15

48.4K 4.8K 212
                                    

Mohon maaf, tadi ada kesalahan ketika mempublish Chap 15. Jadi Author menghapusnya lagi.

Sebagai permintaan maaf chap 15 ini author tulis lebih panjang dari chap yang lain.

Selamat membaca😘
🌼🌼🌼

Happy Reading

.

.

.

.

.

.

.

.


"Kamu yakin tidak ingin Daddy bantu meluruskan masalah itu?" Tanya David pada Shera.

Saat ini David dan Shera sedang berada di gazebo belakang mansion.

Shera mengangkat bahu, "Biarkan saja Dad. Shera bisa mengatasinya sendiri." Jawab Shera seadanya. Sejujurnya Shera tidak begitu peduli dengan semua permasalahan di rumah sakit tempatnya bekerja. Pengalamannya hidup dimasa lalu sedikit banyak sangat berpengaruh pada penguasaan emosinya. Shera masih bisa mentolerir masalah ini karena belum begitu merasa terganggu. Jika saja nanti Shera merasa sangat terusik, maka dia pasti tidak akan tinggal diam.

David memandang hangat putrinya. Putrinya kini sudah tumbuh dewasa dan bijaksana. Selain parasnya yang cantik, Shera memiliki pengendalian diri yang bagus. Shera bukan tipikal orang yang akan terburu buru dalam melakukan sesuatu serta gegaabah dalam megambil keputusan.

Sekilas jika dilihat Shera terlihat seperti gadis yang pendiam dan lemah. Tapi netra biru Shera mengingatkannya pada tatapan mata mendiang ayahnya. Tenang, namun berbahaya.

"Daddy tidak ke kantor?" Tanya Shera.

"Nanti agak siang. Hari ini kamu tidak bekerja?" David balik bertanya.

"Shera mendapatkan libur hari ini karena beberapa hari belakangan Shera selalu lembur." Jelas Shera. "Bagaimana dengan masalah perusahaan?" Lanjutnya.

David menghela nafas berat, "Masalah ini begitu rumit. Sepanjang Daddy memimpin perusahaan, baru kali ini Daddy seolah seperti mati langkah." Jelas David. Shera menyimak tanpa berkomentar. "Seharusnya sudah saatnya Daddy mundur dari perusahaan dan menyerahkannya pada William. Tapi William merasa masih belum siap."

"Memangnya masalah apa yang terjadi diperusahaan Dad?" Tanya Shera, siapa tahu dari ingatannya di masa lalu bisa membantu.

"Beberapa kompetitor beramai ramai seolah menyerang perusahaan kita. Bahkan beberapa waktu lalu terjadi kebocoran data perusahaan. Akhir akhir ini kita selalu kalah tender dari para kompetitor. Bahkan beberapa proyek kita dilapangan disabotase. Semuanya terjadi secara mendadak dan bersamaan."

Shera menyimak penuturan David. Shera terdiam beberapa saat. Dia mengingat dengan jelas, seharusnya ini terjadi tiga tahun setelah kedatangannya ke Indonesia. Dan Satu tahun pasca dia menjabat sebagai Wakil CEO di perusahaan. Kenapa bisa terjadi sekarang? Apakah ini akibat dari pengulangan waktu yang dia alami? Tanya Shera dalam hati.

"Dad, Shera boleh tidak kalau nanti ikut ke kantor?"

"Tentu saja sayang, itu juga perusahaan kamu. Seandainya saja kamu mau bergabung dengan perusahaan." Desah David berandai andai.

THE CHOICE "SHERA"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang