Ha Seok terus berlari memasuki gedung fakultas seni. Ia tidak peduli dengan beberapa orang yang tertabrak olehnya. Sebagai gantinya, Jung Min-lah yang berhenti sejenak dan membungkuk meminta maaf.
Ketika sampai di ruang kelas mata kuliah pagi itu, pria itu memblokir pintu masuk. Ia mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Eun Bi di sana.
"Ya! Na Eun Bi memang wanita gila. Ia yang menjiplak karya Moon Byeol, tetapi tidak ingin mengakuinya."
"Itu benar. Kasihan Moon Byeol. Nilainya menjadi belum keluar."
"Teman-teman, sudahlah. Aku tidak apa-apa. Mungkin ia akan mengakuinya nanti," ucap seorang pria yang mengenakan kaus putih dibalut kemeja kotak-kotak berwarna hitam.
Begitu mendengar percakapan tersebut, Ha Seok segera saja menghampiri ketiga pria itu.
"Di mana Eun Bi?"
Ketiga pria itu saling memandang satu sama lain.
Ha Seok yang sudah kehilangan kesabaran pun mulai meninggikan suaranya. "Aku bertanya! DI MANA NA EUN BI?!"
"Kami tidak tahu. Tadi Eun Bi berlari pergi keluar kelas begitu saja," ucap seorang pria bernama Moon Byeol tadi.
Ha Seok pun segera berlari keluar kelas. Jung Min yang masih menarik napasnya di depan pintu masuk kelas pun menatap sosok kakaknya yang kembali berlari menjauh.
"Hah! Aku lelah sekali. Sebenarnya ada apa dengan Ha Seok hyung?"
Saat hendak berlari untuk mengejarnya kembali, dering ponsel Jung Min mengalihkan perhatiannya. Ia merogoh saku celananya dan memeriksa benda pipih tersebut.
"Aish, kelas sudah hampir di mulai. Hyung, apapun masalahmu semoga cepat terselesaikan. Aku harus menghadiri kelas," gumam pria tersebut. Ia pun lantas melangkah keluar gedung fakultas seni dan menuju arah lain yang mengantarkannya menuju ruang kelasnya di grdung fakultas musik.
***
Ha Seok terus berlari mengitari lingkungan kampus. Namun, ia tak kunjung menemukan sosok gadis itu. Perasaan cemas pun menghinggapi hatinya. Pria itu menyisir rambutnya ke belakang dengan jari-jari tangan. Ia tampak frustasi untuk menemukan keberadaan Eun Bi. Ia takut jika suatu hal buruk akan terjadi saat gadis itu merasa tertekan.
Langkah kakinya terus membawa pria itu berkeliling. Kini ia mulai menjajakan kaki di area belakang kampus. Tempat ini cukup sepi karena memang tak banyak mahasiswa yang berada di sana. Saat tengah berlari dalam misi pencahariannya, pria itu sontak menghentikan langkah begitu mendengar suara isak tangis. Ia menajamkan pendengaran dan menoleh mencari sumber suara.
Di bawah sebuah pohon rindang, seorang gadis terduduk seperti tengah berlindung dari terik sinar matahari. Gadis itu menundukkan kepalanya sembari terus terisak.
Ha Seok mulai melangkah mendekat. Ketika ia semakin dekat dengan gadis itu, sorot matanya menangkap kilau dari suatu benda yang tengah di genggam gadis itu. Sontak saja ia segera berlari mendekat.
Ha Seok merebut cutter yang dibawa gadis itu dan melemparkannya ke sembarang arah. Eun Bi yang merasa terkejut mendongak menatap sosok pria itu yang telah berada dj hadapannya. Bukannya berhenti, tangisan gadis itu menjadi kian keras.
Ha Seok berjongkok dan bersimpuh dengan salah satu kakinya. Kedua tangannya mengengang tangan gadis itu. Ia menatap dalam gadis yang tengah menangis tersedu-sedu itu.
"Eun Bi-ya, ada apa? Mengapa kau melakukan hal seperti ini lagi? Bukankah aku sudah mengatakan untuk tetap hidup dan menjalani kehidupan ini?" ucap pria itu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...