#Twentieth

5.2K 328 22
                                    

Ps. Update update update!
Sorry buat reader yg dah nunggu kisah biasa-biasa ini :( :)
Met baca dah !

Hanya ada tiga orang di ruangan ini tapi seolah-olah ada banyak karena tawa menggelegar.

Rianna tidak terlalu mengerti apa yang sejak tadi diperbincangkan Rena dan Arial. Untuk mengimbangi maka ia hanya tersenyum atau kadang menyahut jika kebetulan tahu.

"Kadang apa yang kita pengen banget malah gak pernah kesampean loh." ujar Rena sebelum menyesap soda kalengannya.

"Rianna, kalo lo gimana?"

"Gimana apanya?" Rianna malah balik bertanya pada Arial yang kini menyipitkan matanya. "Aww..sakit, Rial!"

"Makanya fokus. Jangan suka bengong mulu." Arial tersenyum melihat ekspresi gadis berambut panjang di sampingnya akibat ulahnya memukul kepala gadis tersebut.

"Kenapa sih dari kemaren-kemaren gue dibilangin bengong mulu?"

"Ish, mulutnya pengen gue--" kata Arial gemas. Matanya menatap bibir Rianna.

"Pengen apa?"

"Mau tau aja. Eh, ngom--"

Tiba-tiba bel rumah berbunyi sekali. Rena bermaksud beranjak menuju pintu utama rumah tapi segera seseorang muncul di hadapannya.

"Rial?"

"Hmm? Apa?" sahut Rial saat mendengar Rena bersuara.

"Lo ada tamu."

"Suruh masuk aja."

"Masuk gih." Rena terdengar menyuruh seseorang memasuki rumah.

Rianna dan Arial menoleh nyaris bersamaan. Keduanya cukup terkejut mendapati sosok wanita cantik dengan tinggi semampai tengah berdiri menatap balik.

Leona.

^^^^^^

Rianna Pov

Cantik sekali.

Mungkin dua kata itulah yang tepat diutarakan ketika melihat sosok seperti Leona. Aku tersenyum.

"Mau minum? Nih ada soda." kata Arial. Ia menatap Leona sambil menyodorkan soda kalengan miliknya.

Sekali lagi aku tersenyum. Sangat tipis. Melihat bagaimana Arial memperlakukannya membuat secuil rasa sesak itu muncul lagi.

"Gak usah, Rial." Tolak Leona lembut.

"Biasanya juga minum ginian."

Ketika tatapanku denga Leona bertemu, aku lagi-lagi tersenyum sebelum beralih menatap Rena.

"Leona, tumben lo mampir ke rumah. Kemana aja lo?" tanya Rena.

"Biasa..sibuk, kak."

"Na, liatkan gue lebih tua dari dia tapi belum lulus kuliah juga. Dia malah udah sukses duluan." Tawa pendek Rena terdengar di akhir kalimatnya.

"Rezeki gak kemana, kak."

"Ini yang namanya Rianna, ya?"

Aku menoleh mendengar suara asing tersebut. Lalu menggangguk.

"Kakak yang pernah datang di event-nya Arial waktu itu, kan?"

Bukannya menjawab pertanyaanku, wanita itu malah menatap Arial lalu membisikkan sesuatu. Entah apa. Aku menghela napas dan melirik kakiku.

Suasana menjadi hening. Rena yang banyak bicara sedari tadi pun mengunci bibirnya. Hanya ada suara Arial berbicara dengan Leona dengan berbisik-bisik.

Heart. MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang