26. I MISS YOU

122 16 0
                                    


Vasco POV

Dari kejauhan aku melihat cewek berjaket biru itu, siapa lagi kalau bukan mantan kekasihku, tapi yang membuatku bingung, kenapa di cuaca seperti ini pakai jaket. 

"Susu nya sudah Vasco?" tanya Bumjae yang tak dapat jawaban, "apa yang kau liat? bukankah itu Sarang kenapa pakai jaket? ini kan panas?" tanya Bumjae tak ku hirukan, "ayo kembali ke kelas Bumjae." Ajak ku, kami berdua pun kembali ke kelas.

Author POV

"Mana Vasco?!" teriak Zin di jurusan arsitektur, "Zin kenapa kau suka menghajar Vasco?" Hyungseok terlihat bosan menangahinya, "takkan ada rasa bosan untuk menghajar orang seperti dia." 

Matanya teralih melihat Vasco dan Bumjae yang baru datang, "apa lagi sekarang Zin?" Vasco pun bosan menghiraukannya, "hey apa kau masih belum bicara dengan Sarang?" tanya Zin, tak ada jawaban. 

"Apa kau tau Sarang di hajar preman saat kau tak ada?" Vasco dan Bumjae menatap Zin tak percaya, "kau bilang apa?" tanya Vasco apa dia tak salah dengar.

"Bukan kah kau benci orang jahat? sekarang dia di kroyok orang jahat hingga babak belur begitu dan kau malah jadi pecundang disini? hanya memikirkan diri sendiri?" Vasco menarik kerah Zin, "apa yang kau bicarakan?" Zin tak goyah dia malah tersenyum, "lihat saja sendiri." 

Dengan cepat Vasco mencari Putri yang entah di mana.

~ ~ ~

Sarang POV

Mata ku menatap kosong pantulan kaca. Aku butuh seseorang kini, disaat seperti ini aku hanya memiliki diri ku sendiri? aku harus memastikannya lagi... 

Aku membersihkan tangan ku dan menyimpan alat itu di saku, baru keluar toilet sudah berdiri disana Vasco, entah ekspresi apa yang bisa ku berikan, dia sepertinya sedang tak senang, dia mendekatiku dan membuka jaket ku seperti Zin tadi.

"Siapa yang melakukan ini?" tanya nya menelusuri setiap luka ku, aku menepisnya kasar, "bukan urusan mu." Dengan cepat aku meninggalkannya disana, apa urusannya? siapa dia beraninya.

...

Sepulang sekolah hingga larut malam aku kembali melalui jalan biasa, orang yang kemarin menghajarku kembali tapi kondisi mereka menyedihkan, siapa yang menghajar mereka, "kami... kami minta maaf sudah melukai mu," ucap ketuanya, "benar.. kami menyesalinya tolong ampuni kami." 

Tak seperti kemarin mereka malah bersikap seperti anjing yang takut pada majikan, "akan ku maafkan jika kalian tak muncul dihadapan ku lagi."

...

Setelah bersih-bersih aku bersiap menuju rumah sakit yang jauh dari sini, aku ingin memastikannya sekali lagi, semoga saja tidak.

~ ~ ~

"... Janin mu sudah berusia 2 minggu, dan janin mu sehat." Aku terdiam mengusap perut ku yang masih rata ini, hidup ku rasanya sangat berantakan, kami baru putus dan sekarang? aku malah mengandung anak nya, "baiklah terimaksih dokter."

Sepanjang perjalanan pikiran ku melayang entah kemana, bisa bertahan sampai kapan aku? ah mengingat pembicaraan dengan Ilhae hwe aku setidak nya bisa bernafas lega orang itu terus mengirim uang dengan jumlah besar, untung lah Kim Namjoo tidak hanya mafia tak berguna tapi juga menjalani bisnis. 

"Ayo kita pergi, eomma akan menjadi orangtua untuk mu, sekarang kau satu satunya alasan ku bertahan hidup, anak ku."

Setibanya dirumah aku memilih makan karna sekarang tak hanya aku yang akan makan, baru beberapa suap rasanya ingin muntah, "jika tak dipaksa aku tak akan makan bisa seharian ini."

~ ~ ~

Pagi ini aku menikmati roti isi sambil menuju sekolah, "hey luka mu sudah di obati?" tanya Haneul, "sudah, ini bukan luka parah Haneul, terimakasih sudah khawatir," aku tersenyum.

Astaga aku sangat lapar, kami duduk bersama menikmati makanan masing masing, lalu tiba-tiba saja Vasco duduk di sebelah ku, "apa mereka sudah minta maaf?" tanya nya, jadi itu ulah nya. 

Aku tak menghiraukannya dan melanjutkan makan, perut ku mulai lagi, makanan yang baru saja masuk rasanya mau keluar, dengan segera aku menuju toilet, tak mempedulikan pandangan khawatir teman-teman ku, aku memuntahkan nya lagi.

Saat keluar toilet Vasco berdiri disana membawa air mineral, kenapa dia bertingkah seperti ini? membuatku kesal.

"Kamu sakit?" ia memberikan air itu namun tak ku terima, "jangan sok peduli dan aku tak mau melihat mu lagi." Aku meninggalkannya di sana.

Aku memilih istirahat di UKS kepalaku sangat pusing, sepertinya aku tak bisa melanjutkan sekolah dengan kondisi seperti ini.

~ ~ ~

Aku menyiapkan barang-barang ku, aku sudah mencari tempat yang jauh dari sini seperti pedesaan, aku bisa bertahan hidup dengan uang dari perusahaan itu karna besok minggu, dengan berat hati aku meninggalkan rumah itu, sangat sederhana dan memiliki banyak kenangan indah, aku berangkat pagi-pagi sekali agar Hyungseok tak mendengar ku.

...

Untungnya barang bawaan ku tidak banyak karna perjalanan panjang dan harus naik dan berganti bus beberapa kali baru lah aku tiba di tempat tinggal baru, mereka yang tinggal disini sangat ramah tak kenal pun mereka membantu ku membawa barang-barang milikku.

Kaki ku terhenti di sini, rumah yang tak sekecil di tempat tinggal lama ku itu terlihat nyaman, aku melangkahkan kaki membuka pintu yang terkunci, meletakkan barang bawaan ku, untungnya pasar tak jauh dari sini. 

Aku memutuskan membersihkan rumah yang cukup kotor ini hingga bersih. Aku menyelesaikan semuanya saat sore hari.

"Hufh akhirnya bersih juga, aku lapar..." makanan yang ku bawa sudah habis, mau ke pasar aku tak sanggup rasanya.

...

Tok tok 

Aku berdiri dan melihat siapa yang datang, "ah ternyata anak muda yang jadi tetangga baru disini, ini bibi masak untuk makan malam, kamu baru pindah sepertinya tak sempat masak kan?" seorang wanita paruh baya membawa kantung berisi makanan, aku menerimanya. 

"Terimakasih bibi, ini pasti enak." Ucap ku tersenyum, "kalau kurang, datang saja ke rumah bibi, itu di sebelah kanan mu rumah bibi,  selamat menikmati nak." Ucap bibi itu sangat ramah.

Orang-orang idisni membuat ku terharu, dengan cepat aku menikmati makanan pemberian bibi itu hingga tandas setengah. 

"Ini sangat enak, aku juga akan memasak sesuatu untuk bibi itu, sekarang kita istirahat." Aku merebahkan tubuh ku di ranjang itu.

"Aku merindukan mu, padahal baru berpisah sebentar..."

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang