Setelah melalui Jembatan Wonhyon, mobil itu berhenti tepat di Taman Hangang Yeouido. Ha Seok melangkah keluar diikuti oleh Eun Bi. Keduanya pun mulai mengambil beberapa barang bawaan. Lantas melangkah untuk mencari tempat duduk.
Sebuah pemandangan Sungai Han yang begitu luas tersaji di hadapan mereka. Langit senja yang turut menghiasi membuat pemandangan itu tampak memesona. Permukaan air tampak bergelombang memancarkan sinar matahari sore. Semilir angin musim semi yang berhembus menerbangkan setiap anak rambut.
Ha Seok mendirikan easel yakni alat penyangga berkaki tiga untuk mendudukan kanvas. Setelah itu ia menaruh sebuah kanvas putih bersih di sana. Berikutnya ia menyiapkan palet, kuas dan cat warna di samping gadis itu duduk.
Eun Bi yang merasa diperlakukan dengan special hanya dapat menatap setiap gerak-gerik pria itu. Ia tidak tahu apa rencana pria itu membawanya ke sana dengan berbagai peralatan melukis.
"Nah, sekarang kau dapat mulai melukis," ucap Ha Seok setelah merasa seluruh persiapan selesai dilakukan.
Menangkap sebuah tatapan bertanya dari gadis itu, Ha Seok kembali bersuara untuk menjelaskan maksud tujuannya.
"Aku ingin membantumu menemukan sebuah inspirasi dengan memberikan tempat yang tenang seperti ini untuk melukis. Kau memang dapat melukis di studio seniku, tetapi aku rasa di sini akan jauh lebih baik. Kau dapat merasakan semilir angin dan pamandangan yang indah di depan sana," ucap pria itu.
"Aku ingin membantumu untuk membuktikan bahwa karya itu adalah milikmu. Kau bisa mengatakan kepadaku jika memerlukan bantuan," lanjutnya.
"Aku mengerti. Gomawoyo," balas gadis itu tulus. Ia lantas mengambil beberapa cat warna dan menuangkannya ke atas palet.
Sementara Eun Bi asyik melukis, pria itu senantiasa menemaninya di sisinya. Ia juga membuka bekal yang telah di siapkan gadis itu sebelum berangkat. Tak lupa, Ha Seok membaginya kepada Eun Bi untuk disantap bersama.
Tidak ada yang dapat dipungkiri jika pada saat itu Eun Bi merasa begitu bahagia. Ia merasa seolah benar-benar hidup. Kegiatan kecil yang ia lakukan bersama pria itu benar-benar membuatnya bahagia. Sebelumnya ia tidak mengira jika duduk memandang Sungai Han sembari melukis adalah sesuatu hal yang sangat menyenangkan.
***
Di tempat lain, Jung Min dan Eun Ji melangkah mengitari rak-rak buku yang menjulang tinggi. Mereka sudah berkeliling selama tiga puluh menit, tetapi gadis itu tak kunjung mendapatkan satu buku yang ingin dibelinya. Sebenarnya Eun Ji hanya ingin mengulur waktu lebih lama. Namun, ketika melihat ekspresi wajah Jung Min yang mulai tampak bosan ia pun segera mengambil salah satu buku secara asal.
Pria itu melirik ponselnya saat terdapat sebuah pesan masuk. Ia tampak mengetik untuk membalas pesan tersebut. Ketika Jung Min selesai membalas pesan tersebut, barulah Eun Ji melangkah menghampirinya.
"Jung Min-ah, aku sudah selesai. Aku akan membayarnya sebentar," ucap gadis itu.
"Oh, baiklah."
Setelah selesai membayar, keduanya melangkah keluar dari toko buku. Eun Ji yang melihat langit masih cerah tampak kebingungan bagaimana cara mengulur waktu kembali.
Jung Min yang telah naik ke atas motornya dan hendak memberikan helm kepada gadis itu menjadi terdiam seketika.
"Apa yang kau lakukan di sana?" ucapnya melihat Eun Ji yang terdiam di tempat dengan tatapan kosong.
"Oh? Tidak ada," balas gadis itu berlari kecil menghampirinya.
Eun Ji mulai memakai helm di kepalanya. Ia terlihat ragu sejenak untuk bertanya kepada pria itu. Namun, ia harus mengatakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...