6. MENGHINDAR

238 34 1
                                    


Setibanya di rumah, aku merebahkan tubuh ku di ranjang kecil itu, aku baru menyadari satu hal bahwa aku mencintainya, ini terlalu cepat. Aku tak boleh memiliki perasaan ini, aku khawatir melihatnya terluka aku takut dengan perasaan ku ini, aku jadi lemah jika soal cinta.

"Mulai sekarang aku harus menghindar untuk sementara, aku harus melakukannya atau jika tidak aku akan jatuh semakin dalam..."  Terlalu sibuk dengan pikiran ku entah sejak kapan aku memasuki alam bawah sadar ku.

~ ~ ~

Aku terbangun mendengar ketukan di pintu, dengan setengah sadar aku membuka pintu, ternyata itu Hyungseok. "Ada apa?" tanya  ku, "hei sudah malam dan masih belum ganti baju?" tanya Hyungseok dan aku melihat langit yang sudah gelap, selama itu aku tertidur, aku mengusap wajah ku kasar, "aku ketiduran hufh."

"Kau pulang dengan aman?" tanya Hyungseok, "tentu saja, kenapa?" Hyungseok menggaruk kepalanya. "Lalu kenapa Vasco menanyakan mu pada ku?" mendengar itu aku bingung, "aku pulang sendiri tidak dengannya, bilang saja aku sampai rumah dengan aman." Hyungseok mengangguk, "dia minta alamat mu apa boleh ku berikan?"

"Jangan! jangan berikan aku tak mau bertemu dengannya." Ucap ku jujur, "apa? kenapa? bukan kah kalian saling suka?" tanya Hyungseok, "tak ada yang suka, aku tidak suka siapapun, jadi berhenti bertingkah aneh Hyungseok, tolong... aku tidak menyukai pria itu aku membencinya!" ucap ku kesal, "aku mau bersih-bersih, sudah dulu ya, kepalaku pusing." Tak menunggu jawabannya aku menutup pintu,

Dengan cepat aku membersihkan tubuhku dan bersiap tidur berharap besok tidak bertemu dengannya.

~ ~ ~

Pagi ini aku sudah selesai dengan baju dan tidak menggunakan make up seperti biasa, aku malas melakukan apa pun sekarang, saat membuka pintu seperti biasanya Hyungseok menunggu ku. kami jalan bersama penuh keheningan, kali ini aku benar-benar tidak ingin bicara, kepalaku sangat pusing sepertinya karna tidak makan dari kemarin, terakhir hanya makan roti pemberian cowok itu di sekolah, aku memang sangat suka mencari penyakit.

"Tumben tak pakai riasan seperti biasanya?" Hyungseok memecah keheningan, "hanya sedang malas." Jawab ku singkat. "Apa kau sakit Sarang? kau terlihat pucat."

"Aku baik-baik saja dan aku benar-benar sedang malas bicara maaf Seok." Setelah itu Hyungseok diam tak bicara lagi seakan mengerti. 

...

Setibanya di gerbang, "oh iya Hyungseok," aku menghentikan langkah. "Ada apa?" tanya nya, "beri tahu aku jika kau melihat Vasco ok?" pinta ku, "kenapa apa kalian bertengkar?" aku menghela nafas, "beritahu saja lain kali akan ku ceritakan, aku mohon aku tidak mau bertemu dengannya." Aku memasang puppy eyes baru lah Hyungseok pasrah.

"Hufh.. Baiklah." Kami melanjutkan ke kelas, Jay seperti biasanya sudah datang lebih dulu, "hai Jay." Sapa ku dan tak menunggu jawabannya karna tidak akan di jawab juga, aku menenggelamkan wajah memilih tidur menunggu bel jam pertama. 

Baru merasa tenang ada saja yang mengusik tidur ku, "ini masih pagi dan kamu malah tidur?" mendengar suara Haneul aku menatapnya, "omo! kamu sangat pucat mau make up? pakai saja punya ku, atau kamu sakit?" aku mengusap wajah ku frustasi, "aku memang terlihat pucat Haneul saat tidak memakai riasan." Ucap ku bohong.

Author POV

Saat ingin melanjutkan tidur Hyungseok berlari menghampiri meja Sarang, "hey ada Vasco!" bisik nya, Sarang melihat Vasco dan dengan segera cewek itu meninggalkan kelas membuat Haneul dan Jay bingung. 

"Apa kalian melihat Putri Kim?" tanya Vasco mengahmpiri meja Jay, "itu dia baru saja.." Hyungseok menutup mulut Haneul saat ingin memberitahu keberadaan cewek yang di ari Vasco. "Tidak! kami tak lihat, dia pergi begitu saja dari tadi." Ucap Hyungseok membuat Haneul melepas tangan cowok itu yang menutup mulutnya. "Benarkah? baiklah Hyungseok kalau melihatnya beri tahu aku." Setelah itu Vasco pergi meninggalkan kelas fashion.

Sementara Sarang was-was melihat sekitar, saat ingin ke jurusan komik dia melihat Bumjae dan anak-anak arsitek dengan cepat dia berlari hingga anak-anak kelas lain melihat nya bingung, cewek itu kembali ke kelas saat bel bunyi, dengan napas yang tidak teratur dia duduk dan Jay memberikan air mineral. 

"Terimakasih Jay." Sarang meneguk minuman itu. "Aku seperti di kejar preman, kenapa dimana mana ada jurusan arsitektur? ah tidak tapi Burn knuckles.

...

"Ada yang melihatnya?" semuanya menggeleng artinya tidak, "kami tidak melihatnya di mana pun." Vasco mengusap wajahnya, "Pasti masih di area sekolah sudah lah ayo ke kelas, maaf meminta hal konyol ini pada kalian." Ucap Vasco pada teman-temannya. "Tak apa, itu tugas kami membantu mu Vasco."

~ ~ ~

Sarang POV

Baru kali ini aku tidak ingin jam pelajaran berakhir waktu terus berlalu menandakan waktunya istirahat, jujur saja perut ku sangat lapar. 

"Sarang ayo ke kantin." Ajak Mijin kami bersama menuju kantin dengan perasaan was-was aku memperhatikan sekitar. 

Saat mengantri aku harap jurusan arsitektur tidak ke kantin, baru akan tiba giliran ku Hyungseok memanggilku dengan berbisik, "Sarang... ada Vasco dan jurusan arsitektur mereka sepertinya masih mencarimu." Ucap Hyungseok.

Benar saja aku merasa punya hutang pada mereka, dengan buru-buru aku memberi nampan makanan pada Hyungseok yang di belakangku, dan meninggalkan kantin diam-diam untung saja ramai jadi tidak akan terlihat. 

Baru menghembuskan nafas pelan aku berpapasan dengan Bumjae, "Kim Putri Sarang! tunggu!" teriak Bumjae dengan cepat aku kembali berlari, semua kelas terlihat kosong, aku masuk ke jurusan kecantikan pasti semua nya di kantin kan? 

Aku bersembunyi di bawah meja, aku mendengar suara Bumjae dan temannya yang lain, aku menahan nafas ku, aku benar-benar panik. "Pasti tidak jauh dari sini, ayo cari!" terdengar  perintah Bumjae, sesaat suara itu hilang. 

Aku bernafas lega untuk sesaat. "Apa yang kamu lakukan?" suara itu mengagetkan ku, jantung ini serasa mau keluar. Cowok dengan rambut hitam bleach putih menatapku, wah cowok cantik. "Ah maaf aku di kejar-kejar tadi-" ucap ku melihat name tag nya Janghyung nama cowok ini.

"Di kejar siapa?" tanya nya, "ah.. itu tak penting aku pergi dulu," baru mau berdiri perut ku berbunyi ini memalukan, cowok itu terlihat menahan tawanya, "ini makan lah." Janghyun memberi roti isi pada ku, aku tidak bisa menolak karna memang belum isi perut dari kemarin, "terimakasih." Setelah itu aku pergi meninggalkan jurusan kecantikan.

Aku memilih bersembunyi di toilet tempat paling aman karna mereka tidak mungkin kan masuk toilet perempuan, ini menjijikkan tapi aku terpaksa makan di toilet ini. "Yang namanya Janghyun itu apa satu-satunya jurusan kecantikan?"

Setelah selesai makan bel berbunyi dan saat nya kembali ke kelas.

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang