Eun Bi melangkah memasuki paviliun yang merupakan studio seni Ha Seok. Tempat itu tidak jauh berbeda seperti saat pertama kali dilihatnya. Banyak sekali lukisan, kanvas dan peralatan melukis di sana. Seperti yang pernah dikatakanya kepada Ha Seok, kebanyakan lukisan di sini dilukis menggunakan aliran ekspresionisme. Sepertinya pria itu sangat senang mengekspresikan perasaannya ke dalam sebuah karya seni.
Eun Bi melangkah mendekati sebuah rak buku yang berada di sudut ruangan. Ia mengamati buku-buku yang berada di sana. Terdapat beberapa buku tentang seni dan cara melukis suatu karya yang baik.
Gadis itu terus menyapukan pandangannya. Sebuah buku bersampul abu-abu menarik perhatian gadis itu. Ia menariknya keluar dari jajaran buku lain. Dibukanya buku tersebut.
Gadis itu menemukan kumpulan foto-foto dari beberapa museum. Tak jarang ia juga menemukan sosok Ha Seok dalam beberapa foto yang berada di sana. Foto itu menunjukkan Ha Seok yang berada di museum dan bertemu beberapa orang di sana.
"Sepertinya ini album foto. Apakah ini semua acara pameran yang pernah di handel olehnya?" gumam gadis itu.
Eun Bi terus membalikkan halaman demi halaman. Gadis itu merasa kagum dengan berbagai pengalaman yang diperoleh pria itu. Tidak hanya di Korea, kesuksesan pria itu bahkan sampai di kancah internasional. Pria itu bahkan pernah menjadi kurator seni di sebuah pameran seni di Amerika.
"Keren sekali."
Suara pintu pagar yang terbuka terdengar oleh telinga Eun Bi. Ia buru-buru mengembalikan album foto itu ke tempat semula dan melangkah keluar untuk menyambut Ha Seok.
Sosok Ha Seok yang hendak memasuki rumah mengubah haluannya mendekat ke arah paviliun begitu melihat sosok Eun Bi keluar dari sana.
"Eun Bi-ya, kau baik-baik saja?"
"Ya. Bagaimana dengan tadi? Apa yang kau lakukan?"
Pria itu tampak menarik napasnya sejenak. Ia pun menatap kedua manik mata gadis itu dengan serius.
"Aku memberinya sebuah tantangan. Aku meminta ia untuk melukis kembali lukisan yang diserahkan kepada Profesor Jung. Aku berpikir itu bisa membuktikan apakah ia benar mencuri lukisanmu atau tidak," ucap Ha Seok menjelaskan rencananya.
"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk membantu rencanamu?" tanya Eun Bi.
"Kau mengingat lukisanmu dengan baik, kan?"
"Tentu saja."
"Aku ingin kau juga melukis lukisan yang sama persis dengan lukisan tersebut," pinta Ha Seok.
Memahami apa yang diinginkan oleh pria itu, Eun Bi mengangguk kepalanya.
***
Pagi hari Ha Seok telah siap dengan setelan kemejanya. Ia tengah menuangkan susu putih ke dalam gelas tepat ketika Jung Min keluar dari kamarnya.
"Oh, Jung Min-ah. Kemarilah. Ini sarapan untukmu," ucap Ha Seok meletakkan segelas susu yang baru saja dituangkannya ke samping piring berisi sandwhich.
Jung Min melangkah mendekat sembari terus memerhatikan penampilan kakaknya itu. "Hyung, apakah ada sebuah acara hari ini?"
"Tidak ada," balas Ha Seok seraya mendudukkan diri di kursi bersiap untuk menyantap makanannya.
Orang tua mereka yang baru saja keluar dari kamar turut bergabung di meja makan.
"Ha Seok-ah, kau sudah rapi sekali. Apakah ada acara hari ini?" tanya Hae Ra persis seperti pertanyaan Jung Min.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meeting You | 너를 만나다
Teen FictionSial, seseorang datang dalam hidupku. Seseorang yang tak diundang, tanpa permisi mengetuk pintu yang telah kututup rapat. Ia orang yang selalu menggoyahkan diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus mendengarkan perkataan orang itu, bahwa...