Author POV
"Mana Vasco si bodoh itu, pacarnya menangis begitu dia malah tak ada!" ucap Zin kesal.
"Itu dia," Hyungseok melihat Vasco sedang makan bersama Bumjae dan teman-temannya.
Zin menghampiri Vasco begitupun yang lain, "hey, pacarmu sedang menangis di kelas, kenapa kau malah asik makan disini?" sesaat Vasco menghentikan suapannya lalu kembali melanjutkannya tak menghiraukan Zin.
Kesal tak mendapat jawaban Zin menarik kerah Vasco kasar, Hyungseok menjadi penengah seperti biasa. "Aku sedang bicara dengan mu." Vasco menatap Zin dengan malas lalu melepaskan tanga Zin kasar.
"Dia tak bilang apapun? aku tak ada urusan dengannya lagi." Mendengar itu mereka semua terdiam, "dia? kau tak pernah memanggilnya begitu, kalian bertengkar?" Tanya Haneul.
"Apa maksudmu?" tanya Hyungseok, "kami sudah.. putus." Ucap Vasco membuat mereka yang mendengar menatapnya tak percaya.
"Kau gila? omong kosong apa ini! apa kau tau apa yang bisa dia lakukan demi bisa bersama mu!" Zin mau melayangkan tinjunya Hyungseok menghentikannya, "aku tau, karna itu lah kami tak bisa bersama."
Dengan cepat Zin menepis tanga Hyungseok dan melayangkan tinju mengenai wajah Vasco membuat meja mereka jadi pusat perhatian. "Zin cukup!" Mijin turun tangan, sementara Vasco tak berkutik darah mengalir di sudut bibirnya, Bumjae dan beberapa jurusan arsitektur membantunya berdiri.
Hyungseok hanya melihat hal itu tak lagi berniat membantu, "Aku tak tau apa yang kau lakukan kini, tapi ku harap kau bisa memikirkan posisi Sarang,dia melakukan hal itu karna dia yakin hanya kau yang paling dia butuh kan di dunia ini, bukan ayah nya." Vasco tertunduk mendengar itu.
"Pikirkan seberapa besar cinta nya untuk mu, jangan melakukan hal kekanakan karna mengikuti emosi sesaat mu Vasco, dia bohong pun ada alasan, tolong pikirkan lagi."
Setelah itu Hyungseok pergi meninggalkan kantin. "Pikirkan baik-baik." Lalu diikuti Zin dan yang lain, Vasco duduk di sana, dia kembali memikirkan perkataan hyungseok. Apa dia melakukan kesalahan dengan meninggalkan wanita yang masih sangat dia cinta?
"Jujur saja aku benci diriku yang membentak mu malam itu meninggalkan mu, suara tangisan mu semuanya terdengar jelas, aku hanya tak suka kamu menyembunyikan kebohongan besar seperti ini, membayangkan pikiran orang lain padamu saja aku tak kuat, bagaimana seorang anak yang membunuh ayah nya demi kekasihnya? maaf Putri, apa aku keterlaluan? beri aku waktu memikirkan nya lagi."
~ ~ ~
Sarang POV
Bel sudah berbunyi dari tadi sementara aku? tentu saja melamun apa lagi? "hey ayo pulang bersama." Ajak Hyungseok, "pulang lah duluan, aku bisa pulang sendiri Hyungseok," ucap ku, seakan ingin mengatakan sesuatu lagi tapi Hyungseok menahannya, "baiklah aku duluan," ucap nya.
Setelah selesai dengan barang-barang ku, langkah ku terhenti saat melihat jurusan arsitektur yang juga baru keluar lebih tepatnya aku tak bisa bertemu dengannya, aku malah memilih ke roof top melihat nya dari kejauhan.
"Kalau memang ini yang kamu mau, aku hargai keputusan mu... sekarang aku tak punya alasan lagi untuk menahan mu, aku benar-benar tak punya rumah lagi untuk pulang... menyedihkan sekali nasib mu Sarang."
Aku menertawakan diri ku sendiri.
~ ~ ~
Hari semakin larut, aku baru kembali dari sekolah, sekelompok anak SMA antah berantah tengah berkumpul seperti menunggu seseorang, "itu dia yang menantang ku saat dimini market, aku juga dikatai tua!"
Aku tak menghiraukan kan mereka, "hey berhenti kau!" tangan ku ditahan, aku dikelilingi preman sekolah hah... melelahkan, "lepas." ucap ku, "wah lihat tatapannya itu aku takut sekali~" ucap si rambut mangkuk ini mengejek ku.
"Sudah lah hajar saja!" ucap seseorang dibelakang ku, ada berapa orang mereka? 5?6? ah 8 ternyata, orang-orang aneh ini mencari masalah di saat yang kurang tepat, tiba-tiba ada yang memukul punggungku dengan kayu, bukannya melawan aku hanya pasrah menerima ini semua, jika aku membalas mereka hanya ada 2 kemungkinan, mereka semua sekarat atau mati disini aku tak mau dianggap pembunuh.
...
Author POV
Sarang dihajar habis-habisan berdiri saja cewek itu sulit, darah mengalir dari hidung dan pelipis nya dan banyak luka di tubuhnya membuat baju putih itu terlihat tembus karna darah, "kenapa dia tak melawan?" tanya seseorang, "perempuan ini mana bisa bela diri, sudah lah ini berlebihan, kalau mati kita bisa kena masalah," ucap salah satunya.
Sarang POV
"Ah aku kurang puas!" baru mereka akan memukul ku lagi, aku mendengar suara Haneul dan Seok kecil, "aku sudah menelfon pihak berwajib! jika kalian tak pergi..." belum selesai bicara orang-orang itu pergi meninggalkan ku.
"Astaga, Putri kenapa bisa begini?" Haneul membantuku berdiri begitupun Seok, "kenapa tak melawan?" tanya Seok, "untuk apa?" suaraku sangat pelan, "ayo kami antar ke rumah mu," Seok dan Haneul membawa ku ke rumah, "apa kamu ada P3K?" tanya Haneul.
"Aku baik-baik saja, kalian pergilah aku mau istirahat..." aku jahat sekali, sudah dibantu malah mengusir.
"Terimakasih dan maaf aku sangat ingin istirahat sekarang..." Untung nya Haneul dan Seok mengerti, "baiklah, kalau butuh sesuatu hubungi kami..." setelah meletakkan tas ku mereka berdua pergi.
Aku mengistirahat kan tubuh ku dari pada mengobatinya, karna obat ku hanya ada pada Vasco.
...
Author POV
"Padahal Sarang itu petarung kenapa dia tak melawan, dia bisa saja melawan mereka," ucap Hyungseok, "oh babi kau juga tau kejadian saat itu?" tanya Haneul, "ah itu... diceritakan Hyungseok pada ku..." ucap Seok, "apa mungkin karna dia baru putus dengan Vasco? cinta mereka membuat ku iri, tapi bagaimana bisa tiba-tiba putus?" tanya Haneul, "sepertinya kamu benar."
~ ~ ~
Aku terbangun, ternyata aku ketiduran hingga pagi hari, darah sudah mengering, dengan langkah gontai aku menuju kamar mandi membersihkan bekas darah, aku memakai jaket untuk menutupi lebam di lengan ku, padahal cuaca diluar tidak dingin, aku melihat gelang hitam di tangan ku, aku mengambil cutter kecil dan memotongnya lalu membuangnya.
Author POV
Pagi-pagi sekali Sarang sudah di sekolah, para siswa sudah mulai berdatangan mereka menatap nya aneh, "hey diluar panas kau malah pakai jaket?" Zin yang baru tiba duduk di sebelah nya, "kenapa kau datang sepagi ini?" tanya nya lagi.
"Tak apa aku hanya ingin datang lebih cepat." Jawab Sarang, "ayo ke kantin aku traktir, kau seperti belum makan seminggu, tak ada semangat." Zin menyentuh pundak ku, Sarang meringis membuatnya curiga, Hyungseok, Jay, Haneul dan Mijin yang baru datang memperhatikan ke dua nya.
Zin menatap Sarang penuh curiga, "apa yang kau sembunyikan?" Zin membuka jaket cewek itu kasar terlihatlah semua bekas luka lebam di tubuh itu.
Mata mereka membulat, "Sarang kenapa? kamu bertengkar dengan siapa?" tanya Mijin menghampiri meja Sarang, "YA! siapa yang melakukan ini pada mu?!" tanya Zin kesal, Sarang tak menghiraukan mereka dan memilih keluar kelas.
"Semalam aku melihat Putri di hajar preman sekolah lain, mereka main kroyok anehnya Putri tak melakukan perlawanan dan hanya menerima perlakuan mereka," ucap Haneul menghampiri Zin dan Mijin di ikuti yang lain.
"Seok juga mengatakannya pada ku, dia tak melawan sama sekali, padahal dia bisa dengan mudah menghajar orang-orang itu."
"Semangat hidupnya hilang sejak putus dengan Vasco, apa si bodoh itu tau?" tanya Zin. "Tidak, masih belum," ucap Hyungseok.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear My Euntae Lee (Vasco)
Aksi⚠️ Jangan di baca ‼️⛔️ 🔞 Hanya berisi cerita fiksi dan imajinasi saya yang tak akan jadi nyata. Vasco x Sarang ( Sarang as yourself ) Start writing: (24 April 2022 - 06 Mei 2022) Karya aslinya ada di Webtoon LOOKISM karya park taejoon Terimakasih...