CHAPTER 30 : NAYANIKA ARENDARATU

65 6 0
                                    


10 Desember 2008

"NARAAA...."

"YOHAN....."

"Lepaskan istri saya! Saya bunuh kalian semua!" Yohan memberontak dalam cekalan aparat kepolisian itu.

Melihat istrinya di bekuk dan di todong dengan pistol membuat Yohan murka, seharusnya orang-orang ini tidak menyentuh Nara. Mereka mengincar Yohan maka ambillah Yohan saja. Jangan Nara nya.

"Serahkan diri kamu dan berlutut di hadapan pejabat tinggi negara!" titah Komandan kesatuan.

"JANGAN, YOHAN!!" Nara berteriak kencang memberi peringatan pada suaminya.

Dia sungguh tidak rela jika Yohan berlutut memohon ampun pada pejabat keji yang haus akan kekuasaan dan gila hormat.

"DIAM KAU, JALANG SIALAN!"

BUGKH

Polisi yang menahan Nara memukul kepala wanita itu dengan popor senjata. Yohan semakin murka dan memberontak bahkan menyerang aparat itu secara membabi-buta.

"KALIAN BAJINGAN GILA!!!"

DORRR!!!

DORRR!!!

Dua tembakan di lepaskan dan mengenai dada pria tersebut hingga darah segar mengucur dari sana, membasahi kemeja putih yang dia gunakan hingga berubah warna menjadi merah.

"YOHAAAANN!"

"BANGSAT KALIAN!"

Seolah di rasuki oleh Angkara murka. Nara melayangkan sikunya pada anggota polisi yang menahan dirinya dari belakang, kemudian menendang kelemahan lelaki tersebut sekuat tenaga. Dia merebut senjata di tangan polisi tersebut, lalu menembak ke arah Komandan kesatuan yang menembak Yohan tadi.

DORR!!!

DORRR!!!

Tembakan Nara mengenai perut Sang Komandan kesatuan, tapi....

DORRR!!!

DOORR!!!

DORRR!!!

Tiga peluru menerjang tubuh wanita itu dari belakang, tepat mengenai punggung kiri, perut dan kepala bagian belakang. Saat itu juga Nara Langsung tumbang ke jalan raya dengan darah segar mengalir dari hidung, mulut dan telinga sang wanita.

Yohan mengerang keras menahan sakit di sekujur tubuh. Menyuarakan rasa sakit hati melihat istrinya di berondong peluru di depan matanya sendiri. "Nara...." Dengan sisa sisa tenaga nya Yohan bergerak merangkak menghampiri Sang istri.

Nara menoleh pada Yohan yang menghampiri nya sambil berlinang air mata. Tangan kiri nya berhasil di raih oleh Yohan hingga telapak tangan mereka saling bertaut.

"Aku tidak akan melepaskan mu, sayang. Kita pergi sama sama ya, istriku?" bisik Yohan sambil merebahkan tubuhnya di samping Nara.

Nara pun tersenyum sendu membalas genggaman tangan suaminya seerat yang dia bisa.

Keduanya sama-sama merasakan sakit luar biasa mendera raga, seolah di tebas oleh ratusan pedang. Tubuh itu menggeliat di atas aspal yang kini banjir darah. Dengan mata sayu mereka saling bertukar tatap lalu tersenyum.

Lepaslah jiwa dari raga penuh luka dan terbang sama-sama menuju Nirwana, meninggalkan dunia yang begitu kejam pada takdir cinta mereka. Sayang nya sepasang suami istri itu lupa bahwa ada peri kecil yang menanti kepulangan mereka, tapi mereka malah pulang menghadap pada sang esa dengan lenggana.

EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang