CHAPTER 6 : PIKNIK NESTAPA

57 8 0
                                    

Akhir pekan biasa di manfaatkan orang-orang sebagai hari bermalas-malasan. Setelah enam hari bekerja tiada henti, maka di hari Minggu mereka akan melakukan pembalasan dengan beristirahat sepanjang hari.

Berbeda dengan Nathalie. Dia justru lebih aktif dan produktif di hari libur begini. Pagi-pagi dia sudah keluar rumah untuk berolahraga, dan jam sepuluh nanti  dia sudah ada jadwal latihan juga.

Natha bangun subuh untuk melaksanakan sholat, lalu lanjut melakukan rutinitas setiap weekend nya yaitu joging keliling komplek.  Biasanya Natha joging berdua dengan Rafa, tapi tadi subuh dia temukan Rafa masih tidur pulas. Sang adik tidak tega membangunkan Abang nya, karena tau Rafa pasti kelelahan setelah melakukan banyak kesiapan untuk proker nya.

Gadis itu memutuskan joging sendirian. Tidak jauh, hanya keliling komplek perumahan saja. Natha juga melakukan beberapa work out di taman, setelah nya baru beristirahat dan pulang ke rumah.

"Hai, Nath..." sapa seorang gadis muda dalam balutan kemeja denim dan rok senada.

Natha terkejut begitu memasuki ruang tengah melihat Winda sudah duduk manis disana sambil berbincang dengan mama nya. Seperti nya mereka tengah membincangkan tentang butik.

"Oh... -Hai, Kak!" balas Natha dengan senyuman terbaik nya.

"Dari mana?" tanya Winda berbasa-basi.

"Biasa, Kak. Abis joging." Natha menarik handuk di leher nya dengan kedua tangan.

"Kamu gak sama Abang mu, Nath?" tanya Reva melihat anak itu seorang diri, biasanya selalu bersama dengan Rafa.

"Nggak, Ma. Abang tadi masih tidur. Natha gak tega bangunin nya kaya nya cape banget," jawab Natha.

"Oh... iya. Dia pasti cape abis nyiapin proyek nya," ujar Reva pula.

Natha mengangguk samar, lalu menatap Winda dengan canggung.

"Hmm... Kak, Ma. Natha ke atas dulu, ya? mau mandi andi. Gak enak nih keringetan bau," ucap Natha sambil tertawa canggung di akhir nya.

Winda dan Reva pun ikut tertawa mendengar celotehan anak itu.

"Yaudah,  mandi sana!" titah Reva menatap anaknya sambil tersenyum maklum. "Tapi nanti sebelum jam sembilan siap siap, ya? kita mau pergi."

Natha mengernyit menatap mamanya. "Pergi kemana?"

"Piknik," jawab Reva sambil menyesap teh manis hangat nya.

Natha cukup terkejut dengan jawaban itu. Pasal nya mereka sudah tidak pernah piknik secara tiba-tiba seperti ini. "Kok tiba tiba?"

Reva melemparkan pandangan pada Winda yang tersenyum disampingnya. "Ide nya Kak Winda, nih. Kata nya kebetulan di taman safari lagi rame, banyak stand jajanan jadi mama tertarik deh."

Natha menghela nafas panjang seraya menundukkan kepala, menatap ujung sofa yang di duduki mama nya. Sepertinya dia dalam kesulitan.

Winda menyadari perubahan ekspresi gadis itu pun bertanya. "Kamu udah ada janji ya, Dek?"

Natha menatap kekasih Abang nya itu dengan mata teduh, lantas mengangguk.

"Cancel dulu lah, Nath. Masa kamu lebih milih janji mu itu daripada piknik keluarga. Kan jarang jarang kita kumpul lengkap begini?" Sang papa yang baru keluar dari kamar pun menimpali pembicaraan mereka.

Natha menatap papa nya itu dengan berat hati.  Helaan nafas kesekian kalinya mengiringi keputusan gadis itu. Akhirnya Natha mengangguk pasrah.

Aldarren tersenyum lalu mengusap rambut anak nya. "Gitu dong! baru anak papa."

EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang