Suasana lingkungan kampus yang ramai menyambut Eun Ji. Para mahasiswa saling bercanda gurau di setiap sudut kampus. Gadis itu terus mengedarkan pandangannya menatap sekeliling. Ia tahu jika tidak akan menemukan sosok yang dicarinya di sana. Namun, ia ingin tetap memegang teguh arti dari 'keberuntungan'. Siapa tahu secara tidak sengaja ia akan menemukan keberadaan Eun Bi di antara para mahasiswa lainnya.
"Eun Bi-ya, di mana kau sebenarnya? Kau bahkan tidak pulang ke rumah," lirih Eun Ji yang tampak begitu cemas.
Saat pandangannya tertuju ke samping untuk mengamati gedung fakultas seni, Eun Ji yang tidak memerhatikan langkahnya alhasil menabrak seseorang di depannya.
"Akh, maaf saya tidak sengaja," tutur gadis itu sedikit membungkuk.
Seorang pria yang tengah menelpon di hadapannya itu berbalik menatapnya. Ia menurunkan kaca mata hitam yang bertengger di hidung mancungnya.
"Tidak apa-apa," balasnya santai.
"Oh, Jung Min-ah! Apa yang kau lakukan di sini?" ucap gadis itu ketika mengenali teman satu kelasnya. Mereka berdua hanya saling mengetahui nama karena berada di jurusan dan kelas yang sama.
"Aku sedang menghubungi Ha Seok hyung untuk menanyakan perihal motor, tetapi tidak tersambung," ucap Jung Min.
"Ah, begitu rupanya."
"Apakah kau akan pergi ke kelas?" tanya pria itu sembari memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
"Ya, tentu saja. Kita ada kelas pagi ini," balas Eun Ji.
"Kalau begitu, ayo pergi ke kelas bersama," ajak Jung Min seraya melangkah lebih dahulu.
***
Di salah satu pusat perbelanjaan, Ha Seok dan Eun Bi asyik memilih beberapa keperluan rumah untuk rumah studio pria itu. Eun Bi mengambil beberapa camilan dan peralatan dapur, semetara Ha Seok mendorong troli mengikuti kemana gadis itu pergi. Rumah studio itu memang sangat kosong, bahkan bahan makanan pun tidak ada di dalam kulkas. Hanya terdapat air putih saja di mesin pendingin itu. Ia ingin mengisinya dengan beberapa barang dan bahan makanan sehingga bangunan tersebut layak untuk disebut sebagai rumah seperti pada umumnya. Sebenarnya alasan lainnya adalah agar Eun Bi merasa nyaman saat tinggal di sana.
"Ini atau ini?" ucap gadis itu menimbang dua wajan penggorengan di kedua tangannya.
"Hm, yang ini saja," ucap Ha Seok memilih wajan penggorengan yang berada di tangan kiri gadis itu.
Eun Bi pun memasukan wajan pilihan itu ke dalam troli. Lantas keduanya pun melangkah menuju tempat lainnya.
"Woah!"
Gadis itu terlihat senang tatkala melihat begitu banyak pilihan daging sapi mentah. Ha Seok bahkan dapat melihat mata berbinar gadis itu. Pria itu pun melangkah memutari troli dan berdiri tepat di samping gadis itu.
"Apakah kau ingin makan daging?" tanya pria itu.
"Ya! Aku sangat menyukai daging," balas gadis itu.
"Kalau begitu, kita akan membelinya," ucap Ha Seok seraya memilih beberapa daging kemasan segar di sana.
"Jinjja? Kau sungguh akan membelinya?" tanya gadis itu memastikan.
"Tentu, kau bilang jika menyukainya," balas pria itu.
Gadis itu bersorak senang. Ia pun turut serta memilih daging yang tampak lezat itu.
Ha Seok mengamati gadis itu dalam diam. Tanpa sadar ujung bibirnya tertarik beberapa sentimeter ke atas. Ia senang melihat wajah gadis itu yang tampak begitu ceria. Bahkan untuk sejenak ia tergegun dengan senyum tulus yang menghiasi wajah cantik itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...