12. Taruhan dan Debat Pernikahan

1.1K 92 26
                                    

•TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR KARENA ITU SANGAT BERHARGA BAGI SAYA•

***

Saat ini, Bright sedang berada di ruangan tempat Win terbaring pingsan tadi. Setelah ia berfikir, ia memilih untuk menemui Win disini. Sahabat Win itu sudah keluar ketika Bright memasuki ruangan Win.

Win sudah sadar sekarang, dan ketika ia sadar pandangannya menangkap adanya sosok Bright yang sedang menunggunya. Win memilih terdiam dan mengalihkan pandangannya kearah lain sembari memilin ujung baju kebesaran yang di pakai olehnya, asalkan ia tidak menatap pria brengsek itu.

"Win, apakah benar anak yang kamu kandung itu anak saya?" tanya Bright menatap Win yang tidak mau menatapnya.

"Tidak, dia sekarang sudah menjadi anak Win, bukan anak om lagi! Kemana saja om selama ini?" ketus Win menjawab pertanyaan Bright.

"Maaf, saya..."

"Tidak perlu! Sekarang om keluar dari sini, Win tidak ingin melihat om lagi." ucap Win terdengar lirih namun ketus itu memotong perkataan Bright.

"Saya hanya ingin bertanggung jawab atas..."

"Tidak perlu om! Win tidak ingin om bertanggung jawab atas apa yang terjadi, Win hanya ingin hidup bersama anak Win berdua tanpa adanya om. Lupakan saja kejadian pada hari itu, Win juga sudah melupakannya." tolak Win lirih yang terdengar menyakitkan.

"Tapi saya menginginkan anak itu untuk menjadi penerus saya suatu hari nanti." ujar Bright terdengar dingin.

Win tertawa setelah mendengar kalimat Bright, "hah? Apa Win tidak salah dengar? Om menginginkan anak Win, untuk menjadi penerus om? Setelah om menolaknya, kini om menginginkannya? Emang tidak ada perempuan lain yang bisa memberikan om keturunan? Kenapa harus Win, yang statusnya disini adalah sebagai laki-laki yang menjijikkan? Kenapa?"

Win menghapus air matanya dengan kasar yang entah sejak kapan turun itu dan ia memberanikan diri untuk menatap mata tajam Bright, "om dengerin Win, Win tidak akan pernah memberikan anak Win kepada om atau siapapun. Win akan memperjuangkan dia sendirian walau nyawa Win yang menjadi taruhannya."

"Oke kalau itu mau kamu. Tapi saya akan kerumah kamu malam ini untuk melamar kamu." final Bright lalu ia keluar dari ruangan.

"Hah?" Win mengerjapkan mata berkali-kali, ia masih loading dan terdiam sesaat.

"Hei om sialan! Win tidak akan mau menikah sama om-om kayak om!" teriak Win yang masih terdengar di pendengaran Bright walau ia sudah keluar dari ruangan Win.

***

"Dew kamu harus bawa aku pergi malam ini, aku tidak ingin menikah dengan om mesum itu." ucap Win bergelayut ditangan Dew agar ia setuju untuk membawa Win pergi, pasalnya sudah sedari 1 jam yang lalu Win meminta dibawa pergi oleh Dew hanya untuk malam ini tetapi anak itu selalu menolak.

"Tidak Win, kamu harus menikah. Agar anak kamu nanti mempunyai keluarga yang lengkap, lagian juga kita pasti tidak boleh keluar malam Win." jelas Dew membuat Win berfikir kembali.

Apa yang dikatakan Dew ada benarnya, semenjak Win dan Dew pulang malam saat Win ingin menggugurkan kandungannya waktu itu, Win tidak diizinkan keluar malam lagi oleh ibunya. Tapi ia harus membatalkan acara lamaran itu, karena Win tidak ingin menikah diusia nya yang masih 17 tahun dengan om-om mesum seperti Bright itu.

Sepertinya Win harus memikirkan cara lain.

Dan setelah Win pikir-pikir, Bright-Bright itu kan tidak tahu alamat rumahnya dimana. Jadi kenapa dia harus takut hanya dengan mendengar perkataan Bright yang akan melamarnya itu, paling juga nanti om itu nyasar. Dan semoga dia nyasar dijalan yang angker, yang ada setan dedemitnya atau bahkan hantu yang akan memakan Bright hidup-hidup, agar dia tidak bisa pulang kerumahnya sendiri maupun kerumah Win untuk melamarnya. Pikiran Win memang absurd sekali, tapi semoga apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan.

HE'S MY HUBBY •18+• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang