"Morning all," sapa Natha begitu sampai di meja makan. Dia sudah siap dengan seragam sekolah lengkap dengan tas ransel hitam kombinasi maroon kesayangannya.Tak lupa senyuman manis di bibir tipis, serta mata nya yang memancarkan binar cerah mengalahkan cerahnya mentari pagi ini. Bisa di tebak mood anak itu sekarang sudah membaik.
"Hey... morning princess," balas Sang Papa menyambut kedatangan anak bungsu mereka.
"Morning, adikku sayang. Intan payung nya Papa yang masih bobo sama Papa," ledek Rafa dengan senyuman menyebalkan seperti biasa, membuat Natha menatap jengah pada Sang Abang.
Di samping Rafa sudah ada Winda yang duduk di kursi yang biasa Natha tempati. Lagi dan lagi, tempatnya di gusur oleh orang itu dan lagi-lagi Natha hanya bisa diam dengan sorot mata tabah.
"Sini Nak. Duduk di samping Mama aja," ujar Sang Mama seraya menarik kursi di sampingnya untuk Natha duduk.
Natha tersenyum manis, lalu berjalan memutar ke samping Reva dan duduk tenang disana.
Reva tersenyum menatap si bungsu itu. Masih ada rasa bersalah dalam hati nya atas kejadian tadi malam, karena itu Reva membuat sesuatu yang spesial untuk Natha pagi ini.
"Sayang... Mama bikin sesuatu untuk kamu," ucap Wanita itu seraya mengambil sebuah piring yang di tutupi oleh tudung saji kecil berbahan stainless dan meletakkannya di hadapan Natha.
Natha menatap piring yang di berikan Sang Mama dengan alis bertaut lalu beralih wanita disampingnya. "Apa ini, Mah?"
"Buka aja," ucap Reva.
Merasa penasaran, Natha pun segera membuka tudung saji itu. Mata gadis itu berbinar begitu melihat isinya. Souffle Pancake favorite Natha dengan siraman saus tiramisu di atasnya.
"Mama bikinin Pancake topping tiramisu spesial untuk Princess Mama," sambung Reva menatap wajah anaknya yang berbinar bahagia.
Anak itu tersenyum senang menoleh pada mama nya dengan tatapan penuh makna. "Thank you, Ma. Natha suka."
Sang kepala keluarga terkekeh kecil. "Belum juga di coba kok udah bilang suka sih?"
Natha pun ikut tertawa sambil melemparkan pandangan pada sang papa. "Natha suka apapun yang di kasih sama Mama dan Papa."
Mama, Papa, Abang dan Winda tersenyum mendengar penuturan Natha. Setelah itu mereka pun lanjut sarapan sambil sesekali berbincang-bincang dan bercanda. Aldarren dan Reva fokus menghibur Natha, mengingat kejadian tadi malam yang cukup menyakiti hati Putri Bungsu mereka.
Hingga beberapa menit kemudian semuanya selesai sarapan, dan bersiap memulai aktivitas masing-masing.
Natha melirik Apple watch yang melingkar lengan kanannya, lalu meneguk susu coklat hingga habis. "Mah, Pah. Natha pergi sekolah dulu ya?"
"Kamu bawa motor lagi?" tanya Mama.
"Iya, Mah. Biar gak ngerepotin Papa sama Abang lagi," sahut Natha sembari menyandang ranselnya.
Rafa berdeham kecil. "Kan bisa sama Jeno?"
"Jeno siapa?" tanya Winda penasaran.
"Cowoknya Natha," jawab Rafa dengan asal.
Mendengar itu Natha langsung mendelik ke arah Rafa, lalu melirik sekilas pada Papa nya yang masih memasang raut tenang. Rasa gugup tiba-tiba menyerang lagi. Rafa ini benar-benar sialan, dia bisa saja merusak pagi Natha yang seharusnya ceria ini.
"Sotoy lu! Siapa juga yang pacaran?!" sanggah Si bungsu menatap Abang nya datar, lalu berdiri dan menyalami Mama nya.
"Obat nya jangan lupa, ya?" pesan Reva pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓
DiversosEphemeral berlaku bagi semesta ciptaan Tuhan. Begitu juga bagi gadis berjiwa indah itu. Dia hanyalah hujan di tengah musim kemarau yang datang nya di damba, namun hadirnya kerap di anggap tak ada. Nathalie Putri Gavriel. "Jen... gue pengen jadi bint...