PROLOG

96.9K 5.7K 36
                                    

"SHERA!!!"

"APA?" Gadis itu memegang pistol ditangannya. Teracung pada gadis yang tengah berdiri ketakutan didepannya.

"Letakkan pistol itu Shera." Geram David, Daddy nya.

Shera tersenyum miris, "Sharen Sharen dan Sharen. Selalu Sharen yang kalian pedulikan. Apa kalian pernah sedikitpun peduli padaku." Bisiknya pilu.

"Dan kau!" Tunjuk Shera pada gadis dihadapannya, Sharen. "Apa kau tak pernah merasa bersalah padaku. Kau sudah merebut semua yang selalu aku impikan. Kasih sayang keluarga, perhatian semua orang dan Sean. Lelaki yang kucintai sejak kecil pun hendak kau rebut!"

Sharen menangis sesenggukan, "Maafkan aku kak. Aku dan Sean saling mencintai."

"Kamu jahat Sharen. Kamu jahat. Disini kamulah penjahat yang sesungguhnya. Tapi semua tuduhan itu terarah padaku. Kamu jahat Sharen. Aku membencimu." Shera menarik pelatuknya.

"Dorr!" Mata Shera membelalak. Bukan, bukan Sharen yang tertembak. Melainkan David Daddy-nyalah yang menerima tembakan tepat di jantungnya demi menyelamatkan Sharen.

Teriakan histeris terdengar di ruangan itu. Mommy dan Sharen bergegas menghampiri tubuh David yang sudah tak bernyawa.

Shera tersenyum miris, bahkan demi Sharen Daddy nya merelakan nyawanya.

William, kakaknya yang baru saja datang terkejut dengan apa yang ada di hadapannya.

"Kau iblis Shera. Benar benar iblis!" Teriaknya menggelegar lalu mengelurkan senjata api dari balik jas nya dan mengarahkannya pada Shera.

Shera hanya tersenyum sinis. Satu lagi pelindung Sharen.

"Kau harus mati Shera. Kau memang iblis yang pantas mati. Aku menyesal kenapa tak membunuhmu sejak dulu. Kau hanya akan membuat hidup adikku menderita. Kau iblis Shera!"

William bersiap hendak menarik pelatuknya, Shera memejamkan matanya. Dia tak akan lari atau melawan. Percuma saja pikirnya. Dia tak memiliki alasan lagi untuk hidup didunia ini.

"Dorr!" Terdengar bunyi letusan. Tapi anehnya Shera tak merasakan sakit sedikitpun. Dia hanya merasakan sedikit beban yang menekan tubuhnya. Seperti pelukan seseorang. Dan alangkah terkejutnya Shera ketika membuka matanya. Dapat dilihatnya sang Mommy memeluknya. Menjadi tameng dari peluru yang diarahkan kepadanya.

Sudah sejak bertahun tahun lamanya Shera merindukan pelukan ini. Tapi bukan begini maksudnya. Tubuh Mommy nya merosot kebawah, Shera menahan kepala Mommy nya tetap berada dipelukannya.

William menjatuhkan pistolnya. Syok tak menyangka dia telah menembak Mommynya. Sementara Sharen menangis histeris lalu jatuh pingsan.

"M-Mommy.." Ucap Shera bergetar.

Mommy memandang Shera lembut, "Shera putriku. Maafkan Mommy yang telah mengabaikanmu selama ini. Mommy menyanyangimu."

Shera tak menyangka. Mommy-nya yang selama ini bersikap datar padanya ternyata menyayanginya. Bahkan mengorbankan nyawanya demi melindunginya.

Shera menatap kedua tangannya yang bergetar hebat. Apa, apa yang sudah aku lakukan. Bisiknya disertai isakan. Telinganga berdenging, pandangannya mengabur.

Aku, akulah penjahatnya. Aku iblisnya. Shera tertawa disertai isakan yang menyayat hati. Diraihnya pistol yang tadi terjatuh dilantai. Pistol yang sama yang digunakannya untuk merenggut nyawa Daddynya.

Diarahkan pistol itu dipelipisnya. Shera tertawa dalam hati. Ya, dia penjahatnya. Shera bergumamam lirih. Jika ada kehidupan kedua maka dia akan memilih mencari kebahagiaannya sendiri.

"Dorr!"

THE CHOICE "SHERA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang