David menyuapi Shera dengan telaten. Kevan yang melihat adiknya makan dengan lahap tiba tiba menjadi ikutan lapar juga. Akhirnya mereka makan nasi bungkus itu bertiga. Untung David membeli banyak nasi bungkus. Jadi Shera yang memiliki porsi makan besar bisa merasa kenyang.
"Orang pasti ga akan menyangka kalau badan sekecil kamu porsi makannya besar banget dek."
Shera mencebikkan bibirnya, "Aku itu pekerja keras jadi wajar kalau asupan nutrisiku harus banyak."
Kevan mengusak lembut rambut Shera.
"Oh ya sekarang kamu cerita ke kakak, gimana ceritanya kamu bisa jadi dokter. Dan kenapa kamu tidak memberitahu pada kami?"
Shera menatap ayahnya sekilas, "Kakak tanya saja sama Daddy. Aku lagi males jelasinnya. Daddy pasti udah dapat laporan dari mata mata nya."
"Nanti Daddy ceritain semua Kevan."
Mau tidak mau Kevan memendam rasa penasarannya lagi sambil menunggu waktu yang tepat bagi David untuk menceritakan semuanya.
Ada banyak sekali pertanyaan yang ingin Kevan utarakan seputar kehidupan Shera. Tapi, Kevan menyadari wajah pucat kelelahan adiknya itu. Ia jadi tidak tega untuk melanjutkan pembahasan tentang ini. Biarlah nanti dia menunggu Daddynya menceritakan semuanya.
Selama seharian itu Shera mendapatkan izin untuk istirahat diruang rawat inap atas permintaan khusus David pada pihak rumah sakit.
Dan selama seharian itu pula Shera menghabiskan waktunya bersama Daddy dan juga kakaknya. Waktu yang sangat dia nantikan dikehidupan masa lalunya. Dulu dia sangat berharap mendapatkan perhatian seperti ini.
Shera memandang wajah Daddynya yang saat ini sedang menatapnya lembut. Terasa sesak di dadanya ketika teringat dimasa lalu, dengan kedua tangannya sendiri dia menembakkan peluru tepat dijantunh Daddy-nya. Tanpa terasa kedua tangannya bergetar hebat manakala teringat kejadian naas itu.
David yang melihat tatapan Shera yang menyendu dengan tubuh bergetar, merasa khawatir. Direngkuhnya tubuh Shera lalu didekapnya dengan erat. Tanpa terasa bulir air mata menetes dari kedua mata Shera. Kevan yang menyaksikan pemandangan itu, entah kenapa dadanya seperti diremas dengan kuat. Dia menyesali kenapa baru sekarang dia memperhatikan adiknya itu. Adik yang selama ini terbuang dari keluarganya. Adik yang walau tanpa dukungan dari keluarganya sekalipun tetap mampu berdiri bahkan menjadi lebih hebat daripadanya.
Sementara itu pada acara pembukaan cabang butik barunya, Alena mendesah kecewa. Suami beserta putranya tidak hadir pada hari pentingnya. Jika perihal Shera, Alena tidak begitu mempermasalahkan itu. Bukan karena dia tidak menyayangi Shera, tentu saja sebagai ibu kandung, Alena tetap memikirkan Shera. Walau rasa sayangnya tidak sebesar dia menyayangi Sharen, entahlah. Alena merasa sejak dulu dia dan Sharen seperti memiliki jarak tak kasat mata.
Mungkin karena dia merasa iri pada anak kandungnya sendiri. Sejak kecil Shera adalah cucu kebanggaan sekaligus kesayangan ayah dan ibu mertuanya. Satu hal yang bahkan sampai saat ini tidak bisa dia dapatkan.
Iya, walau memang kedua mertuanya tidak menentang pernikahan antara dia dengan David, tapi kedua mertuanya juga tidak begitu menyukainya. Bahkan setelah dia memberikan mertuanya tiga cucu laki laki. Seolah olah itu bukanlah apa apa.
Tapi semenjak dia melahirkan kedua anak perempuan kembar, Shera dan Sharen, secara mendadak semuanya berubah. Awalnya Alena mengira akhirnya dia akan mendapatkan kasih sayang dari kedua mertuanya. Tapi dia salah, karena kasih sayang kedua mertuanya hanya tertuju pada Shera, anak perempuannya.
Bahkan sang ayah mertua dengan bangganya memamerkan Shera pada rekan bisnisnya, dan mengumumkan kepada semua orang bahwa Shera adalah pewaris kekayaannya kelak. Hal itulah yang mungkin membuat dia dan anak anaknya merasa sedikit iri pada Shera.
Sikap kedua mertuanya kepada Sharen pun tampak acuh tak acuh. Bahkan jika didepan kedua mata mereka Shera melakukan kesalahan pada Sharen pun, kedua mertuanya hanya diam saja. Dan menganggap itu kenakalan anak anak biasa.
Kedua mertuanya menganggap Shera adalah pewaris sejati Anderson. Memang diantara kelima anaknya, hanya Shera lah yang mewarisi bola mata biru khas keluarga anderson. Sementara anaknya yang lain memiliki bola mata coklat terang seperti dirinya.
Karena itulah, dia hanya memfokuskan diri dengan mengurus Sharen. Yang mungkin akhirnya membuat Shera merasa iri pada Sharen sehingga selalu berusaha menganggu adiknya itu. Alena menyadari semua itu tak lepas dari kesalahannya. Hanya saja, dia enggan untuk mengakui itu.
Dan sekarang, suaminya beserta putra kedua nya bahkan mengabaikannya. Alena merasa sedikit sedih dan kecewa. Dan lagi lagi dia merasa itu semua karena kehadiran Shera.
***
Berkali kali Sean berusaha untuk menghubungi nomor Shera, tapi selalu tidak aktif. Perasaannya menjadi sangat tidak enak sejak mengalami mimpi buruk semalam.
Ya, Sean bermimpi Shera bersimbah darah dihadapannya. Rasa gelisah menggerogoti hatinya. Tidak, dia tidak hanya bisa berdiam diri. Sean memutuskan dia harus menemui Shera secepatnya. Ya di harus segera terbang ke Indonesia saat ini juga.
***
Buat yang udah baca please tinggalin jejak ya. Maaf kalau masih banyak typo dan bahasa berantakan direvisi secara berkala.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHOICE "SHERA"
General FictionHidup kembali setelah kematian membuat Shera tidak mau meyianyiakan kesempatan kedua yang Tuhan berikan padanya. Bagai mimpi buruk bayangan itu terus terngiang dalam ingatannya. Shera terbangun dalam keadaan yang sangat berantakan. Tubuhnya terus me...