Philips Jacob’s Hospital terlihat cukup sibuk seperti biasanya, seorang dokter cantik berkacamata tampak terlibat perbincangan dengan beberapa perawat di nurse station. Dia terlihat memeriksa beberapa laporan medis dari beberapa perawat yang bertugas pagi ini. “Dokter, bagaimana kabar si tampan?” tanya salah seorang perawat yang kebetulan biasa bertugas dengannya.
“Dia sudah bisa membalik-balik tubuhnya, walau kadang kesulitan karena bobot tubuhnya yang cukup berat,” jawab dokter cantik itu ramah.
“Dokter JB, waktunya Mrs. Russells diperiksa,” ucap seorang perawat laki-laki yang baru saja tiba di nurse station.
“Baiklah. Saya akan memeriksanya dulu, bisa kau tolong siapkan beberapa obat dan vitamin yang dia butuhkan,” ucap dokter cantik yang lebih dikenal dengan panggilan Dokter JB Foster di rumah sakit milik Philips Jacob ini.
Tubuh tinggi semampainya terlihat bak super model yang tengah berjalan di atas catwalk, hanya saja tubuh tinggi itu tengah berjalan di koridor rumah sakit. Snelli putih membalut pas di tubuhnya, dengan stetoskop melingkar di leher jenjangnya. Dia berdiri tepat di depan sebuah ruang rawat VVIP yang ada di rumah sakit ini, salah satu rumah sakit swasta mewah dengan fasilitas yang lengkap. “Selamat siang, Nyonya. Russells. Bagaimana perasaan anda hari ini? Apakah jauh lebih baik dari kemarin?” tanyanya ramah khas dokter saat mengunjungi pasiennya.
“Siang, Dokter. Perasaan saya jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya saja terkadang rasa sakit di perut terasa lebih menyakitkan jika terjadi kontraksi,” ucap Rose berusaha untuk duduk dan dibantu oleh perawat yang sejak tadi mengikuti Dokter JB Foster.
Beberapa menit lamanya Dokter JB Foster memeriksa Rose, sampai pemeriksaannya telah selesai dan ia memutuskan untuk pergi. Namun baru saja langkah kakinya mendekati pintu, terdengar suara Rose yang lembah memanggil namanya. “Dokter!”
Dokter JB Foster berbalik dan menaikkan sebelah alisnya saat menatap Rose yang memberikan wajah memohon padanya. Dia tidak mengerti dengan wanita hamil di hadapannya ini, tetapi dia memutuskan untuk menghampiri Rose setelah meminta perawat yang tadi menemaninya pergi. “Ada apa, Nyonya. Russells?” tanyanya ketika telah berdiri tepat di sisi ranjang rawat Rose.
“Tolong katakana kebenarannya pada saya,” pinta Rose yang sayangnya tidak dimengerti oleh dokter cantik itu.
“Nick Jacob. Tolong katakan kebenaran tentang kalian,” ulang Rose dan kali ini ikut menyebutkan nama mantan kekasihnya.
“Maksud anda apa, Nyonya. Russells? Saya tidak paham dengan kebenaran yang anda pertanyakan di sini,” jujur Dokter JB Foster.
“Saya beberapa kali melihat Dokter menahan diri untuk masuk ke dalam ruangan ini tiap kali Nick berada di sini. Dan beberapa kali juga saya melihat Dokter memberi tatapan penuh cinta dan terluka di saat yang bersamaan ketika melihat Nick merawat saya. Jadi sebenarnya apa kebenaran di balik semua sikap Dokter selama ini?”
Cukup lama Dokter JB Foster terdiam setelah mendengar pertanyaan dari Rose, karena pada kenyataannya semua yang diucapkan Rose adalah benar. Dia sering kali menahan diri agar tidak masuk ke dalam kamar rawat wanita hamil itu. Dan terkadang tanpa sadar ia memberikan tatapan terluka dan cinta secara bersamaan pada Nick Jacob. Apakah sebegitu besar ikatan yang terjalin antara Nick Jacob dan Rose Scott?
“Anda tidak perlu bingung dengan ikatan yang terjalin di antara kami. Karena seberapa besar apapun cinta di hati kami, takdirnya tetap tidak akan pernah bisa bersama,” lirih Rose sembari membelai perut besarnya dengan sayang.
Dokter JB Foster baru saja ingin membuka mulut ketika ponselnya berdering, panggilan video dari sang ibu. Rose mengerjapkan mata sebagai isyarat jika tidak ada masalah apabila dokter cantik itu menjawab panggilan pada ponselnya. “Maaf, Nyonya. Russells.”
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prosecutor Billionaire - Serial The Jacob 4
RomanceNB : Mengandung adegan dewasa dan kekerasan. Harap bijak dalam membaca. Nick Jacob, seorang Jaksa terkenal dan berprestasi di Inggris. Sebagai bagian dari keluarga bangsawan Britania Raya, Nick selalu mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi tidak den...