Chapter 10

98 7 0
                                    

Lelaki tampan dengan jas hitamnya tengah berjalan menyusuri koridor gedung Kejaksaan Tinggi Inggris. Dia tengah disibukkan dengan kasus penyeludupan narkoba yang dilakukan oleh salah seorang pejabat Parlemen. Kali ini Nick bekerja sama dengan paman dan juga sepupunya yang merupakan pengacara terkenal. “Kak, apakah semua data telah siap?” tanya Henry pada Nick yang baru saja menghentikan langkahnya di depan ruang pengadilan.

“Sepertinya ini akan jadi masalah besar untuk kita, Henry. Karena dia kasus ini melibatkan banyak pihak dan temuan lain mengatakan bahwa ada kasus korupsi juga di dalamnya,” ucap Nick sebelum membetulkan dasinya yang terasa sangat mencekat leher.

“Hi, Kids. Apakah semuanya telah siap?” tanya Karl yang baru saja tiba di depan ruang persidangan.

“Sudah, Paman. Dan sepertinya kita harus menyiapkan banyak energi dalam persidangan kali ini,” ucap Nick berjalan menyusul Karl yang lebih dulu memasuki ruang persidangan, disusul oleh Henry.

Persidangan dengan kasus sejenis yang biasanya memakan waktu tiga sampai empat jam, kini terasa lebih lama karena ini menjadi salah satu masalah besar tahun ini. Seorang anggota parlemen Inggris menjadi penyeludup narkoba, bahkan telah lama menjadi incaran Interpol. Belum lagi fakta baru yang menyatakan adanya tindakan korupsi masal oleh beberapa anggota parlemen lainnya. Kini The Jacob kembali menjadi sorotan publik, kasus besar ini berhasil mereka tangani bahkan menguak tindak kejahatan lainnya.

“Jangan kalian pikir telah menang! Silakan saja kalian tersenyum hari ini! aku pastikan kalian akan menangis nanti!” teriak lelaki bertubuh gemuk yang sebagian rambutnya telah memutih.

“Cih. Pikirkan saja nasibmu,” decih Nick mengabaikan lelaki tambun itu dan memilih untuk keluar dari ruang persidangan.

“Kau jangan melawan orang-orang seperti itu, Nick. Kau tidak pernah tahu apa yang ada di dalam otak mereka, bukan tidak mungkin dia akan mencelakakan keluarga kita,” tegur Karl mencoba untuk menyadarkan keponakannya jika mungkin saja ada bahaya yang mengintai.

“Kupastikan dia akan membusuk di penjara,” Nick berucap sambil memasukkan kedua tangan ke dalam saku celananya.

“Kak Nick benar, Dad. Kesalahannya terlalu banyak dan sangat merugikan Negara juga orang banyak. Tidak mungkin dia akan berpikir untuk berbuat jahat pada keluarga kita,” ucap Henry membenarkan ucapan Nick.

“Kita tidak pernah bisa tahu isi hati dan pikiran orang lain. Kalaupun kita bisa membaca bahasa tubuh, mimik wajah dan cara tatapnya. Tetap saja kita tidak pernah benar-benar bisa mengetahui apa yang ada di dalam benaknya,” ucap Karl lagi sebelum meninggalkan putra dan keponakannya dalam kebisuan di depan ruang persidangan.

Nick dan Henry masih terdiam memikirkan ucapan Karl Jacob, karena bukan rahasia lagi jika salah satu pengacara terbaik Inggris itu sering kali menerima ancaman ketika menangani sebuah kasus. Bahkan pernah beberapa kali Karl mendapatkan percobaan pembunuhan dari orang tidak dikenal. “Mungkin itu salah satu alasan Daddy menyembunyikan identitas Halsey,” gumam Henry yang masih bisa didengar oleh Nick.

“Sepertinya begitu,” Nick menganggukan kepalanya dan berlalu meninggalkan Henry menuju parkiran mobil.

Lelaki bertubuh tegap itu terus berjalan penuh percaya diri, dia tidak mau terlalu memikirkan apa yang diucapkan salah seorang terdakwa tadi. Karena baginya setelah persidangan selesai, hubungannya dengan para terdakwa di pengadilan itu juga telah selesai. Kini dia telah berada di dalam mobil dan siap untuk menuju ke suatu tempat. Hari ini dia memiliki janji temu dengan seorang gadis cantik yang sebentar lagi akan menjadi tunangannya, Anne Foster.

Nick terus memacu mobilnya menuju salah satu restaurant ternama di London, yang berada tidak jauh dari Philips Jacob’s Hospital. Rencananya dia akan menjenguk Rose Scott setelah persidangan, karena semalam Rose baru saja mengalami kontraksi dan sedang diinduksi untuk menjalani proses persalinan. Tetapi dia lebih memilih untuk menemui Anne lebih dulu. Sepertinya hari ini keadaan sangat berpihak padanya, jalanan yang biasanya padat kini terasa lengang. Sampai mobilnya telah berhenti tepat di depan sebuah bangunan tua yang tidak alain adalah restaurant tempatnya dan Anne bertemu.

Dengan gagahnya Nick keluar dari mobil sport hitamnya, menggunakan kaca mata hitam yang bertanggar tepat di hidung mancungnya, mencuri perhatian beberapa pengunjung restoran lainnya. Anne yang tengah sibuk memainkan ponselnya menyadari kehadiran Nick dari suara-suara beberapa gadis yang duduk tidak jauh dari mejanya. Nick bukanlah sosok biasa dan hampir semua orang di penjuru Britania Raya mengenalnya. “Hei,” sapa Nick sembari mengecup pipi Anne yang memerah karena malu.

Terdengar nada kecewa dari beberapa pengunjung wanita yang sejak tadi memperhatikan Nick, yang ternyata tengah bersama gadis canti di depannya saat ini. Anne memegangi pipinya yang terasa hangat karena ini adalah kali pertama Nick memperlakukan dirinya dengan begitu manis. “Kau lama sekali,” keluh Anne yang mulai sadar dari euforianya.

“Sidangnya berat dan melelahkan,” jawab Nick sembari melambaikan tangan pada seorang pelayan.

“Grilled Lobster and Red Wine,” ucap Nick setelah membaca buku menu yang beberapa saat lalu diberikan oleh pelayan.

Dia mengangguk pelan pada pelayan yang telah berlalu dari meja tempatnya dan Anne, wajahnya kembaliu terlihat begitu serius. Kali ini Nick sungguh ingin mengatakan kebenarnya pada gadis cantik di depannya saat ini. Ada banyak hal yang Anne tidak ketahui tentangnya dan rasanya tidak adil jika membiarkan gadis cantik ini dalam ketidak tahuannya.

“Kurasa kita tidak perlu melanjutkan pertunangan ini,” ucap Nick yang membuat Anne menghentikan gerakan mengunyahnya.

“Maksudnya?” tanya Anne bingung dengan ucapan Nick yang menurutnya sangat mendadak.

“Kita tidak perlu melanjutkan pertunangan ini, aku tidak ingin kau terluka nantinya,” ucap Nick lebih serius.

Anne telah menghentikan acara makannya, dia lebih tertarik untuk mendengarkan ucapan lelaki yang dalam beberapa hari lagi akan bertunangan dengannya. Bukannya dia tidak tahu jika lelaki di depannya ini belum mencintainya, tetapi dia masih mengharapkan pertunangan ini. Besar kemungkinan Nick akan jatuh cinta padanya selama pertunangan nanti, tetapi belum benar-benar melangkah dia sudah harus dipukul mundur.

“Aku tahu jika selama ini kau sangat menyukaiku, atau bahkan memang benar jika kau sangat mencintaiku. Tetapi harus kuakui jika perasaanku padamu tidak lebih dari rasa seorang kakak pada adiknya. Apalagi kau adik dari sahabatku, Belinda dan aku tidak ingin menyakitimu dengan pertunangan ini. Yang mana semua ini hanyalah sebuah kepalsuan semata, hatiku bukan untukmu, Anne. Not you, my heart still keep Rose Scott as the owner. Sorry,” ucap Nick berusaha tenang agar tidak membuat Anne semakin terluka dengan kejujurannya.

“Apakah tidak ada kesempatan sedikit saja untukku mengisi ruang di hatimu?” tanya Anne dengan suara bergetar.

“Maaf. Aku tidak bisa memaksakan hati ini jika pada kenyataannya hatiku sama sekali tidak menginginkanmu untuk tinggal di sini,” tunjuk Nick pada dadanya yang semakin membuat Anne terluka.

“Belinda Foster? Apa semua ini karena kau memiliki hubungan  dengan kakakku?”

“Sama sekali tidak ada hubungannya semua keputusanku ini dengan Belinda, justru Belinda-lah yang memintaku menerima pertunangan ini. Tetapi sungguh hati ini masih dimiliki oleh Rose Scott, bahkan ada wanita selain Rose yang diam-diam telah masuk ke hatiku,” jawab Nick tegas yang tanpa sadar mengungkapkan jika ada wanita lain selain Rose Scott.

Anne menghela napas lelah sembari berpikir, apalagi Nick mengatakan jika ada wanita lain selain Rose Scott yang telah berhasil memasuki hatinya. Mungkinkan itu sang kakak? Belinda Foster yang dia tahu cukup dekat dengan Nick. Tetapi sepertinya tidak mungkin Belinda mampu untuk mengkhianatinya. “Siapa wanita lain itu?” tanya Anne lirih walau dalam hati dia sungguh terluka dan berusaha untuk menguatkan diri.

“Aku tidak bisa memberitahumu, bahkan Belinda pun tidak tahu siapa orang yang kumaksud,” ucap Nick tegas dan berhasil membungkam Anne agar tidak bertanya lebih lagi.

“Baiklah. Aku akan mengatakannya pada Daddy, jika kau membatalkan pertunangan ini,” ucap Anne berusaha tersenyum.

“Tidak perlu. Nanti malam aku akan menemui ayahmu dan meminta maaf secara langsung.”

Anne menundukkan kepalanya, berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya yang telah berada di sudut mata. Rupanya benar, pengaruh Rose Scott sangat besar pada seorang Nick Jacob. Tidak ada kesempatan baginya untuk merengsak masuk ke dalam hati lelaki berhati dan berwajah dingin itu. Dan siapakah wanita lain yang dimaksudkan Nick tadi? Sungguh beruntung wanita itu diakui oleh Nick Jacob yang selama hidupnya hanya mencintai Rose Scott.

The Prosecutor Billionaire - Serial The Jacob 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang