Eun Bi mematut dirinya di hadapan cermin. Gadis itu tampak berantusias pagi ini untuk berangkat ke kampus. Dengan kaus merah berbalut jaket kulit hitam yang dipadukan dengan celana jeans hitam dan sepatu boots hitam, gadis itu tampak selesai menyiapkan dirinya. Ia meraih tas kain yang biasa digunakannya. Lantas ia pun melangkah keluar kamar.
Anggota keluarganya yang lain tampak tengah menyantap sarapan bersama. Eun Ji yang melihat kehadiran Eun Bi lantas berdiri dari duduknya.
"Eun Bi-ya."
Seruan tersebut mengalihkan atensi Hae Jun dan juga Hye Na. Kedua orang tua itu menoleh bersamaan ke arah Eun Bi yang menghentikan langkahnya saat hendak melewati meja makan.
"Eun Bi-ya, kau sudah kembali ke rumah rupanya. Mari kita sarapan bersama," ajak Hye Na mempersiapkan piring untuk gadis itu. Wanita itu tahu jika putri tiri tengah bertengkar dengan suaminya, maka ia akan pergi dari rumah. Gadis itu bahkan pernah pergi hingga dua hari dan tidak ada kabar sama sekali. Hal yang dapat dilakukan hanyalah memberi waktu dan menunggu gadis itu kembali.
"Tidak perlu. Aku akan langsung berangkat ke kampus," balas gadis itu.
Baru saja ia mengambil beberapa langkah maju, suara berat Hae Jun kembali menahannya.
"Ketika orang tua menawarkan sesuatu hal, maka lakukanlah! Apakah kau ingin menjadi anak yang durhaka?" ucap pria itu tak memperhatikan siapa yang diajaknya berbicara. Tatapannya tetap jatuh pada piring makannya.
Eun Bi menghela napas malas. "Aku sudah mengatakan jika harus segera berangkat ke kampus. Tidak ada waktu untuk sarapan," balas gadis itu bergegas meninggalkan rumah.
Eun Ji yang melihat hal tersebut ikut menyambar tasnya. "Aku juga akan berangkat ke kampus sekarang," pamit gadis itu bergegas menyusul langkah Eun Bi.
"Eun Bi-ya!"
Eun Ji mengejar langkah Eun Bi di halaman rumah.
"Aku ingin berangkat bersama," ucap Eun Ji penuh semangat.
"Apakah kau bisa menaiki bus yang penuh sesak? Jangan pernah mengubah apa yang tidak biasa kau lakukan," balas Eun Bi kembali melanjutkan langkahnya.
Seseorang yang telah menunggu di depan pagar rumah itu menolehkan kepala saat mendengar suara pintu berdecit.
"Oh! Selamat pagi!" sapa Ha Seok ceria. Pria itu turun dari motonya dan menghampiri dua gadis yang terdiam di tempat.
"Annyeonghaseyo," sapa pria itu kepada Eun Ji.
Ia lantas kembali mengarahkan perhatiannya kepada Eun Bi yang telah memandangnya dengan tatapan bertanya. "Kau akan pergi ke kampus, kan? Ayo! Aku akan mengantarmu," ucap Ha Seok menjelaskan maksud kedatangannya.
"Permisi. Apakah kalian saling mengenal?" tanya Eun Ji ikut menimbrung pembicaraan tersebut.
"Iya! Kami saling mengenal," balas pria itu percaya diri dan tampak bersemangat.
"Kajja, Eun Bi-ya!"
Ha Seok mendorong Eun Bi pelan untuk melangkah mendekati motornya berada. Gadis itu terus menggerutu, tetapi menuruti juga permintaan pria itu.
Ha Seok mengambil helm yang dibawanya lalu mengenakannya pada kepala Eun Bi. Teringat akan suatu hal, pria itu berbalik menatap ke arah Eun Ji yang masih setia berdiri di tempat.
"Maaf sebelumnya, tetapi aku tidak dapat mengantarmu juga. Apakah kau tidak keberatan?"
"Ya, tidak apa-apa. Kalian berangkat saja," ucap Eun Ji tersenyum senang. Sejak mulai tinggal di rumah ini, ia belum pernah sekalipun melihat Eun Bi berinteraksi dengan seseorang. Ia bahkan mengira jika saudarinya itu akan terus kesepian dalam dunia yang luas ini. Di kampus pun ia sangat jarang melihat Eun Bi berkumpul dengan teman-teman lainnya. Namun, saat melihat pria dengan energi cerianya itu, ia merasa jika Eun Bi kini telah memiliki teman di sisinya dan akan baik-baik saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...