CHAPTER 8 : SENI DAN URAT NADI

53 9 0
                                    

"Natha mau masuk Boarding School aja boleh nggak, Pah?"

"Kenapa? Mau ikut ikutan temen kamu? Kalau mau ikut ikutan mending gak usah, nanti yang ada kamu main main disana. Malah lupa sama belajar."

"Natha cuma mau ikut kelas seni musik nya, Pah. Itu yang buat Natha tertarik."

"Tapi itu bukan tujuan Papa menyekolahkan kamu, Natha. Papa mau kamu pinter di bidang akademik, bukan Seni."

"Mau jadi apa kamu nanti? Mau jadi Seniman? Gak ada gunanya!"

"Jangan bikin malu keluarga, kamu itu Putri Keluarga Gavriel. Kamu harus jadi orang hebat."

Itulah yang Aldarren Gavriel katakan dua tahun lalu. Saat Natha meminta untuk Masuk Boarding School. Tidak jauh, masih di kota yang sama, tapi bukan jarak yang membuat Sang Papa menolak mentah mentah permintaan Anak Bungsunya. Melainkan mimpi Natha yang menurut Darren menyimpang dan sangat tidak pantas untuk Keluarga mereka.

Sejak usia sepuluh tahun Natha selalu tertarik dengan Musik. Dia suka bernyanyi, menari, bermain piano, biola, dan gitar. Meskipun tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya, anak itu nekat belajar autodidak. Siapa sangka? ternyata Nathalie Putri Gavriel sangat berbakat di bidang seni musik. Saat sekolah dasar dia meraih juara satu pianist terbaik.

Saat sekolah menengah dia di lirik oleh label musik yang masih terbilang kecil, tidak setenar Agensi pada umumnya. Label itu menarik Nathalie menjadi salah satu talent untuk menjadi salah satu member girl grup mereka. Hingga sekarang dia masih bergabung dengan Label musik Sevaros, dan menjadi anggota Galaxy Group.

Walaupun tanpa support dan apresiasi sedikit pun dari keluarga. Natha tetap berjalan di jalan yang di pilihnya. Melihat sikap keras kepala anaknya Aldarren dan Reva tidak mampu menghentikan nya lagi.

Anak itu mungkin terlihat penurut dari luar, tapi sesungguhnya Nathalie selalu melakukan pemberontakan untuk mencapai apa yang dia inginkan. Darren dan Reva akhirnya pasrah akan pilihan Natha dengan syarat : Tidak mengganggu pelajaran sekolah dan tidak menganggu kesehatan Natha.

Natha pun menyetujuinya. Dia menjalani kegiatannya sehari hari dengan riang, meskipun sering mendapat kecaman dari  kedua orang tuanya. Tidak apa apa dia sudah biasa terluka, tapi dia bisa mengobatinya sendiri dengan musik yang menjadi penawar dari segala rasa sakit. Musik yang sudah mengalir dalam darahnya.

Di sinilah Natha menghabiskan waktu hampir setiap hari. Di Practice Room Sevaros. Hari ini mereka berlatih untuk performance gabungan yang akan dilaksanakan tiga hari kedepan, dengan Lagu Collide dari Justine Skye.

Diiringi dua orang gadis sebagai backup dancer. Natha sebagai Vocal dan Center, dia akan ikut dance sambil mengisi Vocal di bagian Reff. Marko dari Boy grup Neoca akan mengisi Rapp.

"Nath, Lo isi vocal dulu. Nanti next nya baru join masuk, oke?" ucap Kak Elin Sang Choreographer.

"Oke, Kak!" sahut Natha yang duduk di pinggir ruangan sambil memegang microphone.

Olivia dan Yuna berdiri di tengah ruangan untuk melatih Choreography mereka.

"I been knowing you for long enough
Damn, I need you right now
You can take your time, don't have to rush
This might take us a while, yeah
I left all the doors unlocked and you said you're on your way
When you get here don't just say a word, got no time to play"I know you think that you know me
But you ain't even seen my dark side
It's reserved for you only
So, baby, do it right, do me rightWe can go all the time
We can move fast, then rewind
When you put your body on mine
And collide, collide
It could be one of those nights
Where we don't turn off the lights
Wanna see your body on mine
And collide, collide"

EPHEMERAL PRINCESS {END} ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang