Bagi sebagian orang, hidup adalah persaingan memenuhi ambisi dan ego dalam mencukupi kebutuhan untuk bertahan di dunia yang fana ini, tapi bagi Natha, hidup ada bagaimana cara kita mensyukuri dan menikmati setiap hela nafas serta denyut nadi yang di titipkan tuhan pada kita.Satu satunya cara mensyukuri itu adalah dengan mengikuti kata hati, menerima segala anugerah yang diberikan tuhan baik berupa bakat, rezeki maupun pontensi yang di miliki.
Dengan begitu makhluk akan mensyukuri hidup yang di berikan tuhan, karena berjalan sesuai dengan apa yang dia senangi dan dia miliki. Tanpa ambisi untuk mendapatkan sesuatu yang bukan milik nya, hingga rela melakukan sesuatu yang di murkai tuhan untuk mendapatkan keduniawian tersebut.
Natha senang hanya dengan melihat senyum di setiap wajah puas para penonton yang menyaksikan setiap penampilan nya. Sesederhana itu, Natha merasa di apresiasi hanya dengan senyuman bahagia dari penonton dan para fans.
Terlepas dari gaji yang dia dapat sehabis perform. Kepuasan Natha hanya sebatas bisa menjadikan bakat yang di anugerahkan tuhan ini, sebagai pelipur hati orang lain agar hilang lara dan duka mereka.
Gadis itu turun dari panggung dengan senyuman cerah di wajahnya, rasa puas dan bangga terhadap diri sendiri selalu Natha rasakan setiap selesai menampilkan penampilan terbaiknya, seperti saat ini.
"Nathalie, Marko, Olivia, Yuna. Luar biasa sekali penampilan kalian, Bravo... Bravo..." puji Tuan Director dari Para Talent Sevaros itu setelah mereka selesai Perform.
Tuan Director memang tidak pernah absen memuji penampilan para talent nya setelah selesai tampil, bahkan saat latihan atau rekaman. Dia selalu memberikan apresiasi dan saran saran yang baik untuk para talent.
"Thank you Mr. San," ucap Natha dengan senyuman di wajahnya.
Mr. San Karelio tersenyum hangat menatap mereka satu persatu dengan bangga. "Setelah ini kita party dulu kali, ya?"
"Setuju, Pak. Udah lama gak party," sahut Kak Elin dengan bersemangat sembari merangkul teman-temannya. "Gimana guys?"
"Yeah, why not? We gotta have fun right?" sahut Marko dengan aksen bule nya yang kental.
Mr San mengangguk lalu menoleh ke arah Natha dan merangkul gadis itu. "Gimana, Nathalie?"
Natha tersikap lantas menoleh pada Mr. San sambil mengukir senyuman simpul. "Sorry, Mr. San... tapi saya gak bisa ikut kali ini"
Mr. San mengerjap beberapa kali, tapi kemudian dia mengangguk paham dan tersenyum kecil pada gadis itu. "Your daddy, right?"
Natha mengangguk membenarkan. Ya, hampir satu agensi juga tau kendala Natha memang restu dari orang tuanya, dan mereka sudah paham akan itu. Jadi mereka selalu memberi keringanan, karena Natha adalah talent yang berharga tentunya. Mereka terlalu sayang pada Natha, sayang untuk melepaskan gadis itu karena Natha memiliki daya tarik serta peran besar dalam agensi mereka.
"It's okay, Nath. Kamu bisa join next time," ucap pria itu menenangkan.
"Thank you, Mr. San," ucap Natha seraya mengangguk sopan.
Setelah itu Tuan Director berlalu, dan para talent pun di persilahkan menuju ruang ganti untuk pulang. Sebelum berganti pakaian Natha menyempatkan membuka handphonenya, dan melihat ada banyak sekali notifikasi dari akun sosial media yang mention akun Natha dan dengan video video performance.
Selain itu ada hal lain lagi yang menarik perhatian Natha. Sebuah notifikasi chat dari grup keluarga yang tumben tumbennya ramai sekali. Nama Natha pun di seret serta dalam obrolan chat itu, seperti nya topik pembicaraan itu memang dirinya. Karena kepo, Natha pun segera membuka grup nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓
RandomEphemeral berlaku bagi semesta ciptaan Tuhan. Begitu juga bagi gadis berjiwa indah itu. Dia hanyalah hujan di tengah musim kemarau yang datang nya di damba, namun hadirnya kerap di anggap tak ada. Nathalie Putri Gavriel. "Jen... gue pengen jadi bint...