22. Darah Daging

1K 107 18
                                    

Bright mengambil frame berisi foto pernikahannya dengan Win, yang sengaja ia letakkan di atas meja kantor ruangannya. Entah kenapa melihat Win yang tidak ada senyumnya di foto itu membuatnya sedikit merasa bersalah, seharusnya ia tidak memaksa anak itu untuk menikah dengannya. Tetapi mau bagaimana? Ia sangat menginginkan seorang anak kandung, darah dagingnya sendiri. Yang seharusnya darah daging itu diberikan dari Min untuknya, tetapi malah diberikan dari orang yang baru dua kali ia tiduri saat masih di Australia. Ya dia adalah Win, seorang pemuda yang bahkan usianya masih jauh dari kata dewasa. Dia masih berusia 17 tahun, masih bersekolah.

Bright juga sampai sekarang masih bingung, kenapa Win bisa hamil hanya dengan dua kali ditiduri olehnya? Dia adalah seorang laki-laki sama seperti dirinya, tapi kenapa? Apa anak itu memiliki rahim? Anak itu spesial? Tapi bagaimana bisa?

Bright juga sempat berpikir, kalau bayi yang dikandung oleh Win itu bukan darah dagingnya. Tetapi dengan melihat sendiri kejadian belakangan ini, dimana Bright yang menenangkan si bayi yang terus bergerak dalam perut Win yang membuat Win sedikit kegelian dan terkadang bisa membuat Win meringis sakit sampai Win tidak merasakan kembali pergerakan si kecil didalam perutnya. Perasaan bersalah muncul dalam benaknya. Ia jadi sedikit bimbang, apakah anak yang dikandung oleh Win itu benar-benar anaknya? Dia yang membuatnya bersama dengan Win?

Mengingat kejadian tadi malam, dimana ia dan Win bertengkar hebat gara-gara Bright yang asal menuduh Win berselingkuh. Melihat air mata yang keluar dari mata Win, ia merasakan sesak kembali menjalari bagian dadanya. Ada apa dengan dirinya? Kenapa dengan mengingat Win yang menangis terisak tadi malam dadanya ikut merasakan sesak?

Bright mengelus foto itu, lebih tepatnya mengelus wajah Win yang sama sekali tidak menampilkan senyum manisnya disana. "Maafkan saya Win."

Drrtt... Drrrrttt.

Ponsel Bright yang berada di atas meja berdering menampilkan nama 'Dokter gadungan', di layar ponselnya. Ia mengernyit heran tumben sekali orang ini mau menelepon dirinya di jam kerja begini? Tanpa banyak bertanya Bright segera mengangkat panggilan itu.

"Halo." sapa Bright memulai pembicaraan.

"Dimana kamu Bright? Win kesini sendirian, dia ada jadwal pemeriksaan hari ini bersamaku tetapi ia datang sendiri. Kamu harus cepat kesini sekarang juga." Ya, yang menelepon Bright adalah Jane sepupunya.

Deg.

"Benarkah? Kenapa dia tidak bilang padaku tadi malam? Aku tidak bisa datang, aku sedang sibuk di kantor Jane, dan sebentar lagi aku ada meeting dengan klien." jelas Bright singkat.

"Aku tidak ingin mendengar alasan payahmu itu, sekarang cepat kesini atau akan ku bakar perusahaan mu itu!" ancam Jane sungguh-sungguh.

"Tapi ini meeting yang cukup penting Jane, aku tidak bisa meninggalkannya begitu saja."

"Mana yang lebih penting dari Win dan anak dalam kandungannya atau rapat konyol mu itu, huh?" tanya Jane yang membuat Bright tidak bisa berkata-kata selain menuruti ucapan Jane.

"Minta Mike untuk menggantikan posisimu di meeting, dan kamu cepat datang kesini!"

Bright menghela nafas panjang, "ya baiklah tunggu aku 10 menit lagi."

"Hei kamu jangan gila Bright! Perjalanan dari kantormu kesini paling cepat 16-18 men.."

Tut.

Bright mematikan sambungan sepihak, ia tidak ingin mendengar ocehan panjang dari dokter itu. Ia segera menyambar kunci mobil, dan dompetnya yang berada di atas meja setelah itu menyambar jasnya di sandaran kursi tahtanya.

HE'S MY HUBBY •18+• [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang