Sebentar hujan. Sebentar panas. Sebentar lagi...
Bukkk!
Gadis itu sedikit tersentak sebelum akhirnya menyadari bahwa novelnya terjatuh dari meja. Ia merunduk mengambilnya lalu menatap berkeliling. Tidak seperti biasanya, cafe langganannya tersebut terlihat cukup sepi. Sudah pukul satu lewat dan saat itu seharusnya telinganya sudah disapa oleh suara ribut-ribut remaja di meja seberang yang juga ia ketahui sebagai pengunjung tetap cafe itu.
Ia membuka-buka halaman novelnya sebentar dan mendesah.Setelah ini apa lagi? Pikir gadis itu.
Diseruputnya sisa kopi yang sudah hampir dua jam lalu ia pesan sementara matanya sibuk menatap pintu masuk cafe yang terbuka karena kedatangan seorang pengunjung. Sekilas matanya beralih ke pemandangan yang ada di luar melalui jendela kaca besar di sisi kirinya lalu kembali tertuju pada pengunjung tersebut. Ia terus mengamati gerak-gerik pengunjung itu yang kini tengah duduk di meja seberang sementara salah satu tangannya memasangkan headset pada masing-masing telinganya. Dan hanya beberapa detik kemudian lagu edge-nya Haim mengalun menyapa telinganya.
Gadis itu menghentak-hentakkan kaki kanannya pelan mengikuti irama lagu yang tengah ia dengarkan dan mulai mengamati pakaian yang dikenakan si pengunjung. Sepatu kets coklat, baju kaos putih polos yang dibalut sweater biru sementara bawahannya menggunakan jeans warna senada dengan atasan yang digunakan. Wajahnya nyaris tak terlihat karena topi yang ada di kepalanya ditambah lagi karena saat itu si pengunjung sedang menunduk menggeluti...handphonenya.
Gadis itu mengangguk kecil lalu mengalihkan tatapannya sekali lagi dari pengunjung yang telah menarik perhatiannya sedari tadi menuju seorang waitress pria yang menghampirinya dengan langkah cepat-cepat. Mereka sepertinya teman akrab karena waitress dan si pengunjung kini terlihat membincangkan sesuatu.
Hembusan napas pelan keluar dari mulut gadis itu. Ia melirik jam tangan yang bertengger di pergelangan tangannya. Ternyata waktu sudah terlalu siang dan ia harus segera kembali. Dibereskannya peralatan yang sedari tadi ia bawa usai jam kuliahnya selesai, memakai tas sampingnya dan beranjak menuju kasir. Tepat saat ia berdiri, secara tidak sengaja tatapannya terarah pada si pengunjung yang juga sedang menatap ke arahnya sepersekian detik.
"Makasih, mba." Ucap gadis itu pada seorang wanita di belakang kasir. Setelah dibalas anggukan serta senyuman tulus, gadis itu pun berlalu.
Ia melangkah sementara memperbaiki letak bukunya dan sekali lagi tatapannya seketika terarah pada si pengunjung yang kini berada di depannya. Tiba-tiba pengunjung itu pun menatap padanya. Mata mereka beradu tatap. Gadis itu menyunggingkan senyum tipis hingga berlalu dari cafe melalui pintu yang sama saat pengunjung tersebut masuk.
^^^^^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Heart. Me
RomanceAku bukan orang yang spesial, Namun ia membuatku merasa seolah aku orang yang spesial itu. Aku bukan orang yang begitu mengerti sebuah kisah cinta, Namun entah bagaimana dan sejak kapan tepatnya ia membuatku merasa seolah aku mengerti kisah cinta i...