Chapter 2

131 7 0
                                    

Langit yang tadinya cerah berubah menjadi gelap, seakan ikut merasakan kelabunya hati seorang Rose Scott. Wanita berambut merah itu masih menangis di sisi tubuh Nick. Air matanya seakan tak pernah habis untuk mencurahkan segala rasa sakit dan kecewanya. Nick tidak dapat berbuat banyak selain memberikan sapu tangannya untuk Rose. Karena dia tidak ingin lepas kendali merengkuh tubuh Rose ke pelukan, memberi ketenangan pada wanita yang masih bertahta hatinya.

Nick seorang pengusaha dan Jaksa terkenal, bagian dari keluarga Jacob yang terpandang. Tidak ingin timbul skandal karena merengkuh tubuh Rose ke dalam pelukannya. Bagaimana pun juga wanita ini masih berstatus sebagai seorang istri. Walau sedang dalam proses perceraian, tetap saja dia tidak ingin timbul skandal dari kedekatan itu.

“Sudahlah, kau tidak perlu menangis dan menyesali semuanya. Karena semuanya telah terjadi dan sekarang kau harus menata hidup kembali setelah bercerai dengannya,” ucap Nick sembari membelai lembut punggung Rose turun naik.

“Terima kasih, Nick,” Rose menghapus air mata di pipinya sembari menatap Nick yang tersenyum tulus padanya.

“Apapun akan aku lakukan untukmu,” balasnya.

Rose menelan saliva dengan susah payah, rasanya seperti ada kerikil di tenggorokannya. Terlalu sulit untuk bernapas, atau bahkan sangat sulit bicara. Mengingat bagaimana perlakuan Nick padanya selama ini, bahkan saat mereka bersama dulu. Dia lupa kapan terakhir kalinya lelaki itu membuatnya kecewa atau tidak mendengarnya. Bahkan saat ia ingin berpisah pun dikabulkan oleh Nick, semua demi kebahagiannya. Kebahagiaan yang tidak bisa dia dapatkan jika tidak dengan seorang Nick Jacob.

Terlalu lama saling pandang membuat sepasang anak manusia itu lupa akan dunia. Sampai titik demi titik hujan turun dari langit untuk menyirami bumi telah membasahi tubuh keduanya. Nick yang lebih dulu memutus tatapan mereka, segera membawa tubuh Rose untuk berlari menuju gedung pengelola taman bermain. Para staf di sana sudah menghambur ke arah Nick dan Rose yang tubuhnya telah basah, memberi handuk bersih pada keduanya.

“Thanks,” ucap Rose lirih, tersenyum getir pada Nick.

Dia tidak tahu lagi harus menyikapi kebaikan Nick seperti apa, rasanya dia memang tidak pantas untuk mendapatkan perhatian dari lelaki itu. Apalagi hatinya sudah cukup terluka dengan pernikahan yang dia jalani hampir satu tahun ini. Akan sangat menyakitkan jika dia kembali memasukkan nama Nick Jacob dalam hidupnya. Lelaki itu telalu baik untuknya, dan bukannya Rose tidak tahu tentang semua kebaikan Nick pada keluarganya. Bahkan lelaki itu membantu perusahaan ayahnya yang nyaris bangkrut. Sungguh miris.

“Isn’t matter for me,” jawab Nick menutupi rambut merah Rose yang basah dengan handuk.

Keduanya berjalan menuju lift yang akan membawa mereka ke lantai teratas gedung ini. Tempat khusus untuk keluarga Jacob jika mereka datang ke taman bermain, lebih tepatnya lantai khusus untuk cucu kesayangan Philips Jacob. Hanya Halsey yang sering mengunjungi tempat ini dengan Nick, jika gadis ceria itu akan bersenang-senang maka berbeda dengan Nick. Lelaki itu akan mengenang masa lalunya dengan menatap biang lala tempatnya mencium gadis untuk pertama kalinya. Rose Scott, kekasih dan cinta pertama seorang Jaksa tampan itu.

“Masuklah,” ucap Nick ketika pintu lift terbuka.

Rose masuk lebih dulu ke dalam lift, dan disusul oleh Nick di belakang. Selama berada di dalam lift keduanya lebih memilih diam dan tak bicara apapun, larut dalam pikiran masing-masing. Sampai denting lift berbunyi, sebagai penanda mereka telah sampai di lantai yang di tuju. Nick berjalan mendahului Rose sebagai penunjuk jalan menuju ruang istirahat milik keluarganya. Setelahnya dia membiarkan Rose untuk membersihkan diri dan juga berganti pakaian. Sebelumnya Nick telah meminta ijin pada adik kecilnya untuk meminjam beberapa pakaian untuk dikenakan Rose.

The Prosecutor Billionaire - Serial The Jacob 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang