4

60.9K 5.8K 299
                                    

Shera mendapatkan jadwal shift siang hari ini. Rasanya malas sekali untuk turun dan ikut sarapan bersama dibawah. Dia malas harus menanggapi ocehan Kevin ataupun tatapan datar Mommy nya. Tapi dari semalam perut Shera susah dikondisikan.

"Dasar perut murahan." rutuknya.

Tadi Shera sempat mengintip didapur dan menu sarapan pagi ini adalah nasi goreng seafod. Karena dia tidak bisa makan seafod, Shera meminta pada maid untuk membuatkannya seporsi nasi goreng dengan suwiran ayam dan sosis. Membayangkannya saja perut Shera sudah bergemuruh tidak sabar.

Sesampainya di meja makan, semua anggota keluarga sudah duduk di kursi masing masing. Shera duduk disebelah kanan Kevan, berhadap hadapan dengan Sharen.

"Ini non nasi goreng ayam nya." Seorang maid meletakkan sepiring nasi goreng yang masih panas mengepul dihadapan Shera. Sungguh menggugah selera. Bahkan Shera nyaris meneteskan air liurnya. Shera hendak menyantap sarapannya tapi suara rengekan Sherin terdengar.

"Mommy, Sharen mau nasi goreng seperti Shera."

Shera terdiam. Bagaimana dia bisa lupa? Dimasa lalu hal seperti ini juga pernah terjadi. Sharen menginginkan nasi goreng Shera. Dan kala itu Shera memberikan jatah sarapannya pada Sharen dengan sedikit terpaksa. Dia harus membangun citra baik dirinya dihadapan keluarga. Dan dengan terpaksa dia menyantap nasi goreng seafod sebagai gantinya. Akibatnya selama tiga hari Shera harus dirawat dirumah sakit karena alerginya kambuh. Tak ada satupun keluarga yang mengetahui. Selama tiga hari Shera tidak pulang dan dianggap Shera main main diluaran sana.

Tapi kali ini berbeda. Shera sudah memilih bahwa dia harus hidup sesuai dengan apa yang dia mau.

"Bi, tolong ambilkan Sharen sarapan yang seperti Shera." ucap nyonya Anderson.

"Maaf nyonya, saya hanya membuat satu porsi. Jika mau biar saya buatkan sekarang."

"Tapi mom waktunya nggak akan keburu. Aku ada kelas pagi ini." rengek Sharen.

Alena menatap Shera tajam. "Shera kamu bisa kan berikan piring itu pada Sharen? Kamu bisa sarapan dengan nasi goreng seafod yang saya bikin."

Sharen terdiam. Sama persis seperti dimasa lalu. Tidak, dia tidak boleh memakan seafod. Kalau tidak bisa gawat.

Alena yang tidak sabar segera mengambil piring Shera dan memberikannya kepada Sharen. Sebagai gantinya dia mengambil piring baru dan mengambilkan nasi goreng seafod dihadapan Shera.

Shera hanya diam menatap piring dihadapannya. Dia tak akan melakukan kebodohan yang sama seperti dimasa lalu.

David yang melihat Shera hanya menatap piring dihadapannya segera angkat bicara. "Shera segera makan sarapanmu. Nanti kamu berangkat diantar Daddy."

Shera mengangkat kepala dan menatap Daddy nya. Shera sedikit terkejut melihat Daddynya menatap matanya hangat dan bahkan tulus. Tiba tiba rasa hangat menelusup dalam hatinya.

"Iya Dad." Shera mengangguk senang.

Tanpa diketahui siapapun, Sharen memegang erat erat sendok ditangannya. Dia tidak suka jika kasih sayang keluarga terutama Daddynya terbagi dengan Shera. Katakanlah dia egois, Sharen ingin semua perhatian hanya terpusat padanya. Sharen tidak mau posisinya tergantikan dengan Shera.

Shera mengambil roti tawar lalu mengoles selai coklat. "Aku sedang ingin memakan roti pagi ini." ucapnya riang.

Lagi lagi suara kevin merusak pendengaran, "Apa kamu tidak bisa menghargai Mommy yang sudah capek capek memasak sarapan ini? Jadilah tahu diri sedikit disini."

"Shera, apa kamu tidak suka sarapannya? Cobalah, ini sangat lezat." David meyakinkan dengan suara lembut.

Sharen yang mengetahui hal itu berusaha memanfaatkan situasi dengan baik, "Shera apa kamu tidak rela aku memakan sarapanmu? Aku minta maaf Shera. Tapi bisa kan kamu menghargai Mommy yang sudah memasak untuk kita semua?" ujarnya dengan suara sedih.

THE CHOICE "SHERA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang