15. Di Tinggal

1.1K 102 27
                                    

•TINGGALKAN VOTE DAN KOMENTAR KARENA ITU SANGAT BERHARGA BAGI SAYA•

***

Win terbangun dari tidurnya karena sinar matahari pagi yang masuk dari sela-sela gorden kamar tidurnya, ia merasakan tangan kekar itu sedang memeluk pinggangnya, Bright. Win berbalik badan menghadap Bright dan menghela nafas pelan, sepertinya Win harus membiasakan diri dengan pelukan ini ketika ia bangun dari tidur, karena sudah dua minggu mereka tinggal bersama dan Bright selalu memeluknya ketika ingin tidur sampai ia terbangun dari tidur.

Win tersenyum melihat wajah Bright yang seperti bayi ketika tertidur lelap. Bright bergerak, sepertinya ia akan terbangun. Win pun tersadar dari lamunannya, dan cepat-cepat Win kembali memejamkan matanya berpura-pura tidur.

Bright membuka matanya, dan melihat wajah imut Win ada dihadapannya. Ia pun tersenyum kecil melihatnya. Tangan bergerak menuju perut Win yang sedikit membuncit, ia mengelus perut itu dengan lembut.

Deg.

Win merasakan tubuhnya memanas saat merasakan sentuhan diperutnya, pasti Bright pelakunya.

"Selamat pagi jagoan daddy, baik-baik ya diperut papa, jangan nakal dan jangan membuat papamu kesakitan oke." ucap Bright mencoba berinteraksi dengan si janin sembari terus mengelus perut Win membuat darah Win berdesir lembut.

"Saya ada pekerjaan diluar kota selama seminggu dan tidak akan pulang, kamu jaga dirimu baik-baik disini selama saya tidak ada." bisik Bright lembut tepat ditelinga Win, ia pun menelentangkan tubuh Win lalu mengecup keningnya membuat jantung Win berdegup kencang.

Bright mengusap kepala Win, lalu pandangannya tertuju pada bibir pink cherry milik Win kemudian mengusap pelan bibir itu yang membuat Win membeku.

"Boleh ya?" tanya Bright yang membuat Win berpikir, apakah Bright mengetahui bahwa ia berpura-pura tidur? Setelah bertanya-tanya dalam hati ia pun merasakan benda kenyal yang menempel di bibirnya.

Bright mencium Win yang membuat Win ingin membuka matanya dan meronta, tetapi saat Bright melumat bibirnya dengan lembut Win seperti tersihir dan mengurungkan niatnya.

Bright mengakhiri ciuman itu lalu kembali mengusap perut buncit Win, "jagoan daddy jagain papa buat daddy ya." pesannya mencoba berinteraksi lagi dengan janin yang berada didalam diperut Win.

Win yang mendengar itu hatinya berdesir hangat, matanya terbuka entah sejak kapan.

"Om mau ngapain?" tanya Win yang melihat wajah Bright sejajar dengan perutnya, ingin mencium perutnya.

"Saya hanya ingin berpamitan dengannya." jawab Bright dengan santai.

"Ah satu lagi, kamu tolong ganti panggilan kamu untuk saya. Jangan panggil saya dengan sebutan om lagi, karena saya bukan om kamu." lanjut Bright yang membuat Win terkejut dengan nada bicaranya yang menurut Win terkesan dingin.

"Lalu Win harus panggil apa? Sepertinya om adalah panggilan yang bagus, mengingat usia om yang terpaut jauh dengan Win." seru nya mengelus perutnya sendiri.

"Tidak mungkin Win memanggil om dengan sebutan mas Bright, sepertinya itu tidak..."

"Saya suka, panggil saya seperti itu." potong Bright cepat membuat Win menautkan alisnya bingung.

"Apa?" tanya Win tak mengerti maksud Bright.

"Panggil saya dengan sebutan mas." ulang Bright memperjelas ucapan sebelumnya.

Win mendesah pelan, "euh... Tapi Win sudah terbiasa memanggil om, dengan sebutan om." ucapnya membuat wajah cemberut.

"Dan mulai sekarang kamu harus biasakan, panggil saya dengan sebutan mas."

HE'S MY HUBBY •18+• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang