14 : LUKA

41 27 29
                                    

Eun Bi dan Ha Seok sampai di depan rumah sakit. Gadis itu menghentikan langkahnya sebentar. Ia sungguh tidak menyukai rumah sakit, tetapi karena khawatir dengan Eun Ji ia harus melakukannya.

Ha Seok menepuk pundak gadis itu. Melalui tatapannya, pria itu seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Eun Bi menganguk membalasnya. Mereka pun segera melakangkah masuk menuju ruang gawat darurat.

Eun Bi mengedarkan pandangannya mencari kedua sosok orang tuanya. Ia melihat sosok Hye Na yang tengah menggenggam tangan seseorang yang terbaring di atas ranjang.

Eun Bi segera melangkah mendekat meninggalkan Ha Seok yang terdiam di tempat. Pria itu merasa jika mereka membutuhkan ruang untuk keluarga.

"Eun Ji-ya," lirih gadis itu saat melangkah mendekat.

Hae Jun menoleh menatap putri kandungnya itu. Gemelutuk amarah tiba-tiba menghampirinya.

Sementara itu, Jung Min yang baru saja kembali dari pengurusan administrasi mendapati keberadaan Ha Seok di sana.

"Hyung?"

"Jung Min-ah! Mengapa kau berada di sini?"

"Aku mengantar temanku."

Ha Seok menatap keberadaan Eun Bi dan keluarganya. Ia lantas menunjukkan jari ke arah mereka. "Apakah yang terbaring di ranjang itu temanmu?" tebaknya.

Jung Min mengangguk. "Hyung sendiri sedang apa di sini?"

"Aku juga datang mengantar temanku."

"Siapa?"

PLAK!

Belum sempat menjawab, perhatian Ha Seok teralih pada suara tamparan yang begitu keras. Jung Min pun mengarahkan pandangannya menatap seorang gadis yang tengah memegang pipinya yang memerah. "Bukankah ia gadis yang waktu itu, hyung?" gumamnya memgenali sosok Eun Bi.

"Dasar anak tidak tahu diri! Apa yang kau lakukan di sini?!"

Tidak mengenal tempat, Hae Jun meledakkan amarahnya seketika. Suaranya yang menggelegar menarik perhatian beberapa tenaga medis dan pasien di sana.

Kedua pria yang tengah menatap itu saling tercengang.

"Appa. Ini di rumah sakit. Eun Ji juga tengah terbaring lemah. Apakah appa bisa untuk tidak membuat keributan?" ucap Eun Bi bersikeras menahan air mata yang akan tumpah dan rasa malu yang menyelimutinya.

"Kau tidak perlu berpura-pura peduli dengan Eun Ji! Kau datang untuk memastikan kondisi Eun Ji yang sekarat, kan?!"

"Appa!"

"Apakah itu salah?! Wanita gila sepertimu sebaiknya pergi dari dunia ini."

"Sudah! Tolong hentikan! Aku yang memanggil Eun Bi untuk kemari," kali ini giliran Hye Na yang bersuara.

"Mengapa kau memanggil anak ini? Itu tidak perlu dilakukan."

"Tenanglah! Bagaimana pun ia putrimu dan saudari Eun Ji. Setidaknya ia harus mengetahui keadaan saudarinya," balas Hye Na tenang.

Gadis itu mengepalkan tangan lainnya yang berada di sisi tubuhnya. Ia tahu jika berdebat dengan pria itu tidak akan ada habisnya. Seberapa kuat ia berusaha untuk mengatakan kebenaran, pria itu tidak akan peduli dengannya. Bahkan bukan hanya ia yang menginginkan pergi dari dunia ini, melainkan juga dengan pria itu.

Eun Bi tampak menarik napasnya. Satu bulir air mata berhasil lolos. "Apapun yang aku katakan sepertinya tidak berguna untuk appa. Appa selalu saja memandangku buruk. Aku memang tidak bisa mengubah penilaian appa kepadaku. Namun-"

Meeting You | 너를 만나다 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang