...
...
Allana Berjalan dengan tertatih, Kavin dengan sabar menuntun nya ke mejah makan."Sudahlah kau mungkin lelah, Aku bisa sendiri Kavin"
"Maafkan Aku karena belakangan sering pulang terlambat, ada banyak hal yang belum selesai di kantor, Sayang"
Ujar Kavin penuh penyesalan. Allana hanya diam, Sejak kepulangan dari rumah sakit Allana yang biasanya ceria berubah menjadi pendiam, bahkan ia sering Melamun. Di tambah kadang sikap nya tidak menentu.
Membuat Kavin harus ekstra bersabar lagi.
Luka oprasi Masih membekas menyisakan sakit mendalam hingga hampir membuat seluruh darah berhenti, itulah gambaran Perasaan Allana. Ia sangat sedih atas kehilangan bayi. Bahkan ia Menyalahkan dirinya sendiri.Menatap Layar televisi, mata beku seakan menikmati tampilan layar padahal pikiran jauh melayang entah ke mana. Kavin Mendekati, menyandarkan kepalanya berusaha mengusik fokus itu.
"Kita mulai dari awal Lagi. Istriku...... Maafkan aku Karena semua yang terjadi itu merupakan akibat kelalaian ku"
"Aku Tidak suka melihat mu dekat dengan. Dia"
Kavin sedikit terkejut. Menatap wajah Allana yang terlihat serius.
"Aku tidak Menyukai kedekatan mu dengan Anna. Aku tidak suka"
"Kenapa? Ada apa Sayang hemm??"
"Sejak di rumah sakit dia terus mendekati mu, Aku tidak perduli dia ingin apa terhadap mu namun Aku tidak percaya padanya"
Allana meninggalkan Kavin yang masih bengong. Bingung dan bertanya-tanya membelenggu. Kenapa Allana bicara begitu terhadap Nya terlebih membahas soal kedekatan dengan Anna. Kavin Menghela nafas panjang dan berat, ia mengerti bahwa Istrinya tersebut cemburu, mengingat Beberapa waktu belakangan memang benar antara dirinya dan Anna lebih sering bersama. Karena ada sebuah proyek kerja bersama.
Kavin membelai pucuk kepala Allana yang kini sudah terlelap. Mencoba mengeratkan dekapan Nya memejamkan mata. Ia merindukan sikap manja istrinya tersebut dan tentu sejak kejadian itu Ia bahkan tidak berani melakukan apapun pada Allana terlebih dokter mengatakan bahwa Allana harus istirahat Total, tidak boleh capek dan tidak boleh banyak pikiran.
Derrrrrretttt
Suara notifikasi handphone. Mata Kavin kembali terbuka.
"*Kavin Aku mengganggu mu malam-malam, tapi aku harus mengatakan ini. Aku dalam masalah sekarang, beberapa orang telah memeras hingga aku kehilangan uang untuk kontrak itu*"
Kavin bangkit. Mendengus kasar, bergegas turun dari ranjang. Allana yang belum tidur perlahan membuka matanya, menyaksikan Kavin yang terlihat kesal.
.
.
.
Vena datang setelah menerima pesan dari Allana.
Allana dengan menahan perut nya yang masih sakit berusaha membuka ruang Kerja suami Nya."Vena kau benar. Apa yang kau katakan waktu itu memang benar adanya... Dia tidak bisa kita biarkan begitu saja, ada niat tersembunyi di balik semua kejadian itu"
Entah sejak kapan Allana membenarkan bahwa ada sesuatu yang aneh. Vena menjelaskan bahwa Kedatangan Anna dengan tiba-tiba seolah telah di rencanakan. Pertama Saat Anna datang untuk penebusan dosa. Dan menjalin hubungan kerjasama. Tidak lama setelah itu di lanjutkan datangnya Max.
Allana mencoba untuk memberitahu Kavin namun Kavin hanya tidak begitu menanggapi nya, malah sebaliknya ia menganggap bahwa Allana Tengah berkabung atas kehilangan bayi. Beruntung ada Vena yang dengan ahli nya mencoba untuk memberi keyakinan penuh pada Allana tentang semua kejanggalan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SELEMBUT GORESAN CINTA (END)
AdventureEND!! "Kau lambat sekali berjalan Allana, seperti siput saja!!" Teriak Kavin "Ini sangat. Berat Tuan!!" Cicit Allana masih kesulitan. "Lepas saja gaun Itu dasar gadis bodoh;!" Allana tersontak, apa Kavin sudah gila menyuruhnya melepas gaun di ruang...