15. AKU TAK BISA TANPA NYA

143 21 0
                                    


Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan aku terus berlatih dengan sangat keras bersama orang-orang terpercaya Kim Namjoo, "ayah mau melihat kalian bertarung dengan serius bagaimana perkembangan mu selama beberapa bulan ini." Aku dan Jonggun saling berpandangan, "sepertinya ini terlalu cepat jika anda meminta saya dan Putri bertarung..."

"Jonggun, kau menentang ku?" Jonggun terdiam, "ayo, aku juga penasaran perkembangan ku sejauh mana." Aku meyakinkan Jonggun, beberapa bulan terakhir aku menjadi anak manis yang taat semua perintah Kim Namjoo yang bengis itu, jika aku menentangnya dia takkan segan melukai teman-teman ku terutama Vasco, orang tua sialan ini tau kelemahanku.

"Mulai."

Aku melihat Jonggun sebagai ayah ku agar aku bisa mengeluarkan kemampuan terbaikku untuk tujuan ku yang sebenarnya, ku harap Jonggun tak mengalah.

~ ~ ~

Author POV

Darah mengucur dari hidung dan pelipis Sarang sementara Jonggun? sedikit tergores. Sarang hanya bisa membuat sedikit luka di sudut bibir nya. Seluruh tubuh cewek itu terasa sakit namun semangat nya lebih besar dari rasa sakit, Kim Namjoo tak memberi ekspresi apapun, "aku hanya mengalah sedikit, bisa mati anak ini jika aku serius, tapi dia tak bisa di remehkan pencapaiannya secepat ini? untuk ukuran wanita ini pencapaian yang bagus karna bisa menyentuh ku." Batin Jonggun.

Sarang POV

"Jonggun ikut aku." Ayah dan Jonggun pergi, aku tergeletak di lantai lalu bayangan seseorang mengejutkan ku, "wah~ itu pertarungan yang menyenangkan, apa kah Jonggun mengalah atau kau memang bisa mengalahkannya?"

Aku memejamkan mata ku, "aku tak sekuat itu mengalahkan dia, apa mau mu Junggo?" Junggo duduk di sebelah ku, "ini minum lah, itu pertarungan yang cukup lama." Aku duduk dan meneguk minuman itu mengusap darah yang mengalir diwajah ku, "Terimakasih."

~ ~ ~

Author POV

"Apa kau sengaja mengalah padanya karna dia putri ku?" tanya Kim Namjoo tak basa basi, "tentu tidak, perubahan putrimu memang sangat cepat, dia bertarung seperti anda." 

Namjoo terlihat berfikir, "benar kah? kau tak mengalah padanya? bagaimana jika aku tes dia dengan Yoondu? kau tau kan dia hampir sama dengan mu, dia bisa mati jika kau berbohong tentang pertarungan tadi, aku tidak peduli jika dia putri ku atau bukan, jika memang pantas aku akan memilih dia menggantikan ku." 

Jonggun tersenyum. "Yoondu lebih lemah dari Putri, dan saya hanya membiarkan Yoondu tetap hidup. Saya berani bertaruh, berikan Putri waktu 1 bulan saja. Saya yakini Yoondu bisa mati ditangan putri anda." Jonggun bicara dengan sangat yakin.

"Kenapa kau begitu yakin?" tanya Namjoo, "jangan lupa, siapapun bisa jadi monster jika saya latih." Setelah mengatakan itu Jonggun meninggalkan Namjoo sendiri.

"Aku tak sepenuh nya mengalah, agar dia bisa melebihi diriku untuk membunuh ayahnya sendiri, aku pun punya tujuan... Putri harus lebih kuat dari monster itu," batin Jonggun dan kembali menemui Putri Kim.

~ ~ ~

Sarang POV

"Setelah ini kau mau kemana?" saat aku sibuk berbincang dengan Junggo, Jonggun datang. "Aku mau makan teokpokki kau mau ikut?" Ujar Junggo santai, "aku tak bicara dengan mu."

Mendengar itu wajah Junggo berubah membuat ku tertawa. "Aku mau pulang, sudah lama tak bersantai setidaknya boleh kan aku libur sehari saja?" tanya ku pada Jonggun, "...baiklah sehari  boleh." 

Aku tersenyum senang karna kami benar-benar berlatih setiap hari, aku berdiri mengambil kotak obat, "duduklah." Jonggun duduk sementara Junggo tidak melakukan apapun, apa yang dia pikirkan membuat ku penasaran.

Aku mengobati luka di sudut bibir nya akibat ulah ku, "Apa kau tadi mengalah pada ku? bagaimana perkembangan ku, guru?" tanya ku sembari mengobati lukanya. 

"Awalnya aku berniat mengalah tapi saat kau berhasil menjatuhkan ku, aku tak akan mengalah pada murid ku, kekuatan bertarungmu meningkat pesat tapi jangan cepat puas, itu karna kita rajin berlatih, setelah libur sehari nanti harus lebih serius, ya?" aku senang mendengarnya, "baik guru!"

Setelah membersihkan lukanya, "mau kuantar pulang? kebetulan aku ada perlu dan searah ke rumahmu," Jonggun menawariku tumpangan, "baiklah aku bersih-bersih dulu." Aku meninggalkan duo J dan segera membersihkan diri.

Author POV

"Hey jika suka katakan saja, pria macam apa kau?" Junggo duduk disebelah Jonggun, "omong kosong apa yang kau bicarakan?" 

Junggo tersenyum, "sekali lihat saja sudah jelas, kau menyukai Putri Kim, kan?!" teriak Junggo dengan sengaja, Jonggun membekap mulut Junggo dengan cepat, "tutup mulut mu!"

"Wah dugaan ku benar, apa yang menghentikan mu?" tanya Junggo, "dia sudah punya kekasih." Junggo menepuk pundak jonggun, "Jonggun yang malang nanti ku traktir teopokki dan soju," Jonggun berdiri "baiklah, naiklah ke mobil duluan, aku akan menunggunya."

~ ~ ~

Sarang POV

"Kalian yakin tak mau mampir ke rumah sederhana ku dulu?" tanya ku pada Junggo dan Jonggun, "mau nya sih begitu~ tapi sudah ada pacar mu yang menunggu." 

Junggo menunjuk ke arah rumah ku, aku melihat Vasco yang sedang memainkan ponselnya disana aku sangat merindukannya senyumku mengembang seketika, "Ya sudah kalau begitu, kalian hati-hati!" aku segera turun dari mobil dan berlari memeluk Vasco, terlalu semangat hingga ponselnya hampir jatuh.

"Bogoshipo!" Vasco membalas pelukan ku, "nado bogoshipo!" ucapnya tak kalah semangat, senyumku mengembang melihat pacarku yang manis ini, aku akan menghabiskan waktu liburku dengan Vasco, kebetulan besok minggu.

Author POV

"Wah mereka sangat romantis, apa hati mu baik-baik saja?" Junggo yang tadi duduk di belakang pindah kedepan, Jonggun dan Junggo yang memperhatikan Putri dan Vasco yang sibuk mesra- mesraan. "Jika kau bicara sekali lagi akan ku hajar." Lalu mobil dilajukan meninggalkan tempat itu.

~ ~ ~

Sarang POV

Vasco memperhatikan wajah ku dengan seksama, wajah cerianya menghilang, "kenapa wajah mu lebam? siapa yang melakukannya? akan ku hajar!" wajah sangarnya tidak menakutkan bagiku melainkan sangat lucu, "aku yang ceroboh ini bukan masalah besar, ayo pergi makan aku lapar~" aku menarik lengan Vasco yang masih terlihat kesal. 

"Gendong.. kaki ku terkilir jatuh dari tangga." Ucap ku berbohong, Vasco menuruti ku, suasana hatiku selalu bagus setiap bersamanya, aku berani bersumpah satu dunia boleh meninggalkan ku asalkan jangan Vasco, aku tidak akan bisa tanpanya.

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang