TEBUSAN....

327 9 1
                                    

.
.
.
Allana mengurung diri Dalam kamar, Sejak Mendengar kebenaran yang Kavin ungkap kan, Ia menyesali semua yang telah terjadi, Ternyata dunia nya hanya berputar di satu poros yang entah kapan ada ujung Nya.

Meratapi Mengingat kembali kebersamaan bersama sang Ayah yang membuat Allana terpukul selama bertahun-tahun. Ia harus banting tulang untuk bertahan hidup, hingga sekarang apa yang Ayah nya impikan terwujud, Ternyata Dari Allana berusia 15 tahun sang Ayah Sudah memberikan amanah pada Kavin untuk Menjaganya.

"Allanaaa.... Aku mohon buka lah pintu nya sayang"

Suara pelan dari balik pintu terdengar oleh Allana, Itu suara Kavin yang sejak tadi terus memohon di depan pintu.

"Allana.... Istriku, Biar ku jelaskan lagi"

Allana Menyeka Air mata yang terus mengalir di pipi nya, matanya memerah karena Sejak tadi terus menangis.

Allana membuka pintu, Kavin langsung memeluk nya erat.

"Percayalah, Aku tidak berbohong. Aku mohon kali ini kau harus paham bahwa Aku tidak akan menutupi hal apapun dari mu, ini lah kenyataan Nya"

Allana makin terisak, Tangisan nya pecah hingga Kavin dengan jelas merasakan tubuh kecil Allana bergetar hebat.

"Kavin..... Aku telah salah menilai mu, Aku takut kau yang arogan, Aku takut kau seorang pembunuh, Aku takut kau Seorang penjahat, Aku tidak bisa hidup dengan mu tapi..... Tapi kau berhasil membuat ku tak berdaya untuk ke sekian kali Nya"

Allana tertunduk, membuat Kavin kembali memeluk Nya.

Keduanya larut dalam tangisan.
.
.
.
Vena duduk di samping Allana yang Sibuk merapikan mejah ruang keluarga yang berantakan, kertas berserakan serta makanan ringan memenuhi sopa.

"Ku harap tuan tidak terus memberi kebebasan seperti ini pada mu Nyonya."

Ujar Vena membuat Allana menghentikan gerak tangan Nya.

"Memangnya kenapa?"

Ujar Allana penasaran. Vena menghempas nafas panjang lalu ikut membantu.

"Makanan ringan seperti ini tidak ada dalam kisah hidup Bos Kavin, tapi hari ini Nyonya mengajak nya makan semua dan dia tanpa menolak hanya menuruti nya"

Allana tersenyum.

"Lain kali kita buat tuan mu itu makan pedas"

Ujar Allana langsung mendapat tawa dari Vena kejahilan muncul tiba-tiba.

"Nyonya Harus Mengatur sendiri pola makan karena tidak mungkin aku mengawasi mu setiap detik, Nyonya harus ingat kalau nyonya sekarang tidak sendiri, ada kehidupan kedua di dalam perut Nyonya"

Ujar Vena langsung mendapatkan anggukan mengerti dari Allana.

Di lain sisi, Pria tampan idaman Setiap kaum wanita yang memandang tengah Berbelanja di sebuah Toko buah-buahan, Kavin yaaa itu dia, hahahah dia terpaksa Belanja sendiri memenuhi permintaan Allana yang Mulai aneh, meeting batal, Ia mengosongkan semua jadwal demi Memenuhi permintaan Gadis kecil yang tengah Hamil muda di istana kebanggaan Nya.

"Bos, Sebenarnya Nyonya mau Makan buah apa sampai Bos yang harus belanja.
Bukankah di rumah Semua buah-buahan ada"

Ujar Lex membuat Kavin menghentikan langkah nya.

"Entahlah, Yang pasti Sekarang kau Ambil semua buah di toko ini, selebihnya terserah, kita bawa semua jenis buah-buahan untuk di bawa Ke rumah"

Ujar Kavin begitu santai langsung membuat Lex berdecak payah.

"Dasar sudah gila. Dia kira mau buka toko buah di rumah apa..." Lex menggerutu.

"Aku masih mendengar nya Lex"

Ujar Kavin membuat Lex langsung menjauh.
.
.
Allana terdiam kaku, saat tumpukan berbagai jenis buah Memenuhi meja Makan.
Lex menghempas nafas lega keringat nya bercucuran.

"Dasar pria gila, dia ingin membuka toko buah sekarang"

"Apa ini semua Lex, kenapa banyak sekali?"

"Nyonya tidak perlu bertanya padaku, karena Aku hanya menjalankan perintah, ku rasa bos sudah mulai kehilangan akal sehat sekarang, dia tidak tahu harus membeli apa jadi Melakukan semua ini dengan bodoh"

"Lex aku mendengar semua, apa Sekarang pekerjaan mu menggosip hah? "

Lex pergi meninggalkan tempat tersebut, menyisakan wajah Allana yang bengong.

"Apa ini kejutan ke sekian kali nya?"

Pertanyaan Allana berhasil membuat pipi Kavin bersemu, ini kali pertama ia merasa terlihat bodoh di depan istrinya.

Allana tersenyum, mengecup pipi Kavin sekilas seraya berbisik

"Terimakasih"

SELEMBUT GORESAN CINTA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang