#Third

11.3K 540 7
                                    

Rianna mengakhiri teleponnya saat Dela mengatakan ia menerima ajakannya sekaligus mengajak Ika dan Chaca sekalian.

Mata coklat gadis itu memandang sisi ruangan yang khusus dijadikan panggung untuk acara live music di cafe itu. Hanya ada alat-alat musik tanpa pemainnya. Memang cafe itu hanya mengadakan acara demikian pada hari sabtu dan minggu sore hingga malam tanpa henti. Mereka juga tidak keberatan jika pengunjung merequest lagu yang disukainya untuk mereka nyanyikan.

Seorang waitress menatapnya ragu sebelum kemudian menghampirinya. Ini adalah waitress ketiga yang menghampirinya.

"Pesan apa, Mba?"

Rianna tersenyum malu-malu. Inginnya ia menolak lagi dan baru memesan jika teman-temannya telah tiba tapi perasaannya juga tidak enak dipandangi terus oleh waitress yang ada di sana karena tidak memesan apapun. "Ehm, saya pesan kayak biasanya aja."

"Yang biasa ya, Mba?" Ulang waitress tersebut dan dilanjutkan dengan anggukan oleh si gadis berambut panjang lalu waitress itupun berlalu.

Rianna memandang keluar jendela kaca besar di sampingnya dan menghela napas berat. Sebenarnya ia cukup kesal saat itu karena sahabat-sahabatnya membuat ia harus menunggu lama dan sendirian di dalam cafe yang tidak terlalu ramai saat itu.

Tidak lama setelah itu, ia melihat seorang waitress melangkah menghampirinya sambil membawa pesanannya. Tepat saat itu, alunan lagu tiba-tiba terdengar dari segala penjuru cafe. Lembut dan menenangkan.

Sleeps with butterflies milik Tori Amos terasa begitu tepat mengiringi waktu luangnya saat itu.

Rianna menyunggingkan sebuah senyum puas.

^^^^^^

Sebenarnya sejak tadi mata hazel itu melihat kehadiran Rianna yang sedang duduk tanpa pesanan apapun di atas mejanya. Sepertinya sudah nyaris setengah jam gadis itu menunggu demikian. Ia sendiri saat itu sedang berada di dalam kantornya tapi mudah baginya memantau cafe karena cafe dan kantornya hanya berbataskan dinding kaca yang sudah dimodifikasi. Membuat ia mampu melihat apapun sementara orang di dalam cafe tidak mampu melihat ke dalam ruangannya.

Ia tidak begitu peduli ketika melihat gadis itu berkunjung lagi mengingat dari pengakuannya gadis itu memang sering sekali datang ke cafe itu. Waitress yang ada di sana pasti sudah hapal dengan wajah-wajah pelanggannya sementara ia yang terbilang masih baru beberapa hari berada di cafe tersebut merasa asing dengan mereka.

Ia mengetuk- ngetukkan pulpen ke permukaan meja. Tidak ada yang perlu ia kerjakan saat itu dan hal itu membuatnya bosan.
Bagaimana dengan iphonenya? Yah, ia juga sudah bosan mengecek handphonenya itu. Hanya pesan dari Leona yang memenuhi messagesnya. Ia memandang ke arah Rianna duduk lalu mempertimbangkan sesuatu. Setelah beberapa lama terdiam, ia memutuskan menghampiri gadis itu.

"Hai...Rianna." Ia segera duduk di hadapan gadis tersebut.

Gadis berambut panjang itu memandangnya dengan wajah terkejut. "Oh, hai."

"Ngapain di sini?" Katanya tanpa pikir panjang.

Basa-basi banget. Pikir Arial

Rianna memandangnya heran. Mungkin berpikiran yang sama seperti dirinya. Sejujurnya ia benar-benar bosan dan tidak ada salahnya jika ia mencoba menghilangkan kebosanan itu dengan mengobrol. Meski sepertinya berbicara dengan Rianna adalah hal yang cukup membosankan juga.

"Emang biasa kesini kalo lagi ada waktu."

"Lagi nunggu seseorang, ya?"

"Ah, iya. Dari tadi gue tungguin tapi gak dateng-dateng."

Setelah itu tidak ada yang berbicara. Hanya sayup-sayup lagu Sleeps With Butterflies-nya Tori Amos yang menemani mereka.

"Tau gak, cafe ini sekarang udah pake musik. Denger gak?" Rianna membuka suara untuk menghindari kecanggungan yang terjadi.

"Ah, iya gue denger kok dari tadi."

"Kok bisa, ya?"

"Bisa apanya?"

"Ni cafe kayak denger keinginan gue gitu. Inget gak beberapa hari gue bilang keren deh kalo cafe putarin musik?" Tanya Rianna sedikit bersemangat dengan topik pembicaraan yang ia sendiri mulai.

Arial terdiam sejenak lalu mengangguk pelan tanpa mengalihkan pandangannya pada Rianna. Ia tertarik melihat bagaimana gadis itu berbicara.

"Aneh, ya? Atau cuma kebetulan mungkin?" Tanya Rianna dengan nada bergumam sambil memandangi jari-jari tangannya.

Arial memandangi wajah Rianna yang kini terdiam tanpa ekspresi seperti saat bicara tadi. Rambut panjangnya yang sedikit wavy itu bergerak ketika tangan Rianna menyelipkan rambutnya di balik telinganya.

"Gak aneh kok." Ucap Arial akhirnya sambil tersenyum penuh arti.

^^^^^^

Heart. MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang