27. HILANGNYA PUTRI

101 14 0
                                    


Author POV

"Dari pagi aku tak melihat Sarang hingga malam, kemana dia?" pikir Hyungseok yang sibuk melihat jalanan yang sepi.

...

"Kemana anak ini? dihubungi tak bisa." Gimyung bolak balik di depan rumah Sarang, "mungkin dia sedang tak di rumah kak," ucap Jitae.

"Aku tau Jitae karna itulah rumahnya kosong, tapi kemana dia sampai ponsel nya tak aktif." Jitae pusing melihat Gimyung yang seperti setrika kesana kemari. "Kak, kita tunggu saja sampai besok sore, kalau tak ada kabar juga kita tanya pada teman-temannya, kalau hilang kita cari."  Jitae memberi saran. 

"Baiklah kau benar, minta seseorang memantau rumahnya, ayo kita kembali."

~ ~ ~

Hyungseok melihat rumah Sarang, ia menunggu beberapa saat tapi tak kunjung keluar di ketuk pun tak ada jawaban, sudah seharian tak terlihat ke mana dia? Hyungseok memilih ke sekolah mana tau ada yang bertemu dengannya.

"Sarang belum datang?" tanya Hyungseok menatap Jay yang menggeleng, "bukannya kau tetangga nya?" tanya Zin yang baru tiba. "Iya, tapi sudah dari hari minggu hingga sekarang dia tak terlihat." Ucap Hyungeok, "mungkin Vasco tau?" ucap Mijin tak lama bel bunyi, "Kita bahas nanti."

~ ~ ~

"Kak, kami tak menemukan tanda kehidupan di rumah yang kakak bilang itu hingga kini." Gimyung terlihat berfikir, "baiklah Rainman, jika sampai besok dia tak menghubungi ku, tolong sebar anak-anak mencarinya." 

Rain man akhirnya meninggalkan Gimyung, "apa kau mau perang? kenapa menyebar Bigdeal?" tanya Sinwoo yang baru tiba, "Kim Sarang hilang." Ucapnya, "apa?! apa ini ulah Ilhae?!" Gimyung menghela nafas berat, "sepertinya tidak, tunggu sampai besok pagi, aku khawatir terakhir kali bersama dengannya kondisinya terlihat kacau." Ucap Gimyung.

...

"Kau melihat Sarang?" tanya Hyungseok pada Vasco, "tidak, apa dia tak masuk kelas?" tanya Vasco lagi, "dari kemarin aku tak bertemu dengannya dihubungi pun tak bisa," ucap Hyungseok menikmati minumannya, "Bumjae... pulang sekolah sebar burn knuckle, cari putri sampai ketemu." 

Mendapat perintah, Bumjae memberi info pada temannya yang lain, "kamu kemana?"

~ ~ ~

Di sisi lain

Sarang POV

"Bibi, ini aku tadi masak, sebenarnya aku tidak terlalu pandai tapi aku melihat di internet semoga saja bibi suka," Aku memberikan kantung berisi makanan, "wah kebetulan bibi sangat lapar sekarang, ayo kita makan bersama~" 

Bibi menarik ku aku tak bisa menolaknya, aku melihat-lihat foto yang di pajangan, "ini anak bibi?" aku melihat foto anak perempuan disana tersenyum manis bersama bibi ini. Tatapan ceria bibi berubah sendu, "iya itu putri ku, dia Yeji seumuran dengan mu.. jika masih hidup." 

Aku menyesal telah bertanya.

"Maaf bibi.." bibi tersenyum dan menyiapkan piring untuk kami makan, "ayo duduk, kita bisa bercerita banyak hal." 

Kami pun makan bersama, untunglah masakan ku tak sehambar atau seasin biasanya. "Choi Yeji itu putriku satu-satunya, dia mengalami kecelakaan setelah merayakan ulang tahun temannya, itu semua terjadi begitu cepat.." aku mengusap tangan bibi menyalurkan semangat bibi tersenyum, "bibi senang ada kamu disini, bibi jadi tak kesepian lagi, terimakasih nak Sarang." Ucap bibi.

"Aku juga senang bertemu orang baik seperti bibi, aku juga dari kecil tak tau siapa ibu ku.." bibi menyentuh tangan ku bergantian, "jika mau nak Sarang bisa memanggil bibi, eomma..." aku melihat mata bibi seperti menahan tangisnya. 

"Ah maaf apa bibi terlalu berlebihan?"

"Eomma." ucap ku pelan, bibi tersenyum senang, air mata bahagianya tak bisa berbohong, "aigo sudah sangat lama aku tak mendengar panggilan itu, anakku kapan pun butuh bantuan datangi saja bib.. eomma, eomma akan membantumu," kami saling bercerita panjang lebar seakan sudah seperti ibu dan anak.

...

"Eomma apa aku boleh membantu mu?" tanya ku di sela-sela makan, "membantu apa?" tanya eomma, "itu setiap pagi aku melihat eomma menjual hasil panen padi dan buah-buahan ke pasar, apa aku boleh membantu?" tanya ku lagi. 

Ibu tersenyum. "Boleh, tapi jangan kelelahan ya?" aku memberi hormat membuat ibu tertawa melihat tingkah ku, "jadi ibu tinggal sendiri juga?" tanya ku membereskan meja yang sedikit berantakan, "iya, dulu sangat sepi tapi karna ada putri ku jadi tak sepi lagi~" aku tersenyum mendengarnya. 

Jadi begini rasanya memiliki seorang ibu?

~ ~ ~

Author POV

"Kalian menemukannya?" tanya Vasco, "maaf Vasco kami tak menemukannya, di semua tempat dia tak ada," ucap bumjae, Vasco mengusap wajahnya, "kalian sudah bekerja keras, ini sudah sangat larut, pulang lah dengan selamat." 

Mereka semua berpisah, Vasco berdiri di depan pintu itu, biasanya saat pintu terbuka senyum manis itu selalu terlihat, "apa yang sudah ku lakukan? kamu kemana? kembali lah, maaf aku meninggalkan mu seperti itu, aku menyesal..."

...

"Kak kami tak menemukannya." Ucap Jitae, Gimyung mengusap wajah frustasi, "jika ini karna ulah Seo Seongeun malam itu, akan ku hajar sampai mampus dia sekali lagi." Batin Gimyung, "baiklah, untuk hari ini sampai disini, kalian kembali lah."

Setelah itu Gimyung memilih menuju rumah Sarang mungkin saja ada keajaiban. 

...

"Apa yang dia lakukan disana?" Gimyung menghampiri Vasco yang sedang menatap kosong rumah Sarang.

"Untuk apa kau kesini?" tanya Gimyung, "apa kau juga mencarinya?" tanya Vasco, "tentu saja, dia menghilang entah kemana pasti ini ada hubungannya dengan mu kan! kau bersikap kekanakan dan tak tau seberapa menyedihkan nya dia malam itu!" Gimyung menarik kerah baju Vasco, sementara Vasco tak berkutik. 

"Aku ingin minta maaf padanya, sampai kapan pun aku pasti mencari nya.." Gimyung melepaskan cengkramannya, "terlambat, dia menghilang dan kau baru menyadarinya? kau tak tau seberapa hancurnya dia? saat kau meninggalkannya?" Gimyung tak mendapat jawaban dari Vasco.

"Enyah lah, kau tak akan bisa menemukannya, hiduplah dalam penyesalan Vasco." Gimyung berniat meninggalkan Vasco, "kau siapa? mangaturku, aku tak akan menyerah mencari wanita yang ku cintai!" ucap Vasco menatap Gimyung tajam, "aku juga tak akan menyerah mencari... wanita yang ku cintai." Setelah itu Gimyung meninggalkan Vasco.

"Sial!" Vasco melampiaskan amarahnya disana. 

"Hanya ada satu orang yang bisa menemukan nya." Batin Gimyung melajukan mobil.

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang