❄️❄️❄️
Adhisti yang tengah duduk menunggu di kamar langsung diajak keluar setelah Raka selesai mengucapkan ijab qabul, Umi Dahlia di sisi kanan serta Bunda Maya di sisi kirinya. Adhisti berjalan dengan anggun menuruni tangga, pandangan Raka dan Adhisti bertemu hawa panas langsung menyerang wajah Raka. Ia memang sama sekali belum bertemu dengan Adhisti, Raka bangkit bermaksud menjemput Adhisti yang sudah ada diujung tangga.
"Masya Allah," Raka bergumam lirik ia langsung menundukan pandangannya, akan tetapi ia langsung teringat jika sekarang Adhisti halal baginya dan tunggu ada yang berbeda dari penampilan Adhisti, Raka sekali lagi mengangkat kepalanya ingin memastikan bahwa ia tidak sedang berhalusinasi melihat Adhisti mengenakan hijab.
Ya, Adhisti hari ini memakai pakaian yang Raka belikan lengkap dengan hijabnya, Adhisti sudah berjanji pada dirinya sendiri ketika dirinya telah menyandang status sebagai seorang istri dari Caraka Nararya ia akan mengenakan hijab tanpa melepaskannya lagi.
Adhisti berdiri di samping Raka dengan wajah yang terus menunduk, menahan malu dan gugup.
"Sekarang kalian sudah sah menjadi suami istri. Silahkan jika kedua mempelai ingin memasang cincin pernikahan, dan bisa di lanjut dengan Neng Adhisti yang mencium tangan suaminya."
"Hah, cium?" pekik Raka.
Pekikan sang mempelai pria membuat semua orang di ruangan itu menahan tawanya, Rendy langsung memukul keningnya sendiri dan beristighfar melihat kelakuan sahabatnya yang terlalu polos atau bagaimana. Sungguh Raka membuat Rendy malu, apa kata dunia jika sahabat sang cassanova memiliki kelakuan begini.
Delia mendekat, ia menyodorkan sepasang cincin perak yang secara khusus dipesankan oleh Rendy itu kepada sang kakak.
"Bolehkah saya memegang tanganmu, Adhisti?" izin Raka.
Setelah mendapat persetujuan Adhisti dengan gerakan perlahan Raka meraih dan memasukkan cincin itu ke jari manis sang istri yang tampak hiasan putih berkelip. Digantikan oleh Adhisti yang memasukkan cincin ke jari manis Raka meski sedikit kesusahan karena terlalu kecil, tetapi cincin itu tetap bisa melingkar di jari Raka.
Raka berjanji akan membuat perhitungan dengan Rendy karena berani-beraninya si bule itu memberinya cincin kekecilan seperti ini, tunggu saja nanti.
Adhisti meraih jemari Raka lalu menunduk hendak mencium punggung tangannya, perasaan gugup langsung menyerang Raka. Baru kali ini dia memegang tangan wanita selain umi dan adiknya, Raka memegang kedua pipi Adhisti dengan lembut lalu ia melantunkan untaian doa-doa di atas kepala sang istri.
"Assalamualaikum ya Habibatie, semoga kamu bisa menemaniku sampai Jannah-Nya. Anna uhibbuki ya Habibatie," bisik Raka di telinga kanan Adhisti lalu di akhiri dengan sebuah kecupan di kening wanitanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tisyabina Adhisti || Kim Jisoo - Kim Mingyu || TERBIT
Romansa"Apa aku bisa menjadi seperti Sayyidah Fatimah untuk seseorang?" "Kamu tidak perlu menjadi Sayyidah Fatimah hanya untuk mendapatkan seseorang, karena di jaman sekarang tidak ada orang yang seperti Sayidina Ali bin Abi Thalib. Cukup menjadi dirimu se...