24

49.4K 5.1K 224
                                    

Maaf ya baru sempat up.
Kali ini bacaannya santai saja ya. Nanti akan diusahakan up lagi hari ini. Author nggak janji, tapi akan diusahakan.
Votemen yang banyakk..

HAPPY READING
.
.
.
.
.
.
.
.

William membanting seluruh benda yang ada diruang kerjanya. Sekretaris William yang merasa ketakutan dengan tingkah atasannya segera menghubungi sang asisten untuk menghadap segera.

William melempar asbak kaca hingga mengenai pelipis sang asisten yang baru saja masuk kedalam ruang kerjanya hingga mengeluarkan darah. Sekretaris William bahkan sudah menjerit panik.

"KELUAR KALIAN DARI SINI!" Teriak William murka. Kedua orang tersebut buru buru keluar ruangan sebelum William menjadi semakin berang.

William membuang semua berkas yang ada diatas meja kerjanya.

"Sheraa!" Desisnya tajam. Dia tidak bisa tinggal diam lagi. Dia merasa harus melakukan sesuatu atau Shera akan menjadi semakin berkuasa bahkan mungkin akan mendepaknya dari perusahaan.

Sial.

William tidak tahu langkah apa yang harus dia mulai.

Semua ini karena Opa. Aku adalah cucu tertua, seharusnya aku yang mendapatkan semua. Aku yang seharusnya memegang kekuasaan. Bukan gadis pembawa sial itu. Dasar tua bangka sialan. Bahkan setelah matipun kau masih menyusahkanku. Semoga kau membusuk dineraka!

🍁🍁🍁

Shera terkekeh geli melihat David yang merajuk seperti anak kecil. Pasalnya Shera meminta ijin pada sang Daddy untuk tinggal sementara waktu di apartemen sampai operasi besar yang sudah dijadwalkan terlaksana. Perjalanan dari rumah sakit ke mansionnya membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Sementara apartemennya hanya berjarak kurang dari satu kilometer dari rumah sakit. David mengijinkan dengan syarat David ikut menemani Shera tinggal di apartemen. Tentu saja Shera menolak. Memangnya Shera anak kecil harus selalu diawasin dan ditungguin.

David terus merajuk seperti bocah. "Kamu tega dengan Daddy Sher. Kamu nyaris membuat Daddy kena serangan jantung diruang meeting tadi. Dan sekarang kamu ingin meninggalkan Daddy sendirian di mansion itu?" Kejadian yang dimaksud David adalah ketika Shera menggebrak meja rapat dengan keras. "Jujur saja sejak ada Aleeta, Daddy merasa jantung Daddy jadi semakin lemah."

Shera menggeleng gelengkan kepalanya. "Tenang saja Dad." Shera berkata dengan santainya seraya mengambil sesuatu dari dalam tas nya dan meletakkannya diatas telapak tangan David. "Minum ini dua butir sehabis makan dan sebelum tidur. Dijamin jantung Daddy akan semakin kuat. Tapi ingat jangan melebihi dosis. Kecuali Daddy mau mengganti jantungnya dengan jantung pisang."

David menganga tidak percaya. Membuat Shera tertawa dengan lepas. Daddynya ini lucu sekali, pikir Shera.

David seketika terpana dengan tawa lepas Shera. David tidak ingat kapan terakhir dia melihat tawa bahagia putrinya ini.

"Apa kedatangan kami mengganggu? Sepertinya kalian senang sekali."

Sebuah suara membuat keduanya menoleh bersamaan. Kevan masuk keruangan sang Daddy bersama Kevin.

Kevan mengambil tempat duduk disebelah Shera sementara Kevin memilih duduk di sofa tunggal. Saat ini mereka semua sedan berada di ruangan kerja David.

"Ngapain kalian disini? Tumben kalian datang kesini." Tanya David heran. Tidak biasanya si kembar duo "K" ini datang ke kantor.

"Bukannya Daddy sendiri yang meminta kami datang kemari? Justru kami merasa heran tumben sekali Daddy menyuruh kami datang kemari. Padahal aku sama Kevan sedang ada keperluan." Sahut Kevin.

THE CHOICE "SHERA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang