Ps. It's been a loong time 😄🙏
Komennya nanyain 'lagi stuck, ya?' ato 'kapan lanjut?'
Iya, author stuck dan bingung jadinya, makasih untuk kesabarannya 😊
Happy reading dan jangan lupa berbahagia !Gadis berambut panjang--yang tengah duduk lesehan di atas rumput taman kampus tersebut--baru saja memutus panggilan di ponselnya.
Arial akan tiba di bandara hari ini.
Itulah informasi Rena yang cukup mengejutkannya. Hari itu merupakan tepat 10 hari Arial pergi tanpa pemberitahuan. Meski pergi tanpa mengatakan sesuatupun terlebih dahulu, rupanya pada tiga hari terakhir akhirnya Rianna mendapat panggilan telepon Arial namun ia memutuskan untuk tidak menerima panggilan tersebut.
Tentu bukan tanpa alasan gadis tersebut berlaku demikian. Rasanya tidak tepat jika ia berbicara dengan Arial melalui ponsel semata apalagi semenjak ia mendapati sikap Arial yang terkesan 'tidak peduli' padanya. Meski begitu, bukan berarti pula bahwa ia berniat untuk berbicara empat mata dengan wanita tersebut. Entahlah, sepertinya saat ini Rianna sedang enggan ingin membahas hal apapun terkait sikap Arial.
Setelah menimbang beberapa saat, Rianna mengetik pesan kepada Rena, mengatakan bahwa ia akan menyusul jika ada waktu.
"Ada yang nemuin contoh laporan anggarannya gak?"
^^^^^^
Rianna Pov
Aku tidak berbohong akan menjemput Arial di bandara jika ada waktu. Karena siang hari itu kelasku berakhir lebih cepat maka aku tidak perlu khawatir akan terlambat menemui Arial.
Aku tidak akan mengelak jika seseorang bertanya apakah aku merindukannya. Ya, aku merindukannya.
Selain tujuan ingin melihat dirinya, tidak ada hal lain lagi. Aku hanya merasa akan lebih baik jika kami saling menjauh untuk beberapa waktu. Entah bagaimana pikiran itu mengalir begitu saja.
Setelah memberitahu Chaca dan yang lainnya, aku bergegas pergi.
Kupandangi setiap kendaraan yang melewati taxi yang kutumpangi.
Apa yang dilakukan Arial di sana selama seminggu ini?
Selama nyaris sejam akhirnya kendaraan yang kutumpangi tersebut berhenti. Saat hendak membuka pintu, sebuah pemandangan membuatku terhenti. Setidaknya hal itu membuatku tidak harus keluar dan mencari di antara banyak orang yang berseliweran.
Beberapa meter di hadapan taxi ini, ada satu taxi lagi sementara tepat di sebelah kirinya berdiri dua orang yang tidak asing bagiku.
Yang satu menenteng tas tangannya sambil memandang lurus ke depan. Yang satu lagi berdiri menghadap si pemilik tas tangan dan sesekali celingukan ke kiri dan kanan.
Tidak ada yang berubah dari tampilan orang dengan tas tangan tersebut. Ia sama seperti terakhir kali bertemu.
Hatiku berdesir.
Untuk orang yang satunya lagi, aku selalu tahu bahwa ia akan merasa sulit untuk berjauhan dengan si pemilik tas tangan.
"Pak, kita balik ke kampus yang tadi aja."
^^^^^^
"Na? Udah dimana? Ini kita udah ama Arial semua." Suara Rena terdengar tidak begitu jelas karena sesekali terdengar suara lain yang lebih besar dari suaranya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heart. Me
RomanceAku bukan orang yang spesial, Namun ia membuatku merasa seolah aku orang yang spesial itu. Aku bukan orang yang begitu mengerti sebuah kisah cinta, Namun entah bagaimana dan sejak kapan tepatnya ia membuatku merasa seolah aku mengerti kisah cinta i...