Chapter 23

97 6 0
                                    

Saat ini di depan lobi hotel berbintang milik Nick, lelaki itu menjadi pusat perhatian bersama dengan wanita dan putranya. Dia tidak peduli lagi dengan apa yang orang lain pikirkan tentangnya yang meninggalkan calon tunangannya dan mengejar wanita lain. Yang pasti saat ini dia sangat bahagia karena telah berhasil membuat Trysha dan Bryan kembali padanya. Tidak ada hal yang lebih membahagiakan bagi seorang Nick Jacob selain kedua harta berharganya ini.

“Thank you, Love. Cause you make him alive,” ucap Nick sebelum mencium lembut bibir Trysha.

Awalnya hanya sebuah kecupan ringan dan lembut yang lama kelamaan berubah menjadi sebuah ciuman yang menuntut. Nick sangat merindukan bibir wanita ini, bibir yang berhasil membuatnya lepas kendali hampir 2 tahun lalu. Hingga membuat Bryan hadir di dunia ini, sungguh Nick menggilai sentuhan Trysha pada dirinya.

“Aku merindukanmu,” lirih Nick setelah ciuman mereka terlepas dan dia menatap dalam mata wanitanya yang berkaca-kaca.

“Bryan, Daddy sangat merindukanmu juga,” ucap Nick mencium gemas pipi bulat putranya.

“Kembalilah ke dalam, aku dan Bryan harus pergi,” ucap Trysha lembut sembari membelai rambut halus di sepanjang rahang Nick.

“Kau mau pergi ke mana? Kalian akan selamanya berada di sisiku, menjadi bagian hidupku. Aku tidak memberi kalian ijin untuk pergi,” ucap Nick tegas dan penuh penakanan.

“Kau selalu bertindak semaumu dan posesif seperti itu, bahkan kata-katamu selalu saja tajam,” protes Trysha mulai mengeluarkan tatapan tajamnya pada Nick.

“Walaupun begitu kau tetap mencintaiku, bahkan kau selalu mengawasiku dari jauh ataupun dekat. Terima kasih, sayang,” ucap Nick lagi dengan senyum kemenangan sebelum mengecup sekilas pipi Trysha yang merona merah.

“Semuanya, mohon maaf atas kekacauan ini. Sekarang saya akan pergi dengan keluarga kecil saya untuk melepas rindu, kalian lanjutkan saja pestanya,” ucap Nick dengan senyum lebarnya sembari membawa pinggang Trysha dalam dekapan posesifnya.

Wanita cantik dan seksi itu tersenyum canggung pada mereka yang menatapnya tidak percaya. Terutama keluarga Jacob yang telah bersusah payah mencarinya selama ini, yang nyatanya tidak berada jauh dari jangkauan mereka. Dan sekarang Trysha merasa jika Nick sungguh mencintainya dan juga Bryan, walau masih ada setitik keraguan itu dalam hatinya. Karena bagaimana pun juga dia ingat semua perlakuan Nick dan ucapan perpisahan lelaki itu pada mendiang Rose Scott.

Keluarga kecil yang berbahagia itu akhirnya memasuki mobil mewah yang dikendarai seorang sopir keluarga Jacob yang disiapkan Philips Jacob. Rencananya Nick akan membawa keluarga kecilnya ke sebuah mansion milik keluarga Jacob, dia ingin menghabiskan akhir minggu ini dengan keluarga kecilnya. Banyak hal yang dia dan Trysha harus bicarakan, terutama tentang semua alasan wanita itu menghindarinya.

Sepanjang perjalanan kedua orang tua Bryan itu lebih banyak diam, jika Nick terus menatap wajah Trysha maka berbeda dengan wanita cantik itu. Sejak tadi Trysha lebih memilih untuk melihat keluar jendela mobil, dia melihat gemerlap lampu jalan yang menerangi Kota London. Namun secara tidak terduga wanita itu buka suara ketika mobil yang mereka tumpangi melewati sebuah biang lala besar. Biang lala yang berada di kawasan taman bermain milik keluarga Jacob itu menyimpan berjuta kenangan Nick dengan Rose Scott.

“Apa kau masih akan menaiki biang lala itu setelah kepergiannya?” tanya Trysha menunjuk biang lala besar yang bersinar karena cahaya lampunya yang sangat indah.

“Kenapa kau bertanya seperti itu?” Nick balik bertanya tanpa menjawab pertanyaan Trysha.

“Aku hanya berpikir jika kelak kau tidak akan mau mengajak Bryan menaikinya karena terlalu banyak kenangan kalian di sana,” lirih Trysha dengan tatapan dalamnya pada Nick.

“Apapun akan aku lakukan untukmu dan Bryan,” jawab Nick pasti sembari melirik putranya yang terlelap dalam pangkuannya.

“Termasuk bersinggungan dengan masa lalumu? Lukamu?”

“Termasuk kedua hal yang kau tanyakan itu,” jawab Nick tanpa keraguan sembari meraih tangan Trysha yang berada tidak jauh dari jangkauannya.

Akhirnya mereka kembali pada kebisuan dan kecanggungan setelah pertanyaan yang sejak lama bersarang di dada wanita itu. Wajar saja jika Trysha mengetahui tentang kenangan Nick dengan Rose Scott, karena dia sering kali mendengan Rose bercerita tentang Nick dan kenangan mereka tiap kali mengunjungi wanita cantik berambut merah itu. Trysha bukanlah orang baru dalam kehidupan Rose Scott, mereka cukup lama saling mengenal dan sebelum kejadian di klab itu pun Trysha sudah pernah bertemu Nick sebelumnya. Hanya saja lelaki itu tidak begitu mengingat atau bahkan tidak memperitungkan kehadirannya, karena selama ini fokus lelaki itu hanya pada Rose Scott.

Mobil mewah itu memasuki gerbang besi hitam dengan tinggi menjulang, di depannya ada jalan dan air mancur di ujung jalannya. Tepat di depan berdiri sebuah mansion mewah dengan gaya klasik seperti milik keluarga Jacob pada umumnya. Mobil mewah itu berhenti di dekat tangga yang akan membawa keluarga kecil itu menuju bangunan utama mansion, dengan Nick yang setia menggendong tubuh putranya dan menggandeng mesra tangan Trysha.

“Selamat datang di mansion keluarga Jacob,” ucap Nick ketika mereka sudah berada di anak tangga teratas dan menghadap pintu kayu dari pohon oak yang tinggi menjulang.

“Kenapa kau membawa kami kemari?” Trysha menatap Nick dengan penuh tanya.

“Aku ingin menghabiskan minggu ini dengan keluarga kecilku, dengan kalian yang sangat berharga dalam hidupku,” jawabnya dengan menarik pinggang Trysha sehingga kini tubuh mereka rapat.

“Tetapi besok aku harus bekerja, Nick,” tolak Trysha.

“Aku akan meminta ayahmu memberimu izin untuk bersamaku, bahkan aku akan memintanya memecatmu agar terus bisa bersamaku di mansion ini,” ucap Nick penuh penekanan dan sarat akan rasa kepemilikan yang kuat.

“Aku tidak bekerja dengannya, tetapi dengan Kakek.”

“Kalau begitu aku akan meminta Kakekku yang mengurusnya dengan Kakekmu,” ucap Nick tidak terbantahkan dan berhasil membawa tubuh Trysha dan Bryan memasuki mansion mewah itu.

Ketiganya disambut ramah dan hangat oleh para pekerja yang selalu berada di mansion besar ini, mereka telah tahu akan kehadiran Nick dan keluarga kecilnya. Philips mengatur dengan sedemikian rupa, pria paruh baya itu sangat mengerti apa yang diperlukan dan dibutuhkan oleh keluarganya. Bahkan saat dia melihat Nick turun dari panggung pun semuanya telah dia siapkan. Philips menghubungi sopirnya khusus untuk mengantar Nick dan keluarga kecilnya ke mansion ini.

“Selamat datang, Tuan,” ucap mereka ramah dan penuh kehangatan.

“Perkenalkan tunanganku, Trysha dan putraku, Bryan,” ucap Nick ramah pada mereka yang segera menyapa hangat Trysha dan juga mereka memandang gemas pada Bryan yang terlelap dalam pekukan sang ayah.

Nick membawa Trysha dan Bryan memasuki kamarnya di mansion ini, kebetulan ini adalah mansion yang dihadiahkan Philips padanya ketika ia lulus ujian Jaksa di Kejaksaan London. Kamar itu mewah dan interiornya sangat memanjakan mata, bahkan Trysha harus mengakui jika ukuran kamar ini tiga kali lebih besar dari ukuran kamar di mansion orang tuanya.

“Ini kamar kita,” ucap Nick sembari meletakkan Bryan di dalam boks bayi yang telah tersedia di dalam kamar itu.

The Prosecutor Billionaire - Serial The Jacob 4Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang