Sejak pagi buta, Ha Seok dan Ji Eun telah sibuk di museum seni Pulau Jeju. Mereka tengah merapikan beberapa lukisan dan memberikan sentuhan terakhir sebelum pembukaan akan dilakukan pukul sembilan pagi nanti.
Panitia lain yang membantu bergerak dengan cekatan. Di tengah pengawasannya, Ha Seok mengambil beberapa langkah menjauh. Ia mengeluarkan ponsel dari saku celana dan menekan beberapa tombol.
"Lukisan ini sedikit miring. Tolong diperbaiki," seru Ji Eun pada petugas di sana. Setelah petugas itu memperbaiki letak lukisan, Ji Eun beralih mengamati hal lainnya.
Ekor mata gadis itu menangkap Ha Seok yang terlihat fokus menatap benda pipih di tangannya. Gadis itu melangkah mendekat.
Ji Eun telah berdiri tepat di belakang pria itu. Namun, sepertinya Ha Seok tetap tidak menyadari keberadaannya. Gadis itu pun menepuk pelan bahu pria itu. Ha Seok menoleh menatapnya.
"Siapa yang sedang kau hubungi?" tanya gadis itu.
"Tidak ada. Maaf karena perhatianku sedikit teralihkan," balas pria itu menyimpan kembali ponselnya.
"Na Eun Bi?" Selidik gadis itu.
Saat melihat ekspresi kebingungan di wajah Ha Seok, gelak tawa gadis itu seketika pecah. Sahabatnya itu benar-benar tidak tahu cara berbohong.
"Aku benar rupanya. Woah, Jeon Ha Seok! Kau benar-benar menunjukkan perubahan. Sebelumnya kau tidak pernah dekat dengan gadis lain," goda Ji Eun tiada habisnya.
Pria itu mengusap tengkuk lehernya. Ia tersipu seperti seorang anak remaja yang baru mengalami cinta pertama di bangku sekolah.
"Aku tidak pernah bisa berbohong kepadamu," ucap pria itu.
"Ia pasti akan datang. Tunggu saja sampai jam buka nanti. Ayo, kembali bekerja," ajak Ji Eun setelah meyakinkan pria itu. Ha Seok pun mengangguk dan mengikuti gadis itu mempersiapkan beberapa hal kembali sebelum pembukaan resmi untuk umum.
Pukul sembilan pagi, pameran amal ini resmi dibuka. Mobil-mobil mulai berdatangan memadati area Jeju Art Museum. Tamu-tamu undangan berdatangan dengan pakaian yang rapi dan memesona. Ha Seok dan Ji Eun sama-sama mengumbar senyum menyapa orang yang datang memasuki museum. Pimpinan yayasan yang mengelola pameran amal ini pun telah hadir dan memberikan sambutan.
Tamu-tamu terus berdatangan. Ji Eun telah sibuk melayani tamu dengan menjelaskan beberapa karya seni dalam pameran tersebut. Sementara itu, Ha Seok masih setia berada di pintu masuk. Ia masih menanti kedatangan Eun Bi di sana.
Sepasang sepatu heels putih melangkah memasuki museum. Gadis itu menyapukan pandangannya hingga bersitatap dengan mata milik Ha Seok. Senyum yang merekah di bibir mungilnya menambah kesan cantik pada gadis itu. Dengan dress selutut berwarna putih dan jepit rambut berwarna senada, gadis itu melangkah menghampiri Ha Seok yang terus menatapnya dalam diam. Pandangan mata pria itu seolah terkunci kepadanya.
"Annyeong. Apakah penampilanku aneh? Mengapa kau terus memandangiku seperti itu?" tanya gadis itu begitu ia berdiri tepat di hadapan pria itu.
Ha Seok segera menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kau terlihat cantik."
Kalimat itu mampu membuat gadis itu tersipu.
Pria itu sontak merasa gelagapan layaknya seseorang yang tidak sadar mengutarakan perasaannya. "Eum, apakah kau tadi kesulitan untuk tiba di sini?" tanyanya mengalihkan kecanggungan yang tiba-tiba tercipta.
"Tidak juga. Aku memesan mobil online dan itu sangat memudahkan perjalanan kemari," balas gadis itu.
Ketika tengah asyik berbicara, seseorang melangkah dari kejauhan meneriakkan nama gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...