11

54.1K 5.7K 37
                                    

Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.

Suasana duka menyelimuti kediaman Anderson. Tiga jenazah diletakkan diruang utama keluarga. Disertai isak tangis dan jeritan pilu kerabat serta sanak saudara.

Kevan menatap nanar tiga sosok terpenting dalam hidupnya yang kini terbujur  kaku tak bernyawa. Tubuhnya turut membeku mulutnyapun membisu.

William berusaha sekuat tenaga menguatkan hati dan pikirannya agar tetap sadar. Nyaris saja dia ingin mengakhiri hidupnya jika saja dia tidak memikirkan adik adiknya yang kini berada dalam penuh tanggung jawabnya.

William sekarang adalah kepala keluarga Anderson yang baru pengganti David ayahnya. Dia harus bisa tetap berdiri kokoh agar bisa menopang ketiga adiknya yang tersisa. Terutama dia harus bisa menjadi penyemangat bagi Sharen. Si bungsu kesayangan keluarga.

William tahu pasti diantara semua anggota keluarga, Sharen lah yang pasti merasa sangat terpukul atas kejadian ini. Dia bersumpah didepan jenazah kedua orang tua nya, bahwa dia akan melindungi Sharen seumur hidupnya.

Sharen meratap pilu menangisi kedua orang tuanya. Mata nya menyorot kebencian yang dalam pada saudara kembarnya. Ingin rasanya dia mencabik cabik jenazah Shera lalu membuangnya di tengah jalan. Tapi Alice, adik David menginginkan pemakaman yang layak untuk Shera. Sedari kecil Alice adalah anggota keluarga yang paling dekat dengan Shera selain Oma dan Opa nya. Bahkan apapun yang di lakukan Shera seolah olah baik tante, oma dan opa seakan menutup mata dan selalu mendukungnya.

Beberapa anggota kepolisian datang untuk mengorek informasi perihal tragedi berdarah yang menewaskan tiga anggota keluarga Anderson. Tapi baik pihak keluarga, kerabat ataupun para pekerja menolak untuk memberikan keterangan. Mereka terlampau syok dengan kejadian itu.

Sean datang menyelinap diantara para kerumunan pelayat. Mata nya memerah kedua tangannya mengepal kuat.

Sharen yang melihat kekasih hatinya datang, segera berlari hendak memeluk dan menumpahkan segala kesedihannya pada sang kekasih. Dia membutuhkan Sean saat ini.

Tapi secara tiba tiba Sean mendorong tubuhnya kuat kuat bahkan nyaris menghantam lantai jika tidak ditahan William.

"APA APAAN KAMU SEAN?" Sentak William tidak terima adiknya dikasari seperti itu. Sementara Sharen memandang Sean dengan tatapan tidak percaya.

Sean menunjuk Sharen tepat didepan wajahnya, "Kamu jahat Sharen. Disini kamulah penjahatnya. Semua ini akibat keegoisanmu!"

"Apa maksudmu Sean? Kamu tiba tiba datang dan memperlakukan Sharen seperti ini. Tuduhan kamu tidak mendasar." William benar benar tidak habis pikir dengan kelakuan Sean yang tiba tiba seperti itu.

Sean menatap tajam William dan Sharen secara bergantian. "Dasar wanita iblis. Semua ini gara gara kamu. Kamu yang membuat Shera pergi. Kamu yang membunuh Shera ku!" Desis Sean tajam. Mata nya menyorot penuh kebencian dan dendam.

Sharen memandang Sean dengan tatapan terluka. Dia menggeleng gelengkan kepalanya. Air mata terus terusan lolos dari kedua mata nya. Tidak, Seannya tidak boleh begini.

William mencoba menahan diri dan menguatkan Sharen yang kini tengah bersandar penuh padanya. Tubuhnya bergetar hebat dan nyaris luruh kebawah jika saja tidak ditahannya. Shera mencengkeram kuat kuat kemeja William seolah olah bumi akan menelannya jika tidak berpegangan.

"Tutup mulutmu sialan. Sharen korban disini, korban kejahatan Shera!" William masih berusaha membela Sharen. William tidak habis pikir dengan semua ini. Setaunya Sean sangat mencintai Sharen. Bahkan Sean sendiri yang menghadap pada Daddy nya untuk melamar Sharen.

THE CHOICE "SHERA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang