Dorr!
"Win!"
"Papaaaa!" teriak Levin terkejut mendengar suara tembakan saat sampai diluar rumah, ia melihat tubuh sang papa ambruk di dekapan Bright karena tembakan yang dilayangkan mengenai bagian dada sebelah kiri Win.
Tubuh Win yang berada di depan Bright, membuat dirinya yang terkena tembakan dan bukannya Bright. Tubuh Win ambruk dan di tangkap oleh Bright setelah Bright menembak kepala orang itu, bersamaan dengan yang lain yang juga menembaki klien Bright.
Levin langsung berlari sekencang yang ia bisa dengan langkah kaki kecilnya, sembari menangis meneriaki panggilan papa untuk Win yang sudah ambruk di dekapan sang daddy.
"Papa hiks.. papa bangun, papa jangan tinggalkan Levin hiks.." anak itu menangis histeris dengan mengguncang-guncangkan tubuh Win.
Tubuh Win di angkat oleh Bright menuju garasi mobil, Levin yang melihat itu menangis meneriaki Win ia pun berlari mengikuti kemana Bright pergi.
°°°
"Daddy? Hiks.. papa tidak apa-apa kan? Pasti papa kesakitan sekarang." ucap Levin yang menangis di gendongan Bright, saat ini mereka sedang menunggu Win selesai di operasi untuk mengambil peluru yang ditembakkan beberapa saat lalu di dada Win.
"Jangan menangis sayang, papa itu kuat. Pasti papa akan sembuh." balas Bright mencoba untuk menghibur Levin yang sedang menangis.
"Levin hiks.. takut dad." ungkap anak itu dengan wajah kacaunya memeluk Bright erat dan menyembunyikan wajah kacaunya di bahu lebar milik Bright.
"Jangan takut sayang, daddy yakin papa pasti sembuh setelah ini." hibur Bright untuk kesekian kalinya pada anaknya.
Sepuluh menit kemudian, lampu ruang operasi pun mati. Pertanda jika operasi telah selesai dilakukan, membuat Bright yang masih menggendong Levin dengan cepat berjalan kearah pintu operasi untuk bertanya mengenai kondisi Win.
"Dok, bagaimana keadaan Win?" tanya Bright tidak sabar.
"Operasi berjalan dengan lancar, dan beruntung peluru itu tidak mengenai jantung pasien. Nanti pasien akan dipindahkan ke ruang rawat, dan tidak lama lagi pasien akan segera sadar." jelas sang dokter yang mampu membuat Bright menghela nafas lega.
Brankar tempat Win di tidurkan pun di dorong keluar dari ruang operasi oleh para suster yang ikut dalam operasi tadi.
Kini Win sudah berada di ruang rawat bersama Bright dan juga Levin, anak itu tidak mau pulang dan ingin tetap berada dirumah sakit menemani Bright menjaga Win. Keluarga Win sudah kembali kerumah Win setelah disuruh oleh Bright.
"Papa kapan sadar? Kata dokter tadi sebentar lagi, tapi sampai sekarang papa juga belum sadar." gumam anak itu cemberut menatap Win yang masih memejamkan mata sejak satu jam yang lalu.
"Eum.. mungkin papa sekarang tidur, lebih baik anak daddy juga tidur. Agar besok saat papa bangun, dia tidak sedih karena melihat mata Levin yang seperti panda." ujar Bright dengan lembut pada anaknya yang sedang ia pangku sembari mengelus rambutnya membuat mata Levin terpejam.
Levin pun mengangguk, kemudian berjalan kearah sofa yang ada diruang rawat Win dan berbaring disana masih menatap Bright yang menaikkan selimut rumah sakit hingga sampai batas dada Win. Kemudian Bright mengecup kening Win lama, lalu menatap anaknya yang sudah berbaring di sofa.
"Daddy, ayo tidur bersama Levin disini." gumam anak itu yang masih terdengar oleh Bright.
Bright menatap Win sebentar lalu tersenyum kearah anaknya, dan berjalan kearah anaknya untuk menemani anak itu tidur. Bright berbaring lebih dulu, kemudian Levin tidur di atas tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HE'S MY HUBBY •18+• [END]
RomanceBL ROMANSA DEWASA. Chapter yang tidak ada disini pindah ke karyakarsa, silahkan baca disana kalau kalian penasaran. 🐇 DESCRIPTION : Bagaimana perasaanmu kalau berada diposisi ku? Pasti terkejut, sangat. Aku yakin itu. Terbangun dari tidur di peluk...