Ephemeral berlaku bagi semesta ciptaan tuhan, begitu juga bagi gadis berjiwa indah itu.Dia hanya lah hujan di tengah musim kemarau yang datang nya di damba, namun hadirnya kerap di anggap tak ada.
Nathalie Abigail Putri Gavriel.
Gadis dengan Sejuta Luka dan Nestapa. Membangun rumah untuk sekeliling nya, meskipun dirinya tak memiliki rumah tempat berkeluh kesah.
Dia yang Ephemeral, namun memiliki kisah yang Eternal.
***"Harus pinter dulu, ya? Biar di sayang Mama, Papa."
"Natha mau masuk Boarding School aja boleh nggak, Pah?"
"Kenapa? Mau ikut ikutan temen kamu? kalau mau ikut ikutan mending gak usah! Nanti kamu malah main main disana, jadi lupa sama belajar."
"Natha cuma mau ikut kelas seni musik nya, Pah. Itu yang buat Natha tertarik."
"Tapi itu bukan tujuan Papa menyekolahkan kamu, Natha. Papa mau kamu pinter di bidang akademik, bukan Seni."
"Mau jadi apa kamu nanti? Mau jadi Seniman? Gak ada gunanya!"
"Jangan bikin malu keluarga! Kamu itu Putri dari Keluarga Gavriel. Kamu harus jadi orang hebat."
"Itu nggak ada gunanya, Natha. Lebih baik kamu sibukkan diri kamu dengan belajar. Biar pinter dan bisa kayak Abang mu atau Kak Winda. Dia hebat, bisa dapet beasiswa karena kepintarannya."
"Kamu sama seperti hobby mu itu, gak berguna!"
"Maaf... Natha gak bisa bikin Mama dan Papa bangga."
***
"Bang. Lo tuh bisa gak, sehari aja gak gerecokin hidup gue?"
"Enggak! karena hidup Lo adalah hidup gue juga."
"Kalo gue mati, Lo mati juga gitu?"
"Gak mungkin lah, gue ninggalin Lo sendirian."
"Lo aja yang pegang kuncinya, Nath. Siapa tau lo butuh, kan elo yang kepo banget sama ni rumah?"
"Kalian berharap apa dari keluarga gue?"
***
"Natha... Lo megang bolpoin aja jatoh-jatohan. Gimana mau megang hati gue?"
"Gue selalu disini, Natha. Lo bisa pegangan ke gue kalo Lo ga kuat berdiri sendiri. Gue gak akan keberatan."
"Gue gak peduli, Nath. Mau Lo Ephemeral atau Eternal gue gak peduli, karena yang gue mau cuma elo, Nathalie."
"Itu gue, Nath. Gue yang selalu ada di samping Lo, sama hal nya rembulan yang selalu berada di sekitar bintang."
"Hujannya bentar lagi berhenti, Nath. Bakal ada pelangi di ujungnya. Lo mau liat, kan? Ayo gue temenin, tapi bangun dulu, ya?"
***
"Bagaimana keadaan mu, Nayanika Arendaratu?"
"Apa kamu merindukan kedua orang tua mu, Naya?"
"Naya bahkan belum sempat peluk Ayah waktu itu, Yah...."
"Naya bangga bisa lahir dari kedua orang yang hebat dan tangguh seperti Ayah dan Bunda."
"Naya sakit, bunda... Naya udah gak kuat. Tolong jemput Naya Ayah... Bunda..."
***
"Maafkan saya, Tuhan...."
"Kau pikir Elite negara ini akan diam saja mengetahui rahasianya terbongkar oleh anak-anak ingusan seperti kalian?"
"BIADAB KALIAN SEMUA! GUE BERSUMPAH ATAS APA YANG TERJADI HARI INI, KALIAN AKAN MENERIMA GANJARANNYA DI AKHIR KEHIDUPAN KALIAN NANTI!"
"SIAPAPUN YANG BERADA DI BALIK INI SEMUA, DIA AKAN DI HUKUM BERAT OLEH HAKIM SEMESTA YANG PALING ADIL. DI PENGADILAN AKHIRAT, KALIAN AKAN MENERIMA BALASAN ATAS DOSA-DOSA KALIAN!"
"Maaf, Natha... Gue gak bisa bantu Bang Rafa."
"Maafin gue, Bang."
"Tuhan.... Hamba ikhlas. Hamba Rela."
"Ambilah... ambilah saya."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓
РазноеEphemeral berlaku bagi semesta ciptaan Tuhan. Begitu juga bagi gadis berjiwa indah itu. Dia hanyalah hujan di tengah musim kemarau yang datang nya di damba, namun hadirnya kerap di anggap tak ada. Nathalie Putri Gavriel. "Jen... gue pengen jadi bint...