Lap bibir mu!! "

Kavin Meninggalkan Allana yang masih terdiam.

Vena mengetuk pintu, Allana keluar.
Tanpa bertanya Vena Langsung membawa Allana Duduk di sofa dan memberi Obat.

    "Nyonya biar ku bantu....."

Vena Mengoles obat Pereda Sakit dan Obat luka pada bibir Allana yang langsung membuat Allana Terkejut, Allana menolak dan Memilih Masuk ke kamar, Vena mengejar Nya.

     "Nyonya tidak perlu Begitu,,"

Allana Menghentikan langkah nya, Namun ia Menolak jika Vena yang mengobati nya.
.
.
     Dada Allana sesak saat Melihat pantulan wajah nya di Cermin, Ia dengan susah payah Menahan perih di bibirnya ketika obat Di oles, Ia Mengutuk dirinya sendiri karena Nasib nya yang buruk.

Melepas pakaian mewah Yang menempel di tubuh nya Karena merasa semua Hanyalah Belenggu baginya.

Kaos Oblong dengan hotspants Pendek Santai Membuatnya merasa nyaman, Rambut panjang di Cepol Seadanya menampilkan Leher indah Nya. Pakaian sederhana Itu Membuat Nya Jauh lebih nyaman.

Ia keluar dari kamar Vena menunggu nya dengan setia, Menatap penampilan Allana Vena menjadi Sedikit tercengang, Namun ia bisa apa karena Allana terlihat begitu nyaman seperti itu.
Allana bertanya pada Vena Apa seluruh waktunya Hanya tersisa untuk menjaga Nya.
Vena tersenyum dengan Sopan menjawab bahwa Tugas nya Memang seperti Itu di berikan Kavin, Allana Mendengus kesal.

SELEMBUT GORESAN CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang