Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.Dokter Dani bergegas mendekat kehadapan pria itu lantas dokter Dani menunduk hormat padanya.
"Selamat datang tuan Sean." Ucap Dani penuh hormat. Sean hanya membalasnya dengan anggukan kecil.
Sean mengedarkan pandangannya menatap kearah semua orang. Tatapannya menghunus tajam melihat wajah wajah yang akhir akhir ini membuat gadisnya susah.
"Mungkin beberapa diantara kalian ada yang mengenal siapa saya. Saya, Sean Alexander. Pewaris tunggal Royal Grup. Yang berarti pemilik Royal Hospital ini." Jelas sean membuat beberapa diantara mereka terkesiap kaget. Selama ini mereka belum pernah melihat sosok pemilik dari penguasa bisnis raksasa Royal Grup yang memiliki anak cabang perusahaan diseluruh dunia.
Mukti Handoyo tak bisa berkata apa apa lagi. Dia tidak tahu jika anak pemilik rumah sakit ini berhubungan dekat dengan Shera. Kacau, semuanya kacau.
Sherly merasa tubuhnya seolah tak dialiri darah. Dia mengenal Sean ketika dia datang menghadiri acara pertunangannya dengan Kaivan. Sean adalah sepupu Kaivan. Dia tahu bahwa Sean adalah anak dari pemilik rumah sakit ini. Tapi dia tidak menyangka kalau Sean dan Shera saling mengenal dan terlihat sangat dekat. Sejak awal pertemuan dengan Sean, sebenarnya Sherly menaruh rasa suka juga pada Sean. Karena selain tampan, Sean juga jauh lebih berkuasa daripada Kaivan. Sean adalah sosok lelaki sempurna seperti yang dia impikan. Tapi dia sudah terlanjur bersama dengan Kaivan. Rencananya Sherly ingin menggoda Sean jika ada kesempatan. Tapi sekarang semuanya serasa semakin sulit, dan ini semua gara gara Shera.
Sialan gadis itu. Bahkan sekarang Sean berpihak padanya. Ini tidak bisa dibiarkan. Sherly Handoyo tidak mengenal kata kalah. Ini belum berakhir, ini baru permulaan. Aku akan membuat kamu menyesal karena mencari masalah denganku, Shera!
Sementara Risa menatap kagum kearah Sean. Ketampanan Sean seolah menyilaukan matanya. Benar benar ciptaan Tuhan yang sangat sempurna. Tapi, itu hanya sebatas kekaguman saja. Risa jauh lebih ingin menjadi sahabat Shera daripada menjadi saingan Shera apalagi musuhnya. Ingatkan Risa untuk tidak mencoba membuat masalah dengan Shera.
"Berani sekali kalian ingin mengusir calon istri saya dari rumah sakit milik saya sendiri."
Kata kata Sean tajam menusuk, membuat wajah wajah disana menjadi pias dan pucat. Oksigen seolah olah berhenti mengalir di pernafasan mereka. Tapi, bernafas bukanlah hal yang penting untuk saat ini.
Sementara Shera, tetap diam tanpa ekspresi. Dia tahu, selama ini Sean selalu mengawasinya. Shera memiliki insting serta intuisi yang tajam. Baginya Sean hanyalah sekedar sahabat. Hanya sahabat. Shera memutuskan untuk tidak akan lagi melibatkan hati pada kehidupannya kali ini. Sementara cinta? Entahlah, bukan itu prioritas utamanya sekarang. Yang jelas apapun pilihan Shera dia berjanji untuk tetap membahagiakan dirinya sendiri.
"Adrian." Sean memanggil asistennya.
"Ya tuan Sean."
"Ingat wajah wajah manusia ini, dan catat baik baik. Blacklist nama mereka beserta seluruh keluarga mereka dari semua bisnis milik Royal Grup. Jika ada anggota keluarga mereka yang bekerja di perusahaan milik Royal Grup dimanapun itu, pecat secara tidak hormat!"
Perintah yang diucapkan Sean membuat tubuh mereka seperti tidak bernyawa. Menyesal? Ya mereka sangat menyesal. Jika saja mereka tahu akan jadi seperti ini, mereka tidak akan pernah bersinggunggan apalagi menyentuh Shera. Mereka tahu semua sudah berakhir untuk mereka. Dan sekarang keluarga mereka turut terkena imbasnya.
Shera sedikit merasa tidak senang dengan hal itu. Bukan karena dia merasa kasihan pada mereka, tidak. Shera tidak sebaik itu, terutama pada orang yang sudah mengusiknya. Dia hanya tidak suka jika ada orang yang ikut campur dalam masalahnya. Sekalipun itu Sean.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE CHOICE "SHERA"
Fiksi UmumHidup kembali setelah kematian membuat Shera tidak mau meyianyiakan kesempatan kedua yang Tuhan berikan padanya. Bagai mimpi buruk bayangan itu terus terngiang dalam ingatannya. Shera terbangun dalam keadaan yang sangat berantakan. Tubuhnya terus me...