14. DIA BUKAN APPA KU

147 19 0
                                    


"Apa kau yakin? sepertinya hanya ada satu cara membuatmu mau mendengarkan perintah ku."

Aku tak menghiraukannya, "sepertinya saat ini kekasih mu mengkhawatirkan mu yang menghilang dari sekolah." 

Tangan ku terhenti di gagang pintu, "oh Hyungseok tetangga mu juga mencari mu kini bagaimana dengan Zin Lee si petinju itu lalu 2 teman wanita mu yang juga mencari mu di kelas saat ini, jangan lupa teman sebangku mu yang penuh misteri itu." Bagaimana dia tau semua teman-teman ku? aku masih terdiam di sana.

"... Aku mengawasi setiap pergerakan mu tanpa kau sadari, kau kira aku tinggal diam jika kau menolak perintah ku?" aku berbalik dan berniat menyerang nya namun bawahan orang ini menahan ku. 

"Jangan sentuh teman-temanku! terutama Vasco mereka tak ada hubungannya dengan ini!" senyum meremehkan terukir di wajahnya, "jika itu benar, kau tak akan bertindak gegabah seperti ini... mau menyerang ku? dengan kekuatan bertarung yang masih 0?" ucapnya meremehkan ku.

Dia berdiri lalu berbisik tepat di telinga ku. "Turuti perintah ku atau mereka yang kau sayangi akan terluka..  terutama kekasih mu itu, sangat mudah bagiku untuk membunuhnya." Mata ku terasa panas. 

"... Aku sendiri yang akan membunuhmu jika berani melukai dia, aku tak pernah main-main dengan ucapan ku!"

Kim Namjoo tersenyum. "Wah~ ini dia, sangat mirip dengan ku, kau begitu mencintainya? kalau begitu setiap pulang sekolah datang kesini latih kekuatan bertarung mu agar kau bisa membunuhku sesuai ucapan mu, tak ada yang bisa menyentuhku apa lagi membunuhku." Setelah mengatakan itu dia melepaskan ku dan aku segera meninggalkan tempat itu.

~ ~ ~

"Bangs*t..." kaki ku lemas, aku mengistirahatkan tubuhku, bukannnya kembali ke sekolah aku malah kembali ke rumah, ponselku terus berbunyi dari tadi banyak panggilan masuk dari Vasco dan teman-teman ku, aku tak menghiraukan itu aku sibuk berperang dengan pikiranku sendiri.

"Aku akan mengikuti permainan orang itu, setelah kekuatan bertarungku melebihi dia, aku bisa melindungi teman-teman ku, mereka tak boleh terluka hanya karna aku..."

Bosan di rumah aku memilih ke camp burn knuckles, lebih tepatnya dimana aku dan Vasco berlatih tempat ini kosong karna mereka semua kan di sekolah, aku berlatih sendiri mengulangi hal yang sudah di ajari Vasco dan Zin dulu aku benar-benar tak yakin apa bisa bertarung? aku hanya bisa belajar sedikit bela diri, samsak yang dihadapan ku kini menjadi pelampiasan amarah ku pada Kim Namjoo.

...

"Hidupku sangat tenang tanpa mengetahui siapa orangtua ku! aku juga tak tau ibu ku siapa, ini mengganggu ku sial!" nafas ku tak beraturan keringat membasahi baju ku. "Dia salah mengira kemampuan bertarungmu masih 0." Ucap seseorang di belakang ku, "apa yang kau lakukan disini? bagaimana tau tempat ini?" Jonggun tak menjawab dia ikut masuk ring.

"Bukannya sekolah kau malah ke sini?" aku menatapnya tajam, "kau tak punya kerjaan? selain menguntit ku?" aku melanjutkan latihan ku, "aku hanya mengawasimu sesuai perintah orang itu," aku tak menghiraukannya. 

"Jangan kejam begitu, aku yang akan melatihmu ini perintah ayah mu."

"Dia bukan ayahku." Jonggun tak bicara lagi apa yang sedang dia pikirkan orang ini sulit ditebak, dia diam memperhatikan ku, "jangan menggunakan emosi, kau harus bisa mengontrol dirimu, jika pikiran mu kacau dalam menghadapi lawan itu namanya bunuh diri." 

Aku kesal mendengar ocehannya, dengan bodoh nya melayangkan tinju pada Jonggun, dia sudah menebak gerakan ku semudah itu? aku menyerang kakinya tapi gagal, semua yang ku ketahui ku lampiaskan pada Jonggun, pria ini menghadapi ku dengan tenang.

Hingga akhirnya aku kehabisan tenaga melawannya, wajah nya sangat dekat aku bisa mencium  aroma parfum dan rokok darinya, "sudah ku bilang kendalikan dirimu jangan pakai emosi, sudah pasti kalah," Jonggun membantu ku berdiri.

"Ajari aku, cara melawan orang itu, Kim Namjoo." Aku butuh bantuan nya jika ingin menghabisi orang itu.

"Lakukan yang ku katakan tadi, kendalikan diri jangan mengikuti emosi." Aku mengikuti perkataannya, kami berlatih banyak hal dan ku akui Jonggun lebih kuat dari perkiraan ku.

~ ~ ~

"Sudah sore, kita lanjutkan besok, aku akan menjemputmu disekolah." Aku melongo, "tak perlu aku bisa ke sana sendiri." Tolak ku. 

"Ya sudah aku tunggu jangan terlambat, perkembangan mu sangat cepat akan lebih mudah jika begini untuk menghancurkan Kim Namjoo."

"Kenapa kau mendukung ku, bukan kah kau orang kepercayaan nya?" aku cukup penasaran pada cowok ini, "aku kerja bukan hanya untuknya, jangan lupakan latihan kali ini." Jonggun pergi meninggalkan ku. 

Aku mengusap wajah ku pelan. Sudah selama itu aku berlatih, waktu berlalu begitu cepat aku meninggalkan camp BNC kembali kerumah dan membersihkan diri.

~ ~ ~

"Ah~ sangat segar." Aku mengeringkan rambut setelah keramas, ketukan pintu membuyarkan ku. 

"Tunggu sebentar..." saat membuka pintu Vasco berdiri disana dia langsung memelukku dengan nafas yang tak beraturan apa dia berlari ke sini? dan ini cukup lama.

"Ada apa, kamu lari kesini?" aku memecah keheningan, Vasco menatap ku tajam, "jangan membuatku khawatir! menghilang di sekolah dan tak angkat pas aku telfon, aku pikir hal buruk terjadi pada mu!" aku terdiam, baru kali ini Vasco marah pada ku, dia ini... 

"Kamu udah liat sendiri aku gapapa kan, ga perlu khawatir kaya gitu.." aku menangkup wajahnya pandangan tajam tadi berubah sendu. "...Maaf, aku kira Kim Namjoo melakukan hal buruk pada mu..." mendengar itu aku kembali ingat pesan orang itu.

Aku memeluk Euntae meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja, "tenang, aku bisa jaga diri, ingat? kamu udah ngajarin bela diri kan?" Vasco tertunduk lesu, "tetap aja aku ga tenang kalau kamu ngilang kaya tadi."

Aku tersenyum meihatnya. "Maaf harusnya aku kasih kabar, tadi aku ke rumah orang itu." Vasco mendengarkan ku, "dia benar... ayah ku, pelan-pelan aku akan belajar menghormati nya." Tak ada jawaban, "sayang?" 

 Vasco mengusap wajah nya, "jadi benar dia ayah mu?" aku mengiyakan, "apa dia malukai mu?" tanya Vasco, "ngga, kami cuma ngobrol biasa." Ucap ku.

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang