29. SEBESAR APA CINTA KALIAN?

107 14 0
                                    


Author POV

"Bagaimana keadaannya Bumjae?" tanya Hyungseok, "seperti yang kau lihat, dia seperti mayat, tubuhnya disini pikirannya entah kemana." Bumjae dan Hyungseok melihat Vasco yang menyedihkan itu. 

"Ayo kita harus membantunya kembali waras~" Hyungseok menghampiri Vasco, "hey Vasco," Vasco hanya melihatnya. 

"Kau harus move on, ini sudah 5 bulan Sarang tak kembali, kau tak bisa hidup dalam penyesalan begini, dimanapun dia berada pasti Sarang baik-baik saja." Hyungseok menyentuh pundak Vasco.

"Hyungseok benar setidaknya kau tak melewatkan sehari pun untuk mencarinya walau hasilnya nihil." Bumjae membantu Seok, tak lama Zin dan Mijin datang, "apa yang kalian lakukan di roof top? hah.. kenapa lagi dia?" Zin menatap Vasco. 

"Bantu kami Zin." Ucap Hyungseok, Zin duduk di sebelah Vasco menyentuh pundaknya, "mau sampai kapan kau seperti orang gila begini? bahkan jika kau melompat dari atas sini kebawah tak akan ada yang berubah, kau yang meninggalkannya dan sekarang kau masih menyesali perbuatan mu?" Mijin menjewer telinga Zin, "kau tak membantu!"

~ ~ ~

"Aku harus pergi." Gimyung meninggalkan Sinwoo Jitae dan Rainman begitu saja, "kemana kau?" tanya Sinwoo, namun tak ada jawaban, "apa yang dilihatnya di ponsel? begitu melihatnya dia langsung pergi" tanya Sinwoo, "entah lah kak, mungkin hal penting?" ucap Rainman, "apa perlu kami ikuti?" tanya Jitae, "jangan biarkan saja." 

Mereka kembali menikmati ramen.

~ ~ ~

Sarang POV

"Sarang sudah lah istirahat saja, ibu akan marah jika kamu tak mendengar, perut mu semakin membesar nak." Aku mengusap keringat ku, "aku ingin membantu ibu, jika lelah aku akan istirahat," ibu menarik nafas berat, "dasar keras kepala." 

Aku hanya tertawa mendengar itu. 

Aku istirahat meneguk minuman ku sementara ibu masih melanjutkan pekerjaannya.

"Kim Putri Sarang," aku berbalik melihat si pemilik suara, mata ku membulat melihat Jonggun disana, begitu juga dia yang terkejut melihat keadaan ku atau perut ku? dia mendekatiku. "Aku mencari mu kemana-mana ternyata disini..." 

Ibu menghampiri kami, "siapa ini?" tanya ibu, Jonggun menunggu ku.

"Ini kakak ku," ucap ku entah perasaan ku saja tapi raut wajah Jonggun berubah, "kakak?" tanya ibu, "bukan kakak kandung tapi dia sudah ku anggap kakak sendiri, dan kak, ini ibu ku." 

Aku memperkenalkan mereka, "ibu aku pulang dulu ya~" aku pamit pada ibu, "baiklah."

~ ~ ~

"Bagaimana kau bisa menemukan ku?" aku menyajikan teh hangat untuk nya, "mudah mencari mu jika masih di korea, tapi yang membuat sulit adalah kau sengaja memilih tempat paling terpelosok ini, kenapa?" Jonggun menatapku. 

"Seperti yang kau lihat, perutku tak selamanya bisa ku sembunyikan, lagi pun disana aku sendiri, tak ada lagi Vasco yang selalu menamaniku setiap saat, sekalian saja aku pergi dari hidupnya." Ucap ku.

Author POV

"Pada akhirnya kau tidak akan pernah melihat ke arah ku." Batin Jonggun, "kau masih mencintai orang itu?" Sarang mengiyakannya, "sampai kapan pun, aku hanya bisa mencintai nya." Cewek itu tertunduk lesu.

"Dia juga tak tau kau mengandung anaknya?" Sarang menggeleng tidak, "jangan sampai dia tau, aku bisa merawat anak ku sendirian."

"Izinkan aku membantumu merawatnya, aku kan kakak mu, biar aku mengurus keponakan ku," ucap Jonggun bersungguh sungguh, "tak perlu aku.." belum selesai bicara, "aku yang mau, tolong lah aku akan jadi paman terbaik untunya, kau sudah tau jenis kelamin nya?" tanya Jonggun.

Sarang POV

"Aku belum sempat memeriksanya, baiklah tapi jangan sampai ada yang tau keberadaan ku." Jonggun tersenyum kecil, "terimakasih," Jonggun melihat perutku, membuatku tertawa, "Kak kau mau pegang?" tanya ku, "apa boleh?" Aku mengangguk lalu Jonggun mendekat dan mengelus perut ku pelan.

"Wah dia menendang, kau bisa merasakannya kak?" tanya ku sementara Jonggun tersenyum, "apa kau tak sakit? saat dia menendang?" pertanyaan konyol apa itu, "sepertinya dia menyukai paman nya~" 

Aku tersenyum sementara Jonggun masih mengelus perut ku. "Besok ayo ke rumah sakit, yang lengkap, keponakan ku harus sehat." Aku tersenyum kecil.

TOK TOK

Aku melihat ibu disana aku berdiri begitupun Jonggun, "ada apa bu?" tanya ku, "ini ada yang mencari mu katanya.." melihat orang itu mataku membulat begitupun Jonggun, tanpa basa basi orang ini memeluk ku erat, sangat erat hingga aku sulit bernafas. 

"YA! aku mencari mu selama ini ternyata kau disini, untung saja aku mengikuti nya jika tidak... AIGO! SI BRENGS*K INI MENGHAMILIMU?!" aku mendorong tubuhnya lalu ia mendapat pukulan dari Jonggun, "bicara apa kau? tau dari mana tempat ini? kau mengikutiku!" 

Ibu menengahi mereka berdua, "kenapa 2 pemuda ini ribut disini?"

Aku mengusap keningku pelan, "ibu, tak apa mereka kenalan ku, maaf bu aku ingin bicara dengan mereka dulu." Ibu mengerti dan meninggalkan kami. 

"Kim Gimyung apa yang kau lakukan disini?" tanya ku, "mencari mu, apa lagi?!" Gimyung melihat perutku, "jangan salah paham, duduk lah dulu." Aku menceritakan semuanya pada Gimyung.

"Kenapa tak memberitahu ku? akan ku bantu, tak perlu menghilang seperti ini." Gimyung melihat ku prihatin, "sudah lah, janji ya jangan ada yang tau hal ini." 

Mereka berdua mengangguk, "sudah malam, kalian tidur dimana?" tanya ku, "aku... tak tau." ucap Gimyung, "cari motel saja." Ucap Jonggun, "perjalanannya 3 jam jika mau mencari motel." Ucap ku saat itu juga ibu datang, "teman dan kakak mu bisa tidur di rumah ibu jika mau, ibu bisa tidur dengan mu. "Solusi ditemukan."

~ ~ ~

Setelah makan malam bersama aku membereskan piring kotor, "berikan padaku" Gimyung mengambil piring dari tangan ku, setelah itu aku memilih berdiri di luar menghirup udara malam hari yang segar. 

Gimyung menghampiriku, "angin malam tak sehat untukmu," ucap nya yang muncul dibelakangku, "aku tau.." pandangan ku kosong, "memikirkan apa?" tanya nya. "Aku merindukan teman-teman ku."

"Bagaimana dengan kekasih mu itu, kau tak merindukannya?" ucap Gimyung aku menatapnya, "aku lelah, istirahatlah sudah malam." 

Aku kembali ke rumah ku meninggalkan gimyung disana.

Author POV

"Sebesar apa cinta kalian berdua? sudah terpisah pun masih saling merindukan.."

Dear My Euntae Lee (Vasco)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang