Ha Seok berlari memasuki rumah sakit Universitas Myungil. Ia mengedarkan pandangannya untuk menemukan sosok yang dicarinya di sana.
"Permisi, suster."
Seorang suster yang kebetulan melangkah di dekatnya berhenti saat mendengar panggilan di Ha Seok.
"Apakah tadi terdapat seorang pasien kecelakaan motor yang dilarikan ke sini? Kecelakaan terjadi di sekitar Ichon-dong," ucap Ha Seok.
"Oh iya, pasien tersebut ada di sebelah sana," ucap seorang suster menunjuk salah satu ranjang yang tertutup tirai.
Segera saja Ha Seok melangkah mendekat. Ia menyibakkan tirai tersebut hingga memerlihatkan sosok yang tengah terbaring asyik bermain ponsel.
"Hei, Jeon Jung Min! Bukankah aku sudah mengatakan untuk tidak balapan kembali? Lihatlah! Kau benar-benar membuat orang lain khawatir," sembur Ha Seok begitu melihat adiknya itu.
Ia mengulurkan tangannya meraih wajah Jung Min. Ia mengamati luka goresan yang tertoreh di sana.
"Apakah ada luka yang serius?" tanya Ha Seok begitu khawatir.
Jung Min menepis tangan kakaknya itu. "Aku baik-baik saja. Hyung tidak perlu khawatir."
"Bagaimana aku tidak khawatir?! Apakah kau tahu dengan melakukan balapan, kau bisa saja kehilangan nyawa jika terjadi kecelakaan seperti ini," ucap Ha Seok.
"Aku hanya terjatuh dan luka kecil. Hyung tidak perlu membesar-besarkannya. Aku tidak akan mati. Ah, mianhae. Aku telah membuat motor hyung lecet. Aku tidak bisa memegang perkataanku. Aku pasti akan memperbaikinya. Tenang saja," balas Jung Min santai.
Ha Seok tampak menghela napas. "Hei. Bagaimana kau bisa membicarakan kematian dengan begitu mudah?"
"Apakah hyung tidak pernah memikirkan tentang kematian?"
"Oh?"
Jung Min terus menatap wajah Ha Seok yang terdiam. "Lupakan. Ah, mengapa hyung datang sangat lama? Aku sudah mengubungimu sejak satu setengah jam yang lalu," keluhnya.
"Oh, aku ada urusan sedikit di jalan tadi," balas Ha Seok.
Jung Min hanya menganggukkan kepalanya menandakan ia mengerti. Pria itu pun menyimpan ponselnya dan mencoba bangkit dari ranjang rumah sakit.
Ha Seok yang melihatnya dengan sigap membantu sang adik. "Kau mau pergi kemana? Bukankah lebih baik kau dirawat dahulu?"
"Aku ingin pulang. Sudah kukatakan jika aku baik-baik saja," ucap Jung Min.
"Itu hanya pemikiranmu saja," balas Ha Seok. Ia lantas menepuk perut bidang adiknya itu.
"AKH!"
"Lihatlah! Kau kesakitan."
Meskipun dari luar Jung Min tampak seperti seorang pria yang tangguh, sejujurnya ia adalah pria berhati lembut. Ia selalu menganggap dirinya kuat dan selalu tampak acuh pada orang lain. Namun, ia tidak dapat terpisah dengan Ha Seok. Ia sangat menyayangi sosok kakak angkatnya itu. Dalam situasi apapun, Ha Seok selalu berada disisinya. Sosok kakaknya itu bagaikan malaikat yang menggantikan peran kedua orang tuanya. Ketika kedua orang tuanya mulai sibuk bekerja, Ha Seok-lah yang selalu menjaga Jung Min.
Jung Min menatap wajah Ha Seok yang tengah membantunya berjalan. Bahkan dari samping sosok pria itu tampak sangat menawan. Di situasi sibuk saat tengah mengurus museum maupun lukisan, sosok kakaknya itu selalu mengutamakan dirinya. Setiap kali ia mengalami kecelakaan, Ha Seok-lah orang pertama yang dihubunginya. Bahkan ia meminta untuk merahasiakan hal tersebut dari kedua orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...