21 : RUANG INAP

29 20 20
                                    

Sepasang langkah kali berderap pasti di koridor rumah sakit. Sebuah kantung kertas berisi salad dan jus strawberry berada dalam genggaman orang itu. Sepasang kaki itu berhenti tepat di depan ruang inap VIP I. Diketuknya pintu tersebut lantas membukanya.

Seorang gadis dengan pakaian khas pasien rumah sakit duduk memandang keluar jendela. Begitu mendengar suara pintu yang terbuka, pandangannya beralih menatap sosok yang memandangnya. Senyum cerah gadis itu tersungging.

"Jung Min-ah, kau datang," sapa gadis itu.

Pria itu melangkah masuk. Ia menyerahkan kantung kertas yang dibawanya. "Ini pesananmu."

Gadis itu membukanya dengan penuh semangat. Dikeluarkannya jus strawberry yang dibeli dan meneguknya. Ia juga turut membuka penutup pada salad-nya. Eun Ji memakannya dengan begitu lahap.

"Sepertinya kondisimu telah membaik," ucap Jung Min yang sedari tadi memperhatikan gerak-gerik gadis itu.

"Ya, aku sudah jauh lebih baik. Aku akan pulang besok," balas Eun Ji setelah menelan salad dalam mulutnya.

"Oh ya, apakah orang tuamu tidak kemari? Bagaimana jika mereka melihat keberadaanku di sini? Sepertinya mereka tidak menyukaiku," ucap Jung Min memikirkan jika Hae Jun akan menangkap basah dirinya berada di kamar inap putrinya ini. Dari pertemuan beberapa kali itu saja, ia dapat menyimpulkan jika Ayah angkat Eun Ji itu tidak menyukai dirinya.

"Tenang saja. Aku meminta mereka untuk tidak datang kemari. Aku mengatakan ingin sendiri hari ini. Mereka akan datang nanti malam. Untuk itu aku memanggilmu," balas Eun Ji.

Jung Min membenarkan posisi duduknya. Ia menatap lurus ke arah Eun Ji yang masih melahap salad-nya. Beberapa kali pria itu menggosokkan telapak tangannya pada lututnya. Ia tampak gugup dan ragu. "Eun Ji-ya," panggilnya lirih.

Gadis itu menoleh tanpa menjawab sepatah kata pun. Mulutnya masih sibuk mengunyah makanannya. Ia hanya mengeluarkan gumaman dan menunggu Jung Min berbicara.

"Sewaktu mengantarmu ke rumah sakit, aku melihat seorang gadis yang datang. Ia tampak sebaya dengan kita. Apakah ia saudarimu?" tanya Jung Min ingin memastikan asal usul Na Eun Bi. 

Eun Ji mengangguk. "Iya, dia saudariku. Saudari tiriku. Kau tahukan jika Ibuku menikah kembali di tahun terakhirku SMA? Dua keluarga baru bertemu beberapa hari sebelum pernikahan dilangsungkan. Aku baru mengetahui jika ternyata nama kami berdua sama. Setelah pernikahan itu dilangsungkan, aku pun mengubah nama dari Lee Eun Bi menjadi Na Eun Ji. Itu supaya tidak membingungkan kedua orang tua kami," jelasnya.

"Kau sekarang juga sudah terbiasa memanggilku Eun Ji. Kerja bagus. Hanya kau yang mengetahui hal itu. Ngomong-ngomong, apakah kau bertemu dengan Eun Bi waktu itu? Ia datang menjengukku?" Gadis itu kembali berkata dengan rasa penasaran. 

Ketika melihat mata yang berbinar dari gadis itu, Jung Min merasa tidak kuasa mengatakan yang sebenarnya. Pasal insiden yang terjadi di rumah sakit waktu itu. "Ya, ia datang. Aku hanya melihatnya sekilas." Itulah yang keluar dari mulut Jung Min tanpa mengatakan kejadian yang sesungguhnya. 

"Apakah kau bahagia dengan keluarga barumu sekarang?" Pertanyaan itu keluar begitu saja dari Jung Min. Entah mengapa ia merasa penasaran dengan jawaban gadis itu.

Eun Ji yang menelan suapan terakhir salad-nya terdiam sejenak. Ia meraih jus strawberry-nya dan meneguknya. "Sebelumnya aku hanya anak tunggal dan kini aku memiliki seorang saudari. Tentu aku merasa bahagia akan hal itu."

"Setiap kali membicarakan saudarimu, aku melihat matamu penuh binar. Sepertinya kau begitu menyayangi saudarimu itu," ucap Jung Min.

Gadis itu menolehkan kepalanya. "Tentu, aku sangat menyayanginya. Meskipun beberapa kali ia selalu mengabaikanku, aku mengetahui sifat aslinya. Ia tidak membenciku dan pasti juga menyayangiku."

Meeting You | 너를 만나다 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang