#Fourth

9.4K 459 4
                                    

"Bodo." Gerutu Rianna sambil menatap handphonenya yang lowbat.

Ia menoleh pada Chaca yang sedang asyik melahap makanan di sampingnya. Anak itu bukan tipe yang suka memilih-milih makanan dan alhasil apapun yang tersedia di kantin kampus saat itu pasti ia santap.

"Gimana kabar tugas lo?" Tanya Rianna basa-basi. Sebenarnya tidak benar-benar basa-basi. Perasaan dan pikirannya seminggu terakhir ini selalu kacau karena tugas kampus. Jika merasa sudah cukup tertekan akan suatu hal maka ia akan terus menerus menanyakan keadaan seseorang yang mengalami hal yang sama seperti dirinya.

Tanpa melihat Rianna, Chaca menjawab. "Rhifhet."

"Maksudnya?" Kening Rianna berkerut karena tidak mengerti apa yang dikatakan sahabatnya itu.

Chaca cepat-cepat menelan makanannya. "Gue bilang ribet. Orang lagi makan lo tanya-tanyain."

"Ya tuhan, cuma nanya doang. Ya udah, lo di sini makan, gue mau jalan-jalan cari inspirasi." Kata Rianna lalu beranjak berdiri dan pergi.

"Lo mau kemana, Rianna?" Teriak Chaca namun tak digubris oleh Rianna.

Gadis berambut panjang itu memilih menyusuri koridor fakultasnya lalu ke taman yang ada di kampus tersebut dan mulai membuka notebooknya untuk melanjutkan tugas kuliahnya. Meskipun beberapa hari terakhir ini ia sudah menghabiskan waktu mencari banyak referensi bagi tugasnya tapi perasaannya tetap saja terasa kacau.

Ia hanya menatap ketikan yang belum selesai di layar notebooknya dan menengadah sejenak lalu menghembuskan napas berat. Ia meyakinkan batinnya bahwa tugas itu akan selesai dengan baik dan tidak mengecewakan. Sebagai pemanasan, ia menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri. Tepat ketika ia menoleh ke kanan, ia merasa melihat sosok orang yang dikenalnya sedang berdiri di ujung koridor.

Itu Arial gak, ya? Pikirnya

Ia memandang sosok itu dengan cermat meski jaraknya cukup jauh. Sosok yang diyakini sebagai Arial itu sedang berbincang dengan dua orang mahasiswi. Seorang laki-laki dan seorang wanita. Ia menggeleng pelan, berusaha menyadarkan pikirannya agar fokus kepada tugasnya kini. Memang benar dia bisa fokus untuk beberapa saat lamanya hingga akhirnya ia kembali memandang sosok yang cukup jauh itu yang kini sedang memeluk wanita yang berbincang dengannya tadi. Dan itu bukanlah pelukan yang sebentar.

Ih, apaan tuh orang! Pekik Rianna dalam hati.

Tidak lama kemudian mereka melepaskan pelukannya. Dan sebelum pergi, sosok Arial itu terlihat mengecup pipi si wanita yang membuat Rianna mengernyitkan dahi. Tidak habis pikir bagaimana mereka--seandainya mereka adalah pasangan sejenis--bisa begitu mudahnya memamerkan kemesraan mereka seperti itu. Dilingkungan kampus pula. Akhirnya ia memutuskan untuk mematikan notebooknya dan melangkah pergi dari pemandangan aneh itu.

Ia melewati koridor yang sama untuk kembali lebih cepat menemui Chaca alhasil mau tidak mau ia harus berpapasan dengan sosok yang benar-benar Arial itu. Niatnya hanya ingin tersenyum kalau-kalau wanita tampan itu melihatnya tapi ternyata tidak berhasil karena wanita segera menghentikan langkahnya ketika melihat Rianna.

"Rianna?" Seru Arial dengan kening berkerut.

"Oh, hai? Ngapain di sini?" Tanya Rianna sambil memaksakan senyum.

"Oh, barusan ketemu ama temen." Arial menghampiri gadis tersebut.

"Hmm." Rianna hanya berdeham karena tidak tahu lagi harus menjawab apa ditambah lagi saat itu ia menjadi canggung karena Arial menghampirinya dan mata Hazel itu memandangnya.

"Kuliah di sini, ya?"

"Ya gitu deh."

"Lagi padet-padetnya, ya?"

"Kok tau?" Rianna terkejut Arial tahu akan tugas-tugasnya yang padat lalu ia mengikuti arah pandang wanita itu. Membuat ia akhirnya mengerti bagaimana wanita itu mengetahuinya.

"Rianna, gue balik duluan, ya?"

"Ok."

Sebelum melangkah pergi, Arial tersenyum. Entah kenapa senyum itu manis sekali. "Jangan bosen sering-sering dateng ke cafe gue."

Rianna mengernyitkan kening. "Cafe gue?" Lalu ia menggelengkan kepalanya dan pergi menemui Chaca yang telah ia tinggalkan.

^^^^^^

"Gimana inspirasi lo?" Sambut Chaca setelah melihat kedatangan Rianna.

"Bodo amat." Jawab Rianna lesu dan duduk di sebelah sahabatnya tersebut.

"Gak dapet-dapet?"

"Gak dapet inspirasi tapi dapet pemandangan langka." Gadis berambut panjang itu kembali mengingat pemandangan Arial memeluk dan mencium pipi perempuan itu.

"Maksudnya?"

"Gak. Gak ada apa-apa. Balik yuk!" Kata Rianna lalu menarik tangan Chaca.

"Balik kemana?"

"Terserah. Ayuk!"

^^^^^^

Heart. MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang